Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

She Owns the DEVIL Prince | Part 46 - What's wrong? He is my Son

UPDATE LAGI!!!

TULIS JAM BERAPA KALIAN BACA INI XD

JANGAN LUPA BINTANG SAMA KOMEN YANG BANYAK YA!!

***

"Xavier-"

"Karena Mommy pemaaf. Grandpa sudah menyebutkannya tadi," potong Xavier cepat.

Setelah itu Xavier langsung keluar tanpa memedulikan panggilan Clayton. Ayolah, semua orang juga tahu jika Javier Leonidas tidak membutuhkan maafnya. Itu karena dia bukan apa-apa. Xavier hanya bajingan memalukan jika tanpa nama Leonidas di nama belakangnya.

_________________________

Playlist : The Script - Hall of Fame (Official Video) ft. will.i.am

https://youtu.be/mk48xRzuNvA

Playlist kamu :

***

ADAMS Skyscreaper Building. Manhattan, New York -USA. 01:00 PM

"Seperti yang Anda inginkan, Nyonya Anggy akan datang sendiri untuk menghadiri rapat besar nanti, Tuan muda," ucap Christian sembari menundukkan kepala.

Xavier tersenyum tipis. Sangat tipis hingga Christian mungkin tidak menyadari jika di balik senyum tipis itu rasa puas dan juga lega benar-benar membanjiri benak Xavier.

Huh? Bajingan memalukan jika tanpa nama belakangnya, katanya? Mari kita lihat dalam rapat para pemegang saham Leonidas International beberapa jam kedepan.

"Bagaimana dengan Quinn?"

"Tuan muda Quinn juga sudah mendarat di Private airport milik Anda pagi ini, Tuan. Dia dipastikan juga akan hadir."

"Bagus." Xavier langsung menjawab antusias.

"Cuaca hari ini benar-benar cerah ya, Chris?" tambah Xavier berbasa-basi beberapa saat sebelum Christian undur diri.

Glek.... Ya, memang cerah.....

Christian langsung merespon ucapan Xavier dengan anggukan kaku. Ah, sudahlah.... sekalipun di luar sana kilat terlihat sedang menyambar, jika putra Javier Leonidas ini sudah berkata hari sedang cerah-maka iyakan saja.

Tapi hari ini memang terasa sangat cerah bagi Xavier. Ayolah, setelah usaha kerasnya belakangan ini dari mulai menggoyahkan pendirian Anggy, hingga menembusi para pemegang saham Leonidas International, akhirnya diputuskan jika hari ini akan diadakan rapat pemilihan CEO baru Leonidas International. Dua orang yang menjadi kandidatnya; Xavier Adams-tentu saja, dan Andres Lucero-sebagai anak kesayangan Javier, lelaki itu sudah pasti tidak akan absen.

Anggy yang memiliki peran penting disini. Ibunya itu teryata memiliki 15% saham dari total 57% saham yang Javier miliki. Berarti dengan tambahan saham Xavier sendiri sebanyak 17% dan juga 14% saham Quinn yang berjanji untuk membantunya; total saham yang berada di pihak Xavier kira-kira sudah 46%. Sudah menandingi total saham Javier jika seandainya 7% saham keluarga Stevano tidak memihak pada Andres.

(Sorry pake note takut ada yang bingung hehe: Jadi Xavier 46%, Javier 49% ya...)

But wait... Sekalipun saham Stevano diberikan pada Andres, Xavier juga belum kalah karena itu masih belum selesai. Atas bantuan Quinn 5% dukungan saham gabungan dari luar juga berhasil masuk ke pihak Xavier. Big thanks juga untuk Victoria atas drama pembatalan tunangannya dengan Andres beberapa waktu yang lalu. Itu berefek banyak, karena pemberitaan yang beredar menyebutkan jika pertunangan mereka batal karena kebrengsekan Andres yang minim tanggung jawab.

Ah... tidak ... tidak... tenang saja, Xavier mengikuti berita itu bukan karena dia peduli, hanya saja pemberitaan itu yang lantas memengaruhi pemikiran para pemilik saham lain menjadi meragukan Andres dan lebih condong pada Xavier.

"Aurora belum datang?" tanya Xavier pada Christian begitu dia keluar dari ruang kerjanya. Rapat akan dimulai beberapa saat lagi dan hujan sudah berhenti. Mereka harus segera berangkat, tapi Aurora malah belum kembali setelah sebelumnya dia berpamitan untuk memeriksakan Tallulah ke Rumah Sakit.

"Belum Tuan muda."

"Ck! Lagi-lagi anjing itu membuat masalah," ucap Xavier kesal sembari langsung mengeluarkan ponselnya. Tallulah... Tallulah... selalu Tallulah...

"Ara? Kau belum kembali?" geram Xavier kesal begitu panggilan mereka tersambung.

Jawaban Aurora di seberang sana membuat Xavier mengerutkan kening. "Maaf, X... Lebih baik kau pergi duluan. Aku akan langsung menyusul ke tempat rapat."

"Seriously? Kau ingin telat rapat hanya karena anjing?!"

"Bukan... bukan karena Tallu-"

Suara Aurora terpotong ketika sayup-sayup Xavier mendengar perkataan yang tidak salah mengatakan jika kondisi pasien sudah sangat membaik.

Xavier kembali mengerutkan keningnya.

"Ara, kondisi siapa yang membaik? Katakan, sebenarnya kau sedang menjenguk siapa?"

Sunyi yang cukup panjang ketika Aurora kembali berkata, "aku sedang menjenguk Ian, X. Dia sedang sakit," jawab Aurora pelan.

Shit! Kepala Xavier langsung panas. C'mon... Dia disuruh pergi sendiri hanya karena laki-laki lain?! Apalagi dia kini mengetahui jika alasan memeriksakan Tallulah hanya alibi saja.

"Kembali sekarang!"

"Tapi, X...."

"Aku masih bossmu, Ara. Jangan macam-macam," ancam Xavier sebelum menutup panggilannya sepihak.

Damn! Xavier benar-benar kesal!

***

"Selamat datang, Mr. Xavier. Jika diperhatikan, Anda memang sangat mirip dengan Mr. Javier Leonidas."

God! Belum hilang rasa kesal Xavier pada Aurora, seorang pemegang saham yang menyambutnya di helipad atas Hotel yang menjadi tempat rapat membuat kekesalan Xavier kembali muncul. Tapi dibanding memperburuk keadaan dengan menyalurkan marahnya, Xavier lebih memilih menanggapi perkataan lelaki bernama Gussion itu dengan anggukan hormat.

"Wajah mereka memang sangat mirip, Sir. Xavier benar-benar kloningan Mr. Javier."

Aurora-lah yang menanggapi ucapan lelaki tua beruban itu. Dia berusaha bersikap ramah ketika Xavier tidak bisa diandalkan sama sekali.

"Sebenarnya jika dilihat bukan hanya wajah mereka," ralat Mr. Gussion.

"Tingkah mereka, gaya mereka, kebiasaan mereka. Semuanya. Lihat saja, sebentar lagi aku sangat yakin jika Mr. Javier Leonidas pasti juga akan mendarat disini menggunakan Helicopter dengan logo Leonidasnya," kekeh Mr. Gussion.

Perkataan Mr. Gussion terbukti, beberapa saat kemudian suara dengungan dan terpaan angin yang menunjukkan jika ada Helicopter lain yang mendarat menarik perhatian semuanya. Itu ternyata helicopter hitam mewah dengan logo Leonidas.

Ugh, sebenarnya Xavier ingin langsung masuk saja mengetahui Javier Leonidas datang. Tapi mengingat jika Ibunya juga ada di dalam, Xavier memilih menunggu.

Javier dan Anggy keluar bersamaan dari dalam sana diikuti Nolan dan Betesda-dua orang itu memang tangan kanan kepercayaan Javier. Melihat Anggy, Xavier dengan segera menghampiri Ibunya, dia juga membiarkan ketika Anggy membelai wajahnya dan menatapnya sembari menahan senyum bangga.

"Setelah ini kau pulang, ya? Mommy merindukanmu di rumah."

Xavier tidak bisa menjawab. Dia lebih memilih mengalihkan percakapan Anggy dengan hal lain.

Sementara itu, Xavier menyadari jika Mr. Gussion dan juga orang-orang lain disana langsung menghampiri Javier dan mengajaknya berbicara. Mereka berbicara akrab, membuat Javier tidak memiliki waktu untuk menatapnya sama sekali. See? Hal itu saja sudah jelas menunjukkan jika dengan jarak sedekat ini saja, mereka berdua tetap saja tidak akan saling sapa.

Ugh! Lagipula untuk apa? Xavier sama sekali tidak membutuhkan Javier Leonidas. Dia tidak membutuhkannya.

Xavier membuktikan jika pemikirannya itu benar ketika rapat sudah berjalan.

Semua pemilik saham sudah datang dan masing-masing dari mereka sudah duduk di belakang meja besar dengan design melingkar.

Quinn datang mewakili Ayahnya, lelaki itu duduk tepat di samping kanan Xavier. Javier Leonidas sendiri entah kenapa bisa duduk di sebelah kanan Xavier sementara Anggy duduk disampingnya. Para pemegang saham yang lain juga mengisi masing-masing kursi yang tersedia. Tapi yang tidak Xavier sangka-sangka, Andres ternyata datang dengan Ibunya-Angeline Lucero.

Rupanya Angeline yang kali ini mewakili keluarga Stevano, bukan Kenneth ataupun Evan Stevano. Tanpa berpikirpun Xavier sudah tau jika Angeline melakukan ini untuk mendukung putranya, membuat Xavier merasa keputusannya untuk tidak melibatkan Stevano sudah benar.

Lagipula saham Stevano juga tidak penting lagi. Stevano memiliki 7% saham, yang jika digabung dengan saham Javier-totalnya akan menjadi 49% saham. Xavier masih unggul dengan 51% saham jika ditotal dengan saham milik Anggy. Dan sepertinya Andres tahu itu melihat bagaimana pandangan gusarnya dari arah tempat duduknya.

"Sepertinya kita memang akan menang, Ara," ucap Xavier terlampau percaya diri.

Aurora memang duduk di belakangnya, sementara Xavier sengaja mengeraskan sedikit suaranya untuk membuat Javier mendengarnya juga.

"You have won since a long time ago, X. Kau memang selalu menang," bisik Aurora pelan. Bisikannya menenangkan Xavier, sekaligus membuatnya gusar karena itu juga membuat Xavier mengingat sesuatu yang lain.

Namun kemudian,

Ha?

"Aku memberikan dukunganku pada Xavier Leonidas."

"Mom!"

Xavier langsung menoleh, padahal pada awalnya dia tidak terlalu memperhatikan ketika tiba giliran Angeline yang bersuara. Seriously? Angeline mendukungnya? Ini tidak mungkin! Tapi tatapan protes yang Andres berikan pada Ibunya semakin menguatkan Xavier jika pendengarannya tadi memang benar.

"Mrs. Angeline, ayolah, kau masih memiliki waktu untuk meralat-" sahut Andres yang sudah berhasil menemukan kalimat formalnya lagi. Tapi itupun langsung dipoton Angeline dengan nada jengahnya.

"Sudahlah, Andres. Kau masih bisa memimpin Blue Moon milik Daddymu. Kau bisa membantu Aiden. Jangan membuatku terus mendapat sindiran dari mantan wartawan rendahan itu karena kau tetap disini. Kita sudah kaya," katanya sembari beradu pandang dengan Anggy. Sepertinya ucapan yang Angeline ucapkan tadi sengaja wanita itu katakan untuk menyindir Anggy.

Tapi Xavier terlalu mengenal Ibunya hingga dia masih bisa melihat gurat senyum tertahan di bibir Anggy. Damn... apa ini?

Mau tidak mau itu membuat Xavier teringat tentang bagaimana Anggy dan Angeline dulu. Mereka memang kadang terlihat seperti teman, tapi kerapkali bersaing dalam banyak hal. Sama seperti Javier dan Evan.

43% saham masuk padaya, belum termasuk Anggy. Xavier sama sekali tidak pernah menyangka ini akan semudah ini.

"Giliranku ya?" ucap Anggy dengan santainya ketika giliran sudah tiba padanya.

Senyuman Anggy membuat Xavier yakin dia akan menang telak.

"Aku mendukung Andres Lucero."

"What? Mom? Are yoy kidding me?" Kali ini Xavier yang menggeram tertahan.

Oh lord! Hilang sudah... Katakan Anggy hanya bercanda. Karea jika benar maka Anggy benar-benar tidak ter....prediksi.

Dengan 15% sahamnya pergi ke Andres, ditambah sisa saham yang dimiliki Javier, dukungan 43% saham yang dimiliki Xavier juga sudah bukan apa-apanya!

"Mom, please...." Xavier memberikan kode dengan mulutnya.

Tapi Anggy malah mengangkat bahunya sembari tersenyum menyesal. "Maaf, X...Aku hanya kasihan melihat putra si princess manja itu tidak mendapat dukungan sama sekali." sindir Anggy balik yang sudah jelas untuk siapa.

Bagus... bagus... Xavier hanya bisa menghela napasnya frustasi.

Oh, Lord! Bagaimana bisa rencana matang yang sudah dia susun baik-baik langsung hancur dikarenakan aksi saling sindir para ibu-ibu ini?

Atau.... Ini memang trik yang sengaja dipakai Angeline, memancing Anggy hingga membuat putranya bisa menang? Wajah Andres saja sekarang sudah berseri-seri, tanda jika lelaki itu yakin jika suara Javier yang terus diam bak patung Liberty di sebelah Xavier ini akan memberikan suaranya padanya.

Xavier kembali menatap Anggy untuk yang terakhir kalinya, berharap ibunya itu bisa pintar sedikit. Ayolah, kenapa dengan mudahnya dia larut dalam pancingan si rubah Angeline? Anggy yang dia kenal lebih pintar dari ini.

Namun ternyata percuma, sampai akhir pun Anggy tetap tidak mengubah suaranya. Wanita itu malah mengakhiri sesinya dan melanjutkan giliran pada Javier.

Pada saat itulah Xavier melihat senyum geli di wajah Javier, senyum pertamanya hari ini. Tentu saja, lelaki itu puas. Dia menang. Semua sudah jelas.

Dia kalah.

"Sir, jika kau memberikan dukunganmu pada Xavier, aku berjanji akan membuatkan white milk kesukaanmu." Ucapan Aurora yang tidak paham situasi membuat mood Xavier semakin jatuh sejatuh-jatuhnya. Sialan, apa Aurora pikir Javier sebodoh itu hingga bisa dirayu dengan susu putih?!

Dan sepertinya Javier juga berpikiran demikian, karena lelaki itu langsung berdesis sembari melirik Aurora kesal.

Detik demi detik selanjutnya terasa sangat lama. Membuat Xavier ingin mempercepat waktu dan pergi dari sini untuk menghindari senyum kemenangan Andres lagi. Namun, siapa yang menyangka jika di detik selanjutnya Xavier malah mendengar kalimat yang tidak pernah ia pikir akan Javier ucapkan?

"Aku absen," kata lelaki bermata biru itu dengan nada ogah-ogahan.

Empat puluh tiga persen saham dukungan untuk Xavier dan lima belas persen saham dukungan untuk Andres. Empat puluh dua persen saham lain absen.

Xavier menang. Apapaun ucapan Javier nanti, dia tetap menang.

***

Menahan rasa kesalnya, Andres bergerak mengikuti Javier keluar dari ruang konferensi begitu rapat itu selesai. Nolan dan Betesda juga ikut mereka. Wajah Javier juga terlihat sama kesal, jengkel, suram-atau apapun itu. Sudah pasti karena hasil rapat tadi.

Javier bahkan sama sekali tidak memiliki niat menghampiri Xavier untuk mengucapkan selamat seperti yang lain. Andres tahu jika saat ini Javier marah padanya, Javier kecewa karena dia sama sekali tidak mendapat suara kecuali dari Anggy. Quinn sialan. Dan Mommynya.... Damn!

Padahal Andres selalu ingin membanggakan Javier mengingat hanya Javier yang selalu mengerti dirinya. Dari dulu, bahkan ketika Daddynya sendiri-Rafael lebih dekat dengan saudara kembarnya, Aiden Lucero. Dia menyayangi lelaki ini. Dia ingin Javier bangga padanya.

"Tenang saja, Dad... Aku akan memperbaikinya nanti. Maafkan aku yang sama sekali tidak memperhitungkan jika Mommy dan orang-orang dengan saham kecil itu memilih untuk mendukung, Xavier...," ucap Andres yang sama sekali tidak Javier gubris. Lelaki itu malah terus berjalan cepat ke arah lift diikuti Christian di belakangnya.

"Aku juga minta maaf atas pemberitaan tentang Victoria. Aku tidak tahu apa yang wanita itu pikirkan, kami hanya bertengkar sedikit dan dia sudah mengatakan hal jelek ke media."

Javier masih diam. Sepertinya dia benar-benar marah.

"Aku berjanji kita akan bisa merebut kursi itu lagi, Dad. Aku akan memastikannya. Percaya saja padaku."

Rahang Javier semakin mengeras, mengartikan dia sama sekali tidak peduli dengan semua alasan Andres. Itu membuat Andres berusaha menangani itu dengan mengeluarkan janji-janjinya yang lain. Namun, tetap saja, Javier sama sekali tidak menggubris.

J avier bahkan lebih memilih melihat jam tangannya berkali-kali begitu mereka menunggu pintu lift terbuka.

"Bett, kau sudah memastikan berkas-berkas di ruanganku tersusun secara alfabetis?"

See? Alih-alih merespon Andres, Javier lebih memilih berbicara pada Betesda-sekretarisnya.

"Sudah, Tuan. Semuanya sudah siap."

"Geser semua foto-foto di meja juga. Usahakan banyak cahaya yang masuk ke ruanganku mulai sekarang."

"Akan saya lakukan, Sir."

"Kosongkan juga lahan parkir di bagian atas, Xavier tidak suka berbagi. Helipad juga harus selalu siap, aku yakin Xavier akan lebih sering menggunakan itu mengingat kebiasaannya bangun siang."

What? Xavier?

Andres hanya bisa terpekur ketika dia mendengar Javier berbicara pada Betesda dengan ekspressi seakan-akan lelaki ini sangat antusias. Ayolah, Andres tahu betul bagaimana Javier tidak peduli pada Xavier, betapa acuhnya dia, dan bagaimana Javier mengharapkannya. Tapi kenapa percakapan Javier dengan Nolan dan Betesda memperlihatkan jika seakan-akan.....

"Ah, itu juga, plakat namanya... jangan lupa untuk menggantinya, abaikan jika dia memerintahkanmu menganti plakat itu dengan nama kakeknya lagi. Xavier Matthew Leonidas. Dan juga-"

"Dad... Kenapa tadi kau memilih netral? Apa aunty Anggy mengancammu lagi? Kau yang paling tahu jika sebenarnya kita bisa menang," potong Andres cepat.

Benak Andres berdebar menggunggu jawaban. Ayolah, dia ingin mengetahui jawaban atas semua pikiran yang bersliweran di kepalanya. Tapi di sisi lain dia juga takut dengan apa yang akan dia dengar.

Dan benar saja....

"What's wrong? He is my son." Jawaban enteng Javier yang lelaki itu ucapkan bersamaan dengan pintu lift yang terbuka membuat tubuh Andres langsung membatu.

Apa? Apa katanya?

"He needs me or not, Xavier Leonidas is still my one and only Son. Only him."

Dan Andres belum menemukan satu katapun di kepalanya untuk menjawab Javier ketika pintu lift bergerak tertutup.

Damn.

TO BE CONTINUED.

___________________________

HOPE YOU LIKE IT!

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, & SHARE KE TEMEN KALIAN!!!!

Part ini panjang loh, jangan ngomong pendek wkwk.

Tulis emot kalian sepanjang baca part ini dongggg XD

Gimana perasaannya?

At least, kalian masuk tim mana nih?

#Xavier

#Javier

#Aurora

#Victoria

#Andres

See you soon!

With love,

Dy Putina

Istri sah Sean O'Pry yang udah nyerein Justin.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro