Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

She Owns the DEVIL Prince | Part 7 - The Cinderella's Boss

Rank #24 di romance di part 6! 65K vote + 229K dibaca! Thank you so much yaaaa!!! ^^

Itu the Power of ...... squad. (Isi sendiri hehe)

Happy reading! Jangan lupa klik bintang yang bakal bikin Xavier Leonidas semakin bersinar hehehe...

_______________________

Play list : Lauv - Like Me Better

https://youtu.be/a7fzkqLozwA

Playlist kamu? :

***

Suara dentingan terdengar begitu Aurora Regina berjalan melewati pintu kaca sebuah cafe. Masih tanpa sepatu, Aurora melangkah masuk sebelum mendudukkan dirinya pada salah satu kursi kosong Miracle Cafe yang terlihat sudah agak ramai dengan para pelanggan yang datang.

"Ara, bagaimana wawancaramu?"

Elizabeth, wanita paruh baya yang menjadi pemilik cafe langsung menghampiri dan menyapa Aurora. Wanita ramah ini memang teman Aurora, sekaligus bossnya sampai sekarang.

"Wawancaraku baik, aku diterima," kekeh Aurora seakan memang tidak terjadi apa-apa. Toh, dia memang berhasil melewati wawancara kan?

"Nah! Apa aku bilang. Orang mana yang tidak ingin gadis baik sepertimu berkerja padanya?!"

"Xavier Adams," jawab Aurora langsung yang membuat Elizabeth langsung mengerutkan pandangannya bingung.

"Ha? Siapa dia? Biarkan saja, toh kau tidak bekerja padanya."

"Aku memang tidak berkerja padanya. Orang yang seharusnya sudah menjadi bossku malah langsung memecatku bahkan ketika aku belum memperkenalkan namaku!" keluh Aurora yang membuat Elizabeth menatapnya tidak percaya. Hell, memang ada orang seperti itu?!

"Maksudmu?"

"Ya! Aku memang lolos wawancara, tapi kemudian aku langsung dipecat begitu saja."

"Astaga... Lelaki seperti apa dia?!" seru Elizabeth tidak habis pikir. Namun setelah itu Elizabeth langsung tersenyum hangat untuk menghibur Aurora. "Ah, tenang saja... Dia yang rugi kalau begitu. Macha tea buatanmu benar-benar enak, dia benar-benar kurang beruntung tidak bisa merasakannya," kekehnya.

Aurora ikut tertawa. "Jadi dia rugi hanya karena tidak bisa merasakan matcha teaku? Baiklah, aku akan bersumpah jika seorang Xavier Adams sama sekali tidak akan pernah merasakan matcha tea yang kubuat," ucap Aurora yang membuat Elizabeth menggangguk setuju.

Wanita paruh baya akhirnya bergerak meninggalkan Aurora untuk melayani pelanggan lain yang bru datang. Well, melihat itu Aurora tahu jika waktunya untuk merutuki nasib sialnya hari ini sudah berakhir. Lagipila untuk apa merutuki hal buruk yang akan membuat harimu menjadi buruk sepanjang hari? Anggap saja hal buruk itu sebagai anugrah yang membuatmu terbebas dari musibah yang lebih besar lagi. Salah satu contoh nyatanya Xavier Adams. Si brengsek dan pecundang itu!

Akhirnya Aurora melangkah masuk ke dapur Miracle Cafe dan segera memakai celemeknya, dia juga segera menguncir rambut panjangnya dan tak lupa memakai sendal setelah mencuci kakinya.

Gezz... Mengingat itu Aurora langsung menggerutu, semua itu karena Xavier Leonidas! Tetapi tidak apa-apa, Aurora yakin sekarang Xavier juga sedang merutuki apa yang sudah dia lakukan sehingga bisa dikatakan posisi mereka benar-benar satu sama. Aurora sangat yakin, makhluk arogan seperti Xavier pasti akan sulit melupakan penghinaan yang terang-terangan Aurora berikan padanya.

Bau harum dari kue yang dipanggang Aurora mulai tercium ketika Elizabeth turut masuk ke dalam daput. Miracle Cafe memang menyediakan kue kering, teh hingga kopi dalam menunya. Itu yang membuat Aurora mau bekerja disini sejak 2 bulan yang lalu. Dia memang sangat suka membuat kue. Mulai dari mencetakkan di atas loyang hingga memasukkannya ke panggangan. Jika Elizabeth hanya bisa membayarnya dengan memakan kue saja, Aurora pasti akan tetap mau bekerja disini.

"Chocolate cookiesnya sudah matang?"

"Sepertinya sudah," jawab Aurora sembari membuka oven dan mengangguk ketika dia mendapati cookies-cookies coklat itu memang sudah matang.

"Aku sudah membuat dan mengemas yang lain menjadi empat box di rak atas ketika kau meminta ijin untuk wawancara tadi. Itu pesanan. Sekarang kau kemas satu box lagi ya, pelanggan setiaku datang hari ini," ucap Elizabeth.

"Wow, 5 box? banyak sekali yang dia beli?"

Elizabeth tersenyum, "itu karena dia tidak sering kemari. Dia hanya mampir ketika dia akan pulang ke Spanyol. Katanya dia membelikan cookies-cookies itu untuk Ibunya sangat menyukai cookies Cafe ini."

"Sepertinya dia orang baik."

Elizabeth tertawa kecil. "Dia memang sangat baik, dan juga tampan. Jika aku masih muda aku pasti sudah jatuh cinta padanya," ucapnya.

"Ngomong-ngomong aku lihat kalian bisa menjadi pasangan yang cocok Aurora. Nanti sekalian buatkan matcha tea keahlianmu untuknya ya? Aku ingin memperkenalkan kalian," kekeh Elizabeth yang membuat Aurora langsung memutar kedua bola matanya jengah. Bukan sekali dua kali Elizabeth berusaha mendekatkannya dengan para pelanggan cafe yang menurutnya lumayan.

Lima belas menit kemudian akhirnya Aurora sudah siap dengan 5 stoples chocolate cookiesnya, berikut segelas matcha tea dingin yang dia taruh di atas nampan. Dari ujung matanya Aurora bisa melihat Elizabeth sedang bercengkrama dengan seorang laki-laki bersetelan jas yang duduk membelakanginya di kursi dekat jendela. Sepertinya lelaki itu sangat ramah jika dilihat dari Elizabeth yang terus tertawa ketika berbincang dengannya. Itu membuat Aurora tersenyum lebar sembari berjalan medekati mereka.

"Pesanan siap," ucap Aurora riang semabari menaruh nampan itu di atas meja yang berada di tengah Elizabeth dan lelaki itu.

Tetapi ketika dia menolehkan pandangannya pada lelaki itu. Damn! Tentu saja! Mana mungkin cerita klise ini akan menjadi seru jika bukan Xavier Adams yang terlihat disana?!

"KAU!!" seru Aurora dan Xavier bersamaan. Tidak hanya Aurora, sepertinya Xavier juga terkejut turut terkejut melihat kehadiran Aurora.

"Kalian.... saling mengenal?"

"Dia orang yang memecatku!"

"Dia wanita kurang ajar yang sempat aku ceritakan tadi, Elly. Bagaimana bisa kau memperkerjakan wanita seperti ini di tempatmu?" ucap Xavier sembari mendengus sementara dia langsung membuang pandangannya ke arah jendela. Tetapi belum sempat Aurora menanggapinya, "Eh... apa juga ini? Sejak kapan pesanan Americano Coffeku berubah menjadi Matcha tea? Ck! Sepertinya kau memang tidak becus, untung saja aku memecatmu."

"Apa kau bilang?! Aku tidak becus?"

"Ya! Kau tidak becus. Apa aku harus mengulanginya hingga 3 kali Cinderrella gagal abad 21?"

Ah, God! Ucapan Xavier Leonidas benar-benar membuat Aurora menyeleding kepalanya.

"Hei, c'mon... Sebenarnya ada apa dengan kalian berdua?"

Pertanyaan Ellizabeth membuat Aurora menahan tangannya yang sangat gatal untuk menjitak Xavier. Ck! Dia harus ingat jika lelaki menyebalkan ini adalah pelanggan Ellizabeth dan Aurora masih pekerja disini.

"Pelangganmu ini bermasalah. Karena itu sepertinya aku harus segera masuk ke dalam," ucap Aurora acuh. Dia lalu langsung masuk ke dalam dapur lagi, memanggang kue-kue yang tiba-tiba tidak terasa mengasyikkan lagi. Ah, mendadak Aurora langsung kehilangan moodnya!. Itu membuat Aurora menyempatkan diri untuk mengintip Xavier melalui kaca jendela dapur, tapi itu malah memabuatnya semakin kesal melihat lelaki itu tampak sangat santai sementara dirinya benar-benar ingin meledak sendiri.

Akhirnya karena semakin banyaknya pelanggan yang datang, Aurora mau tidak mau harus turut keluar meskipun lelaki itu belum pulang. Memangnya apa lagi sih yang dia tunggu? Padahal jelas-jelas gelas macha iced teanya sudah benar-benar kosong.

"Hai, Ms. Cinderella!"

Astaga... Seruan Xavier yang terdengar persis ketika Aurora selesai menanyai pesanan sepasang pasangan di di dekatnya membuat Aurora meradang! Namanya Aurora! Bukan Cinderella! Itu membuat Aurora lebih memilih mengabaikannya, terlebih dia melihat Elizabeth sudah tidak lagi bersama Xavier Leonidas.

Tetapi kata-kata Xavier kemudian mau tidak mau membuat Aurora harus meresponnya.

"Jam kerjamu dimulai pukul 8 tepat. Jangan terlambat. Aku sama sekali tidak menyukai keterlambatan."

"What?! Apa aku tidak salah dengar? Apa kau amnesia hingga kau lupa jika kau sendiri yang sudah memecatku?!" .

"Aku berubah pikiran. Kau, harus tetap bekerja padaku," ucap Xavier santai.

Tanpa kata maaf. Ayolah... siapa yang tidak akan meledak jika dibeginikan?

"Aku. Tidak. Mau," jawab Aurora tanpa perlu berpikir panjang. Lagipula ini sangat aneh, setelah Aurora menghinanya habis-habisan dia masih menginginkan Aurora bekerja padanya. Apa ini bukan misi balas dendam Xavier yang ingin menjadikan tempat kerja Aurora sebagai neraka? Lagipula sudah cukup Aurora melihat seperti apa lelaki ini.

"Benarkah? Aku akan membuatmu berubah pikiran hanya dalam beberapa menit dari sekarang," ucap Xavier dengan bangganya.

Aurora mengabaikan itu, dia kembali melayani pelanggan-pelanggan yang lain sebelum denting pintu kaca di depan kembali terdengar dengan Christian masuk kedalamnya dengan berkas ditangannya. Lelaki itu terlihat langsung mengampiri Xavier.

"Ms. Cinderella, di kontrakmu tertulis jika kau harus membayar 500.000 dollar ( sekitar Rp. 6.884.500.000,00) padaku jika kau memang mau berhenti dari pekerjaanmu dalam waktu kurang dari dua bulan," ucap Xavier agak keras begitu Aurora melintasi kursinya lagi.

Aurora menatapnya kesal. Apa lelaki ini sudah gila?

"Kuingatkan, Sir... Kau yang memcatku, bukan aku yang berhenti dari pekerjaanku," ujar Aurora berusaha sabar.

Xavier tersenyum miring. "Well, tapi itu hanya sebuah ucapan. Kau tidak memiliki bukti. Sementara aku? Kau lupa jika kau sudah menandatangi konrak kerjamu, Ms. Cinderella?"

"Aurora! Aku bukan Cinderella apalagi jika pangeran yang aku temui adalah orang sepertimu!"

"Siapa juga yang mau menjadi pangeranmu. Aku hanya bossmu, tidak lebih, kau kacungku," kekeh Xavier penuh ejekkan.

What the heck! Auora tidak terima ini. Lelaki ini sudah memecatnya!

"Kenapa kau labih sekali Mr. Adams? Kau sendiri yang sudah memecatku beberapa jam yang lalu dan sekarang kau malah memaksaku bekerja padamu. Apa kau sudah gila?!"

"Aku hanya mengikuti saran Elizabeth. Dia berkata akan sangat tidak efisien jika aku harus mencari sekretaris lagi. Apalagi aku penasaran tentang promosi gila-gilaannya yang mengatakan aku tidak akan mendapatkan sekretaris sebaik dirimu," ucap Xavier sembari bangkit berdiri dari duduknya.

"Sampai jumpa besok, Miss Cinderella. Aku harap kau masih mempunyai stok sepatu lagi," ejek Xavier lagi. Dan Aurora hanya bisa menghentakkan kakinya begitu dia melihat Xavier melangkah keluar dari cafe diikuti suara dentingan bel di belakangnya.

TO BE CONTINUED (BERSAMBUNG, Jangan protes XD).

________________________

HOPE YOU LIKE IT!

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN + SHARE YAK!

Thank you buat votenya!


See you!!

#AdamsSquad

#LeonidasSquad

#VeeSquad

#CinderellaSquad

Note : Cie... yang ngakunya jadi Adams Squad tapi profilenya masih Leonidas wkwkw

More info go follow :

Dyah_ayu28

The.Angels05

Xavier.leonidas1

Aurora.Regina1

Btw mau dibikinin IG Victoria? Hehe.

Jangan deh, kasian dia -_-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro