She Owns the DEVIL Prince | Part 4 - How much your price?
Klik 🌟 nya dulu yaaaaa! :)
BTW MAKASIH DUKUNGANNYA! NJIRR! WORK BARU, PART 3 TAPI UDAH NEMBUS RANK 60-AN. MAKASIH BANYAKKKK!
Part ini didedikasikan untuk komentar ini di part sebelumnya. Cari aman 😅
Happy reading!
____________________________
Akhirnya Xavier sama sekali tidak bisa mengontrol dirinya lagi. Terlebih ketika Andres menyapanya dengan kalimat, "Hai, X. Bagaimana kabarmu?" sambil terkekeh pelan.
Jadi jangan salahkan Xavier jika beberapa detik selanjutnya pukulan keras Xavier sudah mematahkan hidung bajingan ini.
***
_______________________
Play list : The Chainsmokers - Sick Boy
Playlist kamu? :
***
Make no mistake, I live in a prison
Jangan buat kesalahan, aku hidup terpenjara
That I build myself, it is my religion
Sehingga kubangun diriku, itulah kepercayaanku
And they say that I am the sick boy
Dan mereka bilang aku pria yang sakit
***
"Sialan kau, Andres!! SIALAN KAU!!" teriak Xavier sementara tangannya sudah mencengkram rambut Andres keras setelah sebelumnya lelaki itu tersungkur karena tonjokannya.
"Aku tahu jika kau memang brengsek! Tapi kenapa harus Victoria, Andres! Kenapa. Harus. Dia!!" maki Xavier sembari menarik Andres berdiri bersamanya lalu kembali memukulnya.
Andres mundur beberapa enti ke belakang, namun kali ini Andres melawan. Dia mengangkat kakinya, menendang Xavier keras tepat di ulu hatinya hingga Xavier meringis sakit merasakannya. Perbuatan Andres ini kemudian membuat Xavier tidak ragu-ragu untuk menghajar Andres. Xavier langsung menonjok telak wajah Andres sekali lagi yang membuat lelaki itu oleng kebelakang sebelum tendangan Xavier yang lain membuatnya jatuh berdebum di lantai.
Rasakan.
"Xavier... Hentikan, X! Hentikan!"
Teriakan Victoria sama sekali tidak Xavier pedulikan. Well, pada akhirnya gadis ini mau bersuara setelah sebelumnya dia hanya diam dan larut dalam tangisannya. Xavier sendiri sudah meloncat turun dari rankang, dia kembali mencengkram rambut Andres, menariknya berdiri, membuat Andres meringis sakit menahan perih.
Ah... Sakit ya? Tapi sayangnya Xavier sama sekali tidak peduli. Karena yang jelas, rasa sakit yang Andres rasakan pasti tidak akan sesakit ketika kau melihat sahabatmu sendiri berkhinat di depan matamu. Ayolah.... Mereka berlima sudah bersahabat dan mengenal hampir sepanjang umur hidup mereka karena memang orangtua mereka memang dekat. Dan malam ini Andres menunjukkan jika persahabatan mereka ternyata tidak ada artinya? Wow! Bravo sekali bajingan ini.
"Menghajarku juga tidak akan mengubah kenyataan, X. Kau tahu it-"
Bruk!
Xavier tidak memberikan Andres kesempatan untuk menyelesaikan ucapannya karena disaat itu juga Xavier kembali melumpuhan Andres dengan menyerang kakiknya. Cih! Apa ini yang dimaksud dengan sahabat?
Xavier akhirnya melepaskan cekalannya dari rambut Andres, namun sebelum itu bogeman bertubi-tubi mendarat mulus di wajah lelaki itu. Andres tentu saja berusaha melawan-tetapi percuma melihat siapa yang lebih mendominasi perkelahian ini. Wajah Andres saja sudah babak belur, sementara ujung bibirnya sudah robek karena pukulan Xavier.
"Xavier... Hentikan, X... Aku mohon hentikan...." Xavier menghentikan pukulannya ketika ia merasakan kedua lengan Victoria sudah melingkari tubuhnya. Victoria memeluknya dan itu membuat Xavier sedikit tenang sebelum ucapan Victoria memecahkan ketenangan itu sendiri. "Kau menyakitinya, Xavier. Hentikan. Dia sahabatmu. Andres bisa mati jika kau terus-terusan menghajarnya," ucap Victoria lagi sesenggukan.
Xavier tersenyum miring. Apa katannya? Menyakitinya? Jadi jalang ini bepikir perbuatan menjijikan mereka tidak menyakiti Xavier, begitu?!
"Aku menyayangimu, Vee.... Sangat," ujar Xavier sembari tersenyum miris. "Dan kau malah melakukan ini padaku?" Xavier berkata miris sembari melepas pelukan Victoria.
Dia lalu membalikkan badannya dan mendapati Victoria kini tengah berdiri dengan derai tangis dan tubuh depannya. Melihat itu Javier langsung mengepalkan telapak tangannya keras hingga buku jarinya memutih. Dia berusaha meredam keinginannya untuk meredam tangis itu. Dia berusaha untuk tidak memeluknya. Xavier... Xavier sangat mencintai Victoria.
.Percaya atau tidak, selama mereka berhubungan, Xavier tidak pernah bersama wanita lain lagi. Xavier bahkan menjaga gadis ini dari dirinya sendiri, dia tidak pernah menyentuhnya-namun ternyata dia keliru. Seorang Victoria Cercadillo tenryata sama sekali bukan orang yang pantas untuk dijaga.
Dia ternyata sama seperti para jalang mainan Andres diluar sana. Pemikiran itu membuat mata biru Xavier menatap Victoria dingin, membuat tangis Victoria semakin berderai dan membuat gadis itu menggeleng panik.
"Xavier... Kau... Aku-"
Bugh!!
Victoria tidak lagi melanjutkan ucapannya dan memekik panik melihat Andres sudah bangkit dan kini menonjok Xavier keras. Setelah itu Andres juga kembali menendang perut Xavier dan menghajarnya lagi ketika Xavier sendiri masih terkejut dengan serangan tiba-tiba Andres. Jemari Andres juga membalas apa yang Xavier lakukan tadi, dia mencengkram rambut Xavier sebelum menjorokknnya ke lantai dengan keras.
"Bangsat!" umpat Xavier geram.
Andres tersenyum lagi. Tetapi sayangnya tidak tidak bertahan lama melihat beberapa waktu selanjutnya Xavier sudah bisa mengambil alih keadaan. Kali ini Xavier tidak membuang waktu lagi, dia menumpahkan seluruh kemarahannya dengan menjadikan Andres samsaknya. Xavier terus menghajar Andres, hingga dia sama sekali tidak menyadari pintu kamar Victoria yang sudah terbuka menampilkan Martha yang langsung menatapnya panik.
"Astaga, Xavier! Ada apa ini. Berhentilah, nak... Apa yang kau lakukan..."
Sama halnya dengan pekikan Victoria, seruan Martha yang memintanya berhenti sama sekali tidak Xavier pedulikan. Xavier terus menghajar Andres, membuat Martha langsung keluar dengan panik untuk mencari bantuan.
"Xavier, hentikan!"
Kehadiran Victoria yang tiba-tiba sudah menjadi penghalang diantara dirinya dan Andres membuat Xavier tanpa sengaja mendaratkan tinjunya di wajah Victoria. Sontak, itu membuat Xavier menghentikan gerakannya. Dia melihat Victoria yang menunduk sembari memegangi pipinya ketika dua orang penjaga masuk ke dalam kamar Victoria.
"Memukul perempuan, X? Begitu caramu berkelahi?!"
Seruan Andres membuat Xavier menatapnya sengit. Dia sudah pasti telah kembali menghajar Andres jika salah satu penjaga tidak menahan tubuhnya.
"Aku akan membunuhmu, Andres! Dasar bajingan!" teriak Xavier yang hanya direspon Andres dengan senyum miringnya.
Andres telah babak belur. Dan ketika salah satu penjaga membangunkannya, dia langsung beranjak keluar dari kamar Victoria tanpa banyak kata.
"Ck! Ada apa ini sebenarnya? Xavier, apa yang terjadi?" Kedatangan Ayah tiri Victoria-Michael Cercadillo membuat perhatian Xavier yang pada awalnya terus menatap kepergian Andres dengan tatapan marah teralihkan. Michael adalah rekan bisnis Daddynya,berarti sudah pasti dia memiliki akses kepada Javier.
Karena itu Xavier hanya diam. Dia tidak ingin lekaki ini memberitahukan apapun pada Daddynya. Paling tidak jika ada yang harus dikatakan, Xavier ingin Javier mendengar semuanya dari bibirnya sendiri.
"Tidak ada, hanya masalah kecil," ucap Xavier datar semari memberi isyarat untuk dilepaskan.
Michael menyuruh pejaga itu untuk melepas Xavier. Setelah itu dia kembali bertanya pada Xavier dengan nada suara perhatian.
"Masalah kecil hingga membuatmu berkelahi dengan Andres Lucero?" tanya Michael tanpa nada menghakimi.
Sayangnya Xavier terlalu lelah untuk menanggapi itu, diatidak masalah dianggap kurang ajar dengan langsung berjalan ke arah balkon tanpa mau menjawab apa yang ditanyakan Michael. Toh, setelah ini dia tidak akan mau berhubungan dengan keluarga ini lagi.
"Jika kau tidakmau menjawab, apa aku perlu menanyakan jawabannya pada Mr. Javier Leonidas, Xavier? Kau membuat kerusuhan di rumahku dan kau pergi tanpa sepatah kata sama sekali?"
Gezz... Mendengar nama Daddynya disebut, mau tidak mau Xavier menghentikan langkahnya. Rupanya dibalik nada tenangnya lelaki ini paham betul dengan cara apa dia bisa memancing seorang Xavier Leonidas berbicara.
Xavier tersenyum miring.
"Aku sudah berkata, hanya masalah kecil."
"Dan apa masalahnya?"
"Ah, biasa.. Aku dan Andres hanya berselisih paham dalam menentukan harga putrimu. Aku mematoknya tinggi, sementara Andres merasa dia tidak seberharga itu," kekeh Xavier pelan-menutupi rasa sakit yang kembali terasa menjalari hatinya. Xavier melirik Victoria, berusaha melihat akan bagaimana reaksi gadis itu.
Tetapi Victoria malah langsung mengalihkan wajahnya, menolak menatap Xavier. Sama seperti Victoria, ibu gadis itu juga turut diam. Sementara Michael sendiri terlihat mengernyit tidak suka mendengarnya.
"Kau merendahkan Putriku, Xavier?" tanya lelaki itu datar.
"Kuharap setelah ini kau tidak perlu datang kemari la-"
"Maafkan saja. Tetapi aku memang sudah tidak berminat. Dia terlalu murahan."
Dan Xavier benar-benar yakin jika nama belakangnyalah yang berhasil membuatnya keluar dari rumah itu tanpa mendapat pukulan dari Michael, bahkan setelah dia menghina putrinya terang-terangan.
***
Xavier melemparkan kaleng bir kosong terakhirnya aspal, dan seperti yang sudah-sudah, dia mengambil ancang-ancang untuk menendang kaleng itu menjauh dari tempatnya berdiri. Mendengar suara kelontang di kejauhan Xavier akhirnya hangya bisa menghela napas dalam, sebelum bergerak duduk di atas kap mobilnya yang dia parkirkan di tepi jembatan besar yang sangat sepi pada jam dini hari seperti ini.
Dari semua tempat, Xavier tidak tahu kenapa langkahnya malah terbawa kemari. Ini adalah tempatnya meminta Victoria menjadi kekasihnya empat tahun yang lalu. Disini untuk pertama kalinya seorang Xavier Leonidas merasa gugup hanya karena menunggu jawaban seseorang. Dan disini pula dia merasakan kebahagiaan ketika Victoria mengatakan iya. Tetapi sekarang ternyata waktu mengatakan hal yang lain, membuat Xavier ingin mengulang lagi masa itu dimana dia pasti akan memilih untuk tidak mengenal Victoria sama sekali.
Akhirnya Xavier kembali masuk ke dalam mobilnya, dia menelungkupkan kepalanya di atas setir untuk menghilangkan semua pikiran yang kini berkelibat di kepalanya. Xavier tahu jika dia lebih baik kembali ke rumah sekarang, tetapi di sisi lain dia tidak ingin melakukannya. Dia hanya ingin seperti ini untuk beberapa menit. Sayangnya, bahkan setelah beberapa jam Xavier masih tetap berada di sisinya. Hal yang membuatnya mengangkat kepala adalah gedoran yang tiba-tiba terdengar di kaca sampingnya.
Seorang lelaki, berjacket hitam. Dia meminta Xavier untuk turun, tetapi Xavier sudah tahu seperti apa cara main penjahat seperti ini hingga dia memilih langsung menghidupkan mobilnya dan pergi dari sana.
Namun sial, hanya beberapa meter mobil Xavier berpindah, mobil itu langsung tidak bisa melaju lagi ketika suara letupan pistol terdengar berhasil memecahkan seluruh ban mobilnya. Xavier mengumpat dan menyadari lelaki tadi tengah berjalan ke arahnya, dan sepertinya lelaki itu tidak sendiri. Ada tiga laki-laki lain mengikutinya. Tapi tunggu dulu.... beberapa meter di belakangnya dia melihat.... mobil polisi? Itu membuat Xavier mengernyit bingung dan langusng membuka pintu mobilnya. Dia lalu beranjak keluar. Dan sepertinya itu keputusan yang salah melihat seseorang dari mereka langsung meringkusnya, menekannya ke body mobilnya sebelum memasangkan borgol di tangan Xavier. Xavier memberontak, tapi percuma. Sialan! Apa salahnya?!
Tidak salah lagi, mereka pasti penjahat! Polisi tidak akan menangkapnya dengan cara seperti ini hanya karena dia memarkir mobil cukup lama di jembatan! C'mon... Mau apa mereka? Menculiknya lalu meminta tebusan pada keluarganya?!
"Lepaskan, brengsek!!"
Bruk! Kepukran di kepalnya membuat pandangan Xavier langsung berkunang-kunang.
"Lepaskan! Apa kalian sudah gila?!"
Pukulan lain kembali Xavier rasakan tiap kali dia memberontak. Sayangnya pemberontakannya tidak berefek apa-apa ketika orang-orang itu terus menghajarnya di kepala. Itu membuat Xavier akhirnya hanya bisa diam dan pasrah merasakan kepalanya yang terus berdentum keras disertai pandangan matanya yang mulai mengabur. Dan disaat itulah orang-orang itu membawa Xavier memasuki mobil mereka.
TO BE CONTINUED.
(12 Maret 2018 | Rank #65 in Romance)
________________
HOPE YOU LIKE IT!
JANGAN LUPA VOTE, KOMEN + SHARE YAK!
Thank you buat votenya!
Next chapter tetep 6K vote + 2K komen ya :P
Btw. kira-kira kenapa Andres gituin Xavier ya? Menurut kalian gimana? Wkwkw
Buat yang merasa alurnya kecepetan, well... Ini malah termasuk lambat karena biasanya Dy suka lemparin konflik langsung di part pertama atau prolog ^^ so, just enjoy it.
More info go follow :
Dyah_ayu28
The.Angels05
Xavier.leonidas1
Aurora.Regina1
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro