Warm
Lenguhan terdengar, kelopak mata terbuka menampakkan warna hitam. Maniknya bergulir ke samping, menatap seorang gadis yang saat ini sedang tertidur dengan menggunakan lengan kirinya sebagai bantal.
“Hei.”
Tak ada respon, tangannya sontak terulur mengusap bahu gadis yang masih asik dengan alam mimpinya itu, “Wake up.”
Secara perlahan, kelopak matanya terbuka, manik abu-abunya terpampang jelas, “Hm..?”
“Mengantuk sekali ya?”
[Name], gadis itu mengangguk sambil kembali memejamkan matanya, perutnya tiba-tiba berbunyi, tanda lapar.
“Mau omelette?”
“Hm?” kemudian mengangguk, “Kau tidak berangkat kerja, Gun?” suaranya keluar, serak.
“Libur.” Dengan perlahan Jong Gun memindahkan kepala [Name] ke atas bantal, “Kumpulkan nyawamu lalu pergilah mandi, aku di dapur.”
Pemuda itu beranjak dari atas kasur lalu masuk kedalam kamar mandi untuk sikat gigi dan mencuci wajahnya, setelahnya ia keluar dari kamar mandi dan berjalan kearah pintu keluar kamar lalu pergi ke dapur.
Masih dengan posisi seperti sebelumnya, [Name] mencoba membuka kedua kelopak matanya, kedua tangannya terjulur kedepan melakukan peregangan ringan.
“Ya ampun.. mengantuk sekali..” racau [Name] dengan mata terpejam, sangat sulit untuk bangun saat ini.
Bunyi cuitan burung terdengar, bersahut-sahutan, mata gadis itu sontak terbuka sempurna, ia mendudukkan dirinya dengan gerakan sontak, “Jangan berani-berani menggodaku untuk tidur lagi wahai setan!”
Gadis itu beranjak dari atas kasur lalu dengan langkah loyo ia berjalan masuk kedalam kamar mandi, piyama yang dikenakannya berantakan.
Ia menyipitkan matanya kearah cermin wastafel di hadapannya, dahinya mengernyit tajam, tangannya menyibak rambut tipis yang menutupi lehernya.
Lehernya ia dekatkan kearah kaca, “Ini apaan..?” bercak merah muncul entah dari mana di leher gadis itu, tepat di samping area jakunnya.
Diusapnya beberapa kali, bukannya menghilang malah semakin nampak jelas, “Ah, bodo amat.”
•••
Rintik hujan membasahi bumi, suhu di sekitar menurun. Jam dinding menunjukkan pukul dua belas, sekarang siang hari. [Name] dan kekasihnya duduk di ruang tengah, menonton sebuah film action yang sedang booming akhir-akhir ini bersama.
“Oh no! Run, bestie! Run!” pekik [Name], gadis itu terbawa suasana.
“Pasti mati,” ucap Jong Gun sambil menyedekapkan kedua tangannya di depan dada.
“PUKUL KEPALANYA CLAIRE! LALU LARI!”
“Dia tak bisa memukul, kakinya diseret begitu.”
“FREESTYLE DONG!”
Dor!
“Claire! Kau baik-baik saja?!”
“Xander! Oh God! Hampir aku mati, untung kau datang!”
“XANDER! OH MY GOD! AKU PADAMU!” lega [Name], ia sampai mengelus dadanya, jantungnya berdetak tak karuan karna cemas dengan tokoh utama wanita itu.
Klip!
Televisi tiba-tiba mati. Tangan Jong Gun menggantung sambil memegang remot, jari telunjuknya terlihat jelas menekan tombol power, [Name] melototkan matanya, “Kok dimatikan?!”
Bukannya merespon, pemuda itu malah melirik jam dinding, “Ayo tidur siang,” ia berdiri lalu berancang-ancang hendak menggendong [Name].
“No! Tidak mau!” [Name] mundur menjauhinya, “Aku mau nonton film tadi sampai habis.”
“Tidak ada,” ia berkacak pinggang, “Nanti malam mau ikut tidak?”
“Kemana?” selidik [Name].
“Ke mall, membeli keperluanmu.”
[Name] mengerjapkan matanya, “Aku ke Aussie kan dua Minggu lagi..”
“Disiapkan jauh-jauh hari lebih baik.”
[Name] mengelus dagunya berpikir, saat hendak menolak gadis itu kalah cepat dengan gerakan Jong Gun yang menggendongnya.
“Tid- JONG GUN!!”
Bak koala memanjat pohon, posisi gadis itu dalam gendongan Gun. Tangannya memberontak, “Aku mau nonton film tadi! Claire dan Xander belum lolos keluar dari gedung!”
Tak memperdulikan ocehan gadis di gendongannya, pemuda berkaos abu-abu itu berjalan kearah kamar dengan langkah santai sambil menggendongnya di pinggang.
“Ayolah.. aku tak ingin tidur siang!”
JDER!
Klip!
Listrik mati, pas sekali! Jong Gun tersenyum miring, “Listrik mati~”
“ARGH! AKU INGIN RUMBLING!”
•••
“Yang- nana♪ na♪ na♪ na♪ nana♪ nana♪- itu loh, masak kau tidak tahu!”
“Lagunya siapa?”
“Yang rambutnya pink!”
“Siapa? DG?”
“Cewek, bro!” [Name] menatap langit-langit kamar kesal, “Ah! Aku lupa judulnya!”
“Perempuan berambut pink banyak, dasar bocah.”
“Yang bisa nge-rap itu loh!”
“Nicki Minaj?”
“Yang satunya!”
Jong Gun berpikir, yang ia tahu hanya Nicki Minaj saja. Alisnya mengerut curam, ia ikut bingung bersama [Name], gadis itu menanyakan hal-hal random kepadanya sedari tadi karna tak mau memejamkan matanya untuk tidur siang.
“Siapa? Ariana Grande?”
[Name] memasang raut ingin menangis, “Dia bukan rapper.. walaupun bisa nge-rap sih.”
“Aku tak tahu! Sudahlah tidur! Kepalaku pusing.”
[Name] menghentak-hentakan kakinya yang terbalut selimut, “Aku tidak bisa tidur karna tak menemukan jawabannya!”
Meong!
“Shiro- AH IYA! DOJA CAT! YA AMPUN!” [Name] mendudukkan dirinya lalu memeluk sedat Shiro yang menaiki kasur, kucing berbulu hitam itu langsung mengingatkannya.
“Doja Cat?”
[Name] melirik Jong Gun, “Kau mana kenal!”
Shiro keluar dari pelukannya lalu berlari keluar kamar, [Name] tersenyum lalu menghelakan nafasnya panjang, “Akhirnya aku bisa tidur nyenyak,” ia menjatuhkan dirinya kebelakang.
Kepalanya yang hendak menghantam kuat bantal tiba-tiba di tahan dengan telapak tangan Gun, “Jangan aneh-aneh, [Name]!”
Laki-laki itu menaruh dengan hati-hati kepala [Name] ke atas bantal, “Mau gagar otak?” si gadis malah menyengir.
“Dingin! Peluk aku dong!” tangan [Name] terentang, “Di luar hujan deras sekali ya? Dingin banget.”
Sret!
Grep!
Pinggang gadis bersurai silver itu dipeluk erat, kepalanya mendusel dada sang empu mencari kehangatan.
“Kau hangat,” ucap [Name] sambil mendusel di ceruk leher kekasihnya.
“Kau lebih hangat.”
Cup!
“Sleep well.”
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro