Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

BAGIAN EMPAT PULUH : Senyumnya Kembali.

H-7 MENUJU ENDING

NOW PLAYING : Briella Von Hugel - After the Heartbreak

***

***

BAGIAN EMPAT PULUH

 👧 : u look super cute when u smile.

👦 : I automatically smile when I see you.

***

LIBUR semester ganjil telah usai. Ini adalah hari pertama siswa Nusa Cendekia kembali sekolah, semua wajah berseri-seri. Begitupula Shea, dia tak sabar untuk jajan di kantin, tidur di perpustakaan sekolah, main ke ruang musik dan bertemu dengan Gara. Meskipun jauh dilubuk hatinya dia merindukan Adnan, selama libur sekolah dia tak tahu kabar apapun tentang Adnan, sosial medianya pun memblokir kontak Shea. Adnan benar-benar tidak mau diganggu. Jadi, hanya di sekolah Shea bisa bertemu dengan Adnan meskipun dari jauh.

Rasa itu masih ada. Shea tak memungkirinya, padahal biasanya dia akan dengan mudahnya melupakan. Mungkin karena sebelum ini Adnan terlalu baik padanya, jadi dia sudah terlalu nyaman juga berada di dekat Adnan.

"Jangan bandel ya." Orion menepuk kepala Shea, hal itu membuat Shea langsung menepis lengan Orion.

"Emangnya gue bocah apa?" sungut Shea kesal.

"Bocahlah," jawab Orion santai.

"Kalau gue bocah, lo juga bocah, kita kan kembar dodol!"

Orion terdiam sebelum akhirnya dia tertawa. Mereka kembar jadi usia mereka sama, namun Orion selalu menganggap Shea seperti adik kecil yang berbeda beberapa tahun darinya. Mengingat sifat Shea yang ceroboh membuat Orion berpikir ulang tentang apakah Shea benar-benar kembarannya atau tidak.

"Udah sana, masuk kelas, belajar yang rajin."

"Lama-lama lo udah mirip Pak Akbar ya Yon," cibir Shea.

"Lah kan anaknya."

Benar juga sih. Setelah itu Shea pergi meninggalkan Orion yang masih di parkiran. Shea besenandung kecil, dia siap menyambut sekolah kembali asal tidak dengan tugas-tugas menyebalkan, perasaannya pun membaik.

Libur kemarin membuat Shea menjadi seseorang yang penting.

Tak sengaja dia bertatapan dengan Sagara yang kebetulan juga baru datang, Sagara menoleh ke arah Shea dia tersenyum.

Meski tak menyapa secara lisan, senyuman pagi hari sudah cukup untuk memulai pagi ini. Setelah itu Sagara meninggalkan Shea bersama teman-temannya, mengobrol dan tertawa dengan lepas.

Senyumnya kembali.

Shea menghentikan langkah kakinya, dia menundukan kepalanya dan tersenyum. Pipinya merona merah, ada hal yang tak biasa. Biasanya dia selalu diberi tatapan ketus oleh Sagara, sekarang dia tersenyum manis berasa seperti ada atmosfer yang tak biasa dalam hatinya.

"Haduh disenyumin gitu aja gue udah panik."

"Tenang Shea, tenang, tenang... " Shea mengatur napasnya, kemudian dia melangkahkan kakinya kembali menuju kelasnya.

Tapi, perasaan senangnya tak bertahan lama karena dia mendapati Adnan sedang mengantarkan Katya ke kelasnya. Kebetulan kelas Katya dan kelasnya bersebelahan. Shea menghela napasnya, debaran jantungnya berpacu dengan cepat. Ada rasa canggung, dan dia bingung harus bersikap seperti apa dan bagaimana.

Untunglah Katya tak sempat melihat Shea. Namun, Adnan dan Shea tak sengaja bertatapan. Keduanya terdiam cukup lama, sebelum akhirnya Shea melambaikan tangannya ke arah Adnan dengan senyum yang dipaksakan.

"Hai."

Adnan balas tersenyum, meski Shea pun tau itu senyum untuk menghilangkan kecanggungan di antara keduanya.

"Hai," balas Adnan, "gue duluan."

Shea mengangguk, setelah itu dia hanya menatap punggung Adnan yang lama-lama menghilang dari pandangan matanya. Sakitnya masih ada, namun tidak seperti waktu itu. Shea masih yakin, bahwa ada yang Adnan coba sembunyikan darinya, membuatnya sakit hati dan menganggap Shea akan menjauh.

Jelas. Shea tidak akan menjauh jika Adnan tak menginginkannya, tapi mengjar-ngejar Adnan seperti dulu padahal jelas-jelas ditolak oleh Adnan pun bukan keputusan yang bagus, dia pasti terlihat begitu murahan meskipun Jessica sering mengatakan bahwa Shea tak ada harganya jika bersangkutan dengan Adnan.

"Ngapain lo bengong di depan kelas orang?" tanya Jessica yang baru saja sampai.

"Gak sengaja ketemu kak Adnan sama Katya," jawab Shea.

"Masih berharap?" raut wajah Jessica tak suka, karena itu akan membuat perasaan Shea semakin sakit. Bukannya memulai dengan semangat baru, malah memperbesar luka yang lama.

"Gue hanya bingung kalau ketemu sama kak Adnan dan Katya harus bersikap bagaimana," ujar Shea disertai dengan cengiran khasnya.

"Tinggal lo tampol aja, biar nyadar tuh manusia dua."

Shea menanggapinya dengan tawa. Padahal Jessica mengatakannya serius. Sejujurnya, dia hanya kesal kepada Adnan tidak kepada Katya. Adnan yang seenaknya mempermainkan Shea begitu saja. Tapi, untunglah Shea tidak terlalu bar-bar dengan melabrak Adnan dan Katya langsung.

***

Kebiasaan Shea saat guru sedang menerangkan di depan, dia malah memainkan ponselnya. Mendengarkan guru dia bosan, terlalu banyak teori, padahal lebih baik dibanyakan aksi agar kelas menjadi menarik.

Dulu, dia selalu mengirimkan pesan kepada Adnan, namun sekarang dia tidak bisa melakukan itu mengingat hubungannya dengan Adnan merenggang setelah Adnan mengakui bahwa dia berpacaran dengan Katya.

Membaca satu kontak yang ada diponselnya membuat Shea tersenyum, kemudian dia mengetikan sesuatu disana.

Garandong 👹

U look super cute when u smile ☺️

Tak butuh waktu lama untuk mendapatkan balasan Gara.

I automatically smile when i see you 🙂

Astagfirullah! Dasar tukang ngalus.

Baca chat gue sambil senyum.

ENGGAK!

Maksudnya gue minta sama lo, buat baca chat gue sambil senyum.

Tapi, kalau lo bilang enggak artinya iya.

Huhuhu.

Gue masih belum terbiasa dengan lo semanis ini.

Manisnya ngalahin coklat.

Lo kan suka coklat.
Kalau gue lebih manis dari coklat, artinya lo lebih suka gue daripada coklat.

Siap-siap operasi plastik ya Shey.

Terlalu manis BAHAYA! Gak baik buat kesehatan tau!

Hahaha.
Tengok jendela.

Shea menoleh, dia melihat Gara yang tengah melambaikan tangan ke arahnya. Shea tersenyum melihat kelakuan Gara barusan.

Ngapain lo disana?

Nganter Rangga, liatin Iyis.

Ada perasaan  kecewa.

Sekalian liat lo sih.

Senyum Shea kembali merekah.

Ngapain liat gue, Heh.

Because, you're so special.

Jangan liat hp terus, kayanya guru lo bakalan manggil lo deh sekarang.

Setelah Shea membaca pesan yang dikirimkan Gara, benar saja terdengar suara melengking yang memanggil namanya.

"SHEAAAAAAAAAAAAAA!"

Shea menatap gurunya dengan tatapan tanpa dosa, "Eh ibu... "

"Kamu jawab soal nomer dua," titah gurunya.

"Aduh ibu di duain itu sakit," ujar Shea yang langsung Jessica injak kakinya.

"Baru kemarin ibu senang liat kamu berubah dengan rajin belajar. Sekarang kamu perhatikan lagi, Ibu biarin kamu kali ini karena nilai kamu semester yang lama naik."

Shea mengangguk, padahal dia masih ingin membalas chat Sagara. Tapi, kalau dia kena semprot guru satu kali lagi, pasti nanti akan jadi masalah dengan Akbar dan izin untuk bermain musik lagi akan dicabut lagi.

Akbar hanya meminta Shea supaya bisa seimbang antara pelajaran dengan musik, tidak malas seperti dulu.

"Lo chat sama siapa?" tanya Jessica

"Garandong," jawab Shea

"Lo udah pindah haluan, jadi suka bule?"

"Bule juga menggoda sekarang."

Jessica menggelengkan kepalanya, memang Shea terlalu ajaib jadi orang. Dia kembali memperhatikan soal-soal yang ada di papan tulis, dan mengerjakannya. Begitupula Shea, dia berusaha menyelesaikannya sendiri meskipun hanya satu soal dan sisa soal lainnya dia mencontek kepada Jessica.

Jangan salahkan Shea, dia sudah bersusah payah tapi otaknya tidak mampu secepat Jessica. Salahkan saja Jessica yang terlalu pintar.

***

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA CERITA SHEA

JANGAN LUPA VOTE + KOMEN

Bonus chat Shea + Gara.



Follow instagram :

asriaci13

sheaofc

sheakanaka

sagaramiller

adnan_alhaqqi

With Love,

Aci istri sah dan satu-satunya Oh Sehun.


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro