Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

BAGIAN DUA PULUH(2) : Dibalik Senyum (2)

NOW PLAYING : DEVANO DANENDRA - MENYIMPAN RASA

SELAMAT MEMBACA CERITA SHEA

BAGIAN DUA PULUH (2)

Semakin kita mencintai seseorang, semakin besar pula rasa takut untuk kehilangannya dan sebisa mungkin melakukan cara untuk menjaganya agar orang itu tidak pergi dari kita.

***

SAGARA melepas kacamata yang bertengger dihidungnya, menyimpannya di meja. Sesekali tangan kanannya memijit pelipisnya. Matanya lelah, karena menatap layar laptop seharian ini. Menyelesaikan pekerjaan kantor di rumah, seharusnya seperti biasa.

Tetapi kali ini ada yang membuat Sagara kesal, karena salah satu patner perusahaan yang akan bekerja sama dengan dia meminta bertemu langsung dengan dia, dan Gara tidak bisa melakukan itu.

Karena selama ini Gara bekerja dibalik nama Ayahnya, dia menggantikan Ayahnya yang saat ini masih terbaring koma bersama ibunya di rumah sakit. Semua berita Ayahnya bahwa dia koma disembunyikan, mereka beranggapan bahwa Ayahnya sedang pegi Negara lain. Karena selama ini perusahaan masih berjalan dengan lancar, tanpa mereka tau ada seorang remaja yang mengorbankan masa remajanya untuk menutupi semua itu.

Bukan Sagara tidak mau muncul ke hadapan publik, tapi rasa trauma itu masih menyelimuti dirinya. Kalau seperti itu, tinggal dibatalkan saja kerja samanya.

Selang beberapa menit saat Sagara sedang memikirkan jalan keluarnya dan terus bernegosiasi dengan si pemilik perusahaan agar tak ada pertemuan pintu ruangannya ada yang mengetuk.

"Masuk," ucap Sagara dengan nada dingin.

Seorang pria dewasa dengan balutan jas lengkap masuk ke ruangan Sagara, dia adalah kaki tangan Sagara selama ini. Orang yang Sagara minta membereskan beberapa masalah di perusahaannya. Dia, Arthur.

Dulu, Ayahnya Arthur yang bekerja dengan keluarga Sagara. Namun, Ayahnya meninggal dunia dan sekarang Arthur yang menggantikannya. Arthur besar bersama keluarga Sagara, jadi Sagara tidak pernah menganggap Arthur adalah orang asing. Sagara memang tidak punya teman, tapi dia tidak kesepian selama Arthur bersamanya.

Sagara dulu selalu memanfaatkan Arthur, karena Arthur selalu mau melakukan apapun untuk Sagara. Saat Sagara membunuh seekor kelinci, dia meminta Arthur untuk mengaku bahwa Arthur adalah pelakunya. Karena Sagara tau, jika ayahnya mengetahui hal itu, dia akan diperiksakan ke psikiater, menganggap bahwa ada kelainan dalam diri Gara.

Sejak dulu, dia senang melihat orang yang menurutnya menyebalkan menderita, sampai masa itu terjadi. Sagara benar-benar berterima kasih kepada Arthur, karena tanpa dirinya kini tak ada Sagara di dunia ini.

"Saya rasa, anda harus membaca ini." Arthur memberikan tablet yang berisikan surat kabar dari Internasional New York Times, lalu Arthur langsung menslide bagian i tentang Internasional business times. Disana tertulis.

Sagara Miller heir to the throne who has been rumored disappear back with his position as CEO of Miller Group

Disana juga terpampang fotonya juga diberitakan bahwa dia akan melakukan konferensi pers lusa. 

"Granny?" tebak Sagara, Arthur hanya mengangguk.

Sagara membaca berulang kali berita itu, tangannya mulai gemetar dan Arthur menyadari hal itu. Sesaat Arthur akan mengambil kembali tabletnya, Sagara menurunkan tangannya yang semula diatas meja kebawah.

"Arthur, bisa tinggalkan saya sendri," pinta Gara dengan suara datar

"Gar...," kali ini Arthur memanggil Gara dengan panggilan biasa, tidak formal seperti pertama.

"I'm oke," ucap Gara seolah menjawab kegelisahan Arthur.

"Lo bisa bilang kalau lo gak kuat," ujar Arthur

"Sayangnya gue dilahirkan tak bisa menolak." Sagara tersenyum sekilas, sorot matanya menyiratkan kesedihan yang mendalam.

Arthur ingin Sagara berbagi beban bersamanya, tapi tidak bisa. Karena selama ini Sagara selalu menyimpannya seorang diri, dia menutup rapat-rapat semuanya.

Sesaat Arthur melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangan Sagara, Sagara memanggilnya dan menghentikan langkah kaki Arthur.

"Iya Gar?"

"Tolong urus surat izin ke sekolah selama satu minggu, dan kabari Dokter Tania malam ini untuk kesini, besok kita berangkat ke Amerika. Biar aku yang urus dengan Granny, juga kamu jadi juru bicaraku saat presscon nanti."

Arthur mengangguk paham, "Oke, saya persiapkan."

"Thankyou."

"Ya." Arthur kembali menutup rapat ruangan Sagara.

Sagara langsung menelpon neneknya.

"Granny...," panggil Gara saat telepon itu sudah tersambung.

"Ya, dear...,"

"Granny, kesepakatannya setelah Gara lulus sekolah," omel Sagara, namun dibalas dengan tawa renyah dari sang nenek.

"Hadiah ulang tahun dari Granny," ucapnya

"Ulang tahun Gara masih satu bulan kedepan Granny."

"Lusa ulang tahun Shami, Granny hanya mengingatkan."

Refleks, Sagara langsung melihat kalender dimejanya. Benar saja, dia melingkari tanggal dua hari kedepan, tertulis disana, 'Shami's Brithday<3'

"Lagipula kamu harus bertemu dengan Xavier President Adams Group, untuk membicarakan kerja sama?"

"Granny tau?"

"Semua tentang kamu Granny tau sayang, termasuk perempuan selain Amara yang pernah kamu ajak ke rumah. Shea, itukan namanya?"

"Ya."

"Perlu Granny ungkap pekerjaan ayah dan keluarganya?" tawar neneknya

"Tidak perlu Granny."

"See you tomorrow My Gara."

Sambungan telepon itu terputus. Sagara menyimpan kembali telepon genggamnya di meja. Dia membuka laci disebelahnya, ada kotak perhiasan disana. Dibukanya secara perlahan, sepasang anting yang sangat indah. Sagara sudah membeli ini satu bulan sebelumnya, jaga-jaga dia sibuk dan tak sempat membelikan kado ulang tahun untuk Shamira.

Biasanya yang mengantarkan kado selalu Arthur, tapi kali ini bisakah Sagara bertemu dengan Shamira kembali setelah lima tahun mereka terpisah oleh jarak, dan Shamira tidak pernah tau dimana Sagara tinggal, yang dia tau bahwa Sagara masih baik-baik saja.

Sagara berdiri dari kursinya, dia menatap pantulan dirinya di cermin. Terlihat wajah lelah, lalu Sagara membuka jasnya, dia membuka kemeja putih yang membalut badan kekarnya.

Sagara berbalik, memperlihat punggung yang ada dipantulan cerminnya. Punggung Sagara penuh dengan bekas luka yang diterimanya lima tahun lalu, luka itu masih membekas. Neneknya menyarankan Sagara untuk operasi plastik agar luka itu hilang, namun Sagara menolak karena baginya jika luka itu hilang maka Sagara akan kembali menjadi orang kurang ajar dan besar kepala. Luka ini menyadarkan dia betapa buruk kehidupan lima tahun lalu.

Selalu membanggakan apa yang orang tuanya punya, merendahkan orang lain, meminta orang tuanya memecat keluarga mereka jika ada orang yang melebihi dia. Meskipun Sagara mempunyai segalanya, tapi dia tidak pernah bisa memiliki Shamira.

Diraihnya kembali benda berbentuk pipih itu, dicarinya kontak yang sudah lama tidak dia hubungi. Kontak yang selama ini dia blokir dan hanya dia buka saat tanggal dimana Shamira ulang tahun.

Shamira Flynn

See you tomorrow Sham.

Hanya kalimat itu yang Sagara kirimkan untuk Shamira, Kalimat itu berulang kali Sagara ralat, dia rasa Shamira akan terkejut dengan pesannya. Dia merindukan Shamira, tentu saja, tapi lima tahun sudah merubah pandangannya.

Meski dia selalu medapatkan potret Shamira, dia juga mengikuti perkembangan Shamira selama ini, tapi tidak bertemu langsung dengan Shamira dia rasa berbeda.

Sampai detik ini Shamira masih payah dalam mencari pasangan dalam hidupnya, karena beberapa kali Shamira dikecewakan oleh cowok-cowok yang berhasil Sagara buat menyesal pada akhirnya.

Sisi iblis Sagara belum sepenuhnya hilang, karena dia masih melakukan hal-hal keji jika menyangkut orang-orang dia sayangi. Demi orang-orang yang dia sayangi, Sagara rela mempertaruhkan nyawanya sendiri.

Maka dari itu banyak orang yang mengincar orang-orang yang Sagara sayangi demi menjatuhkannya, karena itu pula Sagara tidak pernah terlihat mempunyai seorang yang spesial dari hidupnya selama ini.

Dibuka kembali laci dari meja kerjanya, dia mengeluarkan rubik yang masih dia jaga selama ini. Sagara tau siapa si pemberi rubik itu, meskipun si pemberi tidak ingat kepadanya. Itu sudah cukup untuk Sagara, karena jika si pemberi ingat maka dia akan dalam bahaya, diincar oleh musuh-musuhnya.

"Gue pasti kangen berantem sama lo Sye," ucapnya sambil menatap rubik yang setengah selesai. Cukup lama Sagara menatap rubik itu dalam-dalam, sebelum akhirnya Sagara memasukan kembali rubiknya kedalam laci.

Ya, si pemberi rubik itu adalah Shea. Cewek yang selama ini Sagara isengi, Sagara mengatainya jelek, namun memang Shea tidak secantik Shamira ataupun Amara. Tapi, Shea memiliki hati yang tulus saat membantunya.

Shea memberikannya saat Sagara baru satu minggu menginjakan kakinya di  Indonesia. Tak banyak yang Shea katakan, namun saat itu Shea hanya bercerita tentang hidupnya, meskipun beberapa kalimat Sagara tidak mengerti. Karena saat itu dia belum fasih bahasa Indonesia.

Terakhir Shea mengatakan, bahwa mata Gara bagus dan tak selayaknya mata bagus itu mengeluarkan air mata.

Setelah mengenal Shea, Sagara jadi tau kalau Shea adalah orang yang berani. Maka dari itu dia mundur secara perlahan untuk memberitahu Shea sepenuhnya, karena Sagara tau jika Shea tau maka dia tidak akan mundur mengingat sifat Shea yang tidak pernah memikirkan apa yang akan terjadi kedepannya.

Sama seperti dulu, dia hampir membahayakan Shamira karena mereka tau Shamira adalah orang yang Sagara sayangi. Sampai Shamira pernah tenggelam di pantai saat karyawisata, namun hanya Sagara yang tau siapa orang dibalik tenggelamnya Shamira. Setelah itu dia menjaga jarak dari Shamira dan berhasil, mereka tak lagi mengincar Shamira

Mungkin tak akan ada yang berani menyentuh Amara, karena setiap pergerakan dia selalu diliput media, maka dari itu berteman dengan Amara Sagara merasa aman.

Shea hidup dengan egonya sendiri, jadi lebih baik seperti ini saja.

Bertengkar dengan Shea membuat hidupnya yang selama ini berat terasa ringan, karena dia bisa mengenal orang dengan pemikiran Shea yang simpel.

Yaitu, 'Hidup itu yang penting masih bisa napas, sudah cukup' Katanya, tidak perlu memikirkan hal yang tidak perlu, karena hal itu belum tentu akan terjadi.

Tapi memang iya sih, kalau gak bisa napas ya mati enggak hidup lagi. Terkadang Shea terlalu pintar, membuat Sagara ingin menjambak rambutnya sampai plontos.

***

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA CERITA SHEA

SEMOGA KALIAN SUKA

Kalian suka Sagara sama siapa?

Shamira

Amara

atau

Shea

JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM :

asriaci13

sheaofc

sheakanaka

adnan_alhaqqi

sagaramiller

amaraerilyn

joannashamira

jessica.maharani

With Love,

Aci isrti sah dan satu-satunya Oh Sehun


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro