She Owns the DEVIL Prince | Part 71 - I'm Only Human
HOLA!!
HAPPY READING!
"Dan soal saudaranya, aku sarankan jangan terlalu mempercayainya. Sifat mereka sepertinya sama." Itu pesan Andres beberapa hari yang lalu sebelum keluar dari kantor Xavier.
Well, mengingat itu mau tidak mau saat ini Xavier tersenyum pedih. Karena faktanya, bukan hanya sifat mereka yang sama, tapi mereka memang orang yang sama. Xavier tidak tahu, ini memang Aurora yang terlalu pintar, atau memang dirinya yang terlalu bodoh?
Bagaimana bisa Xavier Leonidas kembali dijatuhkan oleh domino jatuh yang sama? Xavier benar-benar tidak percaya. Apalagi saat ini tiba-tiba saja rasa rindu Xavier kembali menyerebak.
Sialan,
Bahkan sekarang saja Xavier sudah merindukan Ara-nya.
***
My Playlist : Christina Perri - Human
https://youtu.be/r5yaoMjaAmE
Playlist kamu :
XAVIER'S Penthouse. Manhattan, NYC-USA | 09:43 AM
"Ara... Pakaikan dasiku," ucap Xavier sembari melangkah keluar dari walk in closet penthousenya. Jas Xavier terlihat tersampir di bahunya ketika jemari Xavier sendiri tengah mengancingkan kancing lengan kemejanya dengan susah payah. Oh, ayolah... Xavier terlihat benar-benar kerepotan. Apalagi lima belas menit dari sekarang dia juga harus menghadiri meeting terakhir sebelum dia secara resmi pindah ke headquarter Leonidas International di Barcelona. Tapi Aurora malah belum muncul juga. Apa jangan-jangan wanita itu masih sibuk membuat matcha tea seperti biasanya?
Xavier berdecak kesal.
"Ara... Matcha teaku nanti saja. Sekarang dasiku du-" Ah, sialan.
Memangnya siapa yang Xavier pikir sedang dia ajak bicara? Siapa yang sedang dia tunggu? Siapa yang sedang dia harapkan? Bukankah selama empat hari terakhir Xavier juga hanya tinggal sendirian di penthousenya? Tanpa Aurora.
Haha, semua ini sebenarnya membuat Xavier merasa nyaris gila. Apalagi selama beberapa hari terakhir jam tidur Xavier juga ikut kacau. Ketidak hadiran Aurora memengaruhinya, membuat Xavier bahkan tidak sudi menginjakkan kakinya di mansion yang pasti penuh dengan kenangan mereka berdua. Tanpa wanita itu, mendadak semuanya terasa berbeda. Bukan hanya mansionnya, bahkan penthouse yang awalnya terasa biasa saja, kini telihat benar-benar luas dan sepi tanpa ada dia.
Xavier tersenyum sinis. Well, sebenarnya bisa saja dia membawa Aurora kembali. Selama Aurora mengenakan kalung ursa minor pemberiannya, bukan masalah besar bagi Xavier untuk menemukannya, bahkan hingga ke ujung dunia.
Sekarang saja Xavier tahu betul dimana Aurora. Ya, selama empat hari terakhir Aurora juga tidak pulang ke mansion mereka. Posisi Aurora terlihat di Brooklyn-yang kemudian Xavier dapati sebagai kediaman pribadi keluarga Petrov.
Tapi biar saja..... Persetan pula dengan perasaan Xavier yang sudah sangat merindukannya. Xavier tidak memiliki niatan untuk menyusulnya. Toh, ini cuma masalah waktu. Bukankah dulu Xavier juga pernah berhasil menghilangkan Victoria dari kepalanya? Saat ini Xavier hanya perlu menghapus Aurora Regina dengan cara yang sama. Biar saja dia menghilang. Xavier sudah tidak peduli. Domino jatuh itu seharusnya memang tidak pernah masuk ke dalam kehidupan Xavier lagi.
"Ex-ee-vii-ee ...."
Panggilan itu.... Sialan. Victoria benar-benar sialan. Wanita ini sepertinya memang berniat membuat semuanya tidak mudah.
Bayangkan saja, disaat Xavier saja bertekad, tanpa disangka-sangka begitu Xavier sampai di kantor dan memasuki ruang kerjanya, dia malah menemukan Aurora di sana. Aurora terihat berdiri di tengah ruang kantornya. Tersenyum tipis dengan wajah pucat, sementara tubuhnya terbungkus dengan mantel hijau tebal.
Oh, God... Xavier langsung mengepalkan tangannya kuat, berusaha menahan diri agar tidak memeluk Aurora erat. C'mon... Aurora terlihat sangat rapuh. Tapi semua ini sudah cukup. Xavier tidak ingin membiarkan domino jatuh seperti ini kembali mengacak-acak kehidupannya lagi.
Maaf belum full. Mungkin besok baru bisa Dy lanjut. Dan sepertinya nggak bisa satu part. Bagian di bawah ini kira-kira harus dijadiin dua part dulu baru ending huhu. Sabar bentar ya.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro