She Owns the DEVIL Prince | Part 32 - So It Begins [2] - REVISED -
HAPPY READING!
JANGAN LUPA BINTANGNYA YA!
_____________________________
"Kenapa? Kau tidak ingin aku cium di pelipis?" goda Xavier dengan seringaian di wajahnya. Aurora langsung menatapnya kesal-sengaja menutupi degup jantungnya yang benar-benar menggila.
Oh, lord... Aurora harus terus mengingatkan dirinya sendiri jika ini hanya pura-pura. Tapi sepertinya hal itu akan sangat sulit... Karena dengan sikap seperti ini, padangan nakal Xavier malah terlihat sangat terlihat nyata.
"Sekarang katakan, kau ingin aku cium dimana, Ara?" bisik Xavier lagi.
"Ma-maksudmu?"
"Aku bisa menciummu dimana-mana Aurora Regina," bisik Xavier di telinganya yang membuat Aurora langsung meremang. Tapi itu belum apa-apa dibanding kecupan Xavier di lehernya beberapa saat kemudian.
Oh, Tuhan....
___________________________
My Playlist : ZAYN Malik - Let Me
https://youtu.be/J-dv_DcDD_A
Your playlist :
***
Akhirnya mereka benar-benar pergi, bahkan setelah Crystal menghadang mereka dan mengatakan Aurora tidak akan pergi jika bukan dengannya. Well... Xavier dan Crystal memang sempat berdebat tadi, Aurora sendiri juga tidak tahu apa yang kemudian membuat Crystal mengalah.
Xavier mengemudikan mobilnya sendiri seperti yang dia mau. Sekarang mobil sport berwarna merah metalik yang bagian atapnya yang dibiarkan terbuka itu terlihat melaju melewati jalanan pedesaan Barcelona yang sepi. Aurora sendiri menikmati itu, dia menyukai bagaimana rambutnya berterbangan terkena angin sementara matanya mengenakan kaca mata hitam untuk menghalau sinar matahari.
Akhirnya mobil yang mereka naiki berjalan pelan begitu memasuki gerbang sederhana sebuah cottage putih yang terletak di tepi pantai. Jalanan yang mereka lalui sedikit menanjak, mungkin itu karena cottage itu terletak di dekat bukit yang terlihat ditumbuhi pohon-pohon hijau. Melihat itu Aurora segera membuka kacamatanya dan mengerutkan kening. Ini terasa familiar.
"Cottage Grandpaku. Ada private beach di belakangnya. Ini lebih baik daripada harus mengunjungi private beach milik Leonidas Hotel seperti yang Crystal mau," jelas Xavier. Ah, sekarang Aurora mengerti apa yang Xavier dan Crystal perdebatkan tadi.
"Memangnya yang ini bukan milik Leonidas juga ya?"
"Yeah... Sebenarnya sama saja," kekeh Xavier geli.
"Tapi paling tidak Daddy tidak pernah menyentuh tempat ini. Ini milik Grandpaku; Kevin Leonidas. Sekarang saja aku yakin dia ada disini," ucap Xavier sembari memarkirkan mobilnya di halaman cottage. Xavier lalu melompat turun dari mobil tanpa mau susah-susah membuka pintu.
Well... Aurora sebenarnya tertarik melakukan hal yang sama. Tapi sayangnya rok pendek yang dia pakai menghalanginya untuk ikut melompat. Tapi tenyata Xavier sudah membukakan pintu mobil di sampingnya sebelum dia melakukannya.
"Welcome, My Queen," goda Xavier sembari mengerling.
Aurora langsung tertawa. Astaga rasanya menggelikan melihat Xavier yang biasanya marah-marah bersikap sok gentleman. Tetapi sungguh, begitu tangan Xavier menggenggam jemarinya erat dan menggandengnya ke dalam, dada Aurora kembali berdesir tidak karuan.
Xavier membawanya menaiki undakan cottage dan membuka pintu yang ternyata tidak dikunci dengan masih menggandeng tangannya. Mereka lalu melangkah masuk dan langsung disuguhi dengan suasana cottage yang menenangkan.
Designnya berbeda dengan mansion Leonidas yang sangat mewah dan dan berkilauan. Design cottage ini lebih ke arah sederhana. Semua perabotan seperti kursi, meja hingga almari berwana putih, hanya lantai dan frame-frame di dinding saja yang berwarna coklat. Sementara itu dari pintu yang terbuka, Aurora bisa melihat pemandangan pantai di kejauhan.
"Wait... Aku mau menemui kekasihku," kekeh Xavier lagi sembari melepaskan genggaman tangannya lalu melangkah memasuki salah satu pintu cottage lebih.
Kekasih?
"Oh, Lord! I'm dead!"
Pekikan seorang wanita membuat Aurora bergegas menyusul Xavier. Xavier ternyata ada di dapur. Dan astaga... disana dia menemukan Xavier yang tengah tergelak sementara seorang wanita paruh baya terlihat memukulnya berkali-kali. Sepertinya wanita itu cukup terkejut dengan kedatangan Xavier yang tiba-tiba. Tapi tak ayal setelah itu dia ikut tertawa.
"Dasar bocah ini! Kau mau membuat Grandmamu terkena serangan jantung, huh?"
"Aku hanya memeluk Grandma. Grandma yang terlalu berlebi-"
"Ada apa Oliv?"
Sebuah suara bariton membuat mereka semua menoleh. Termasuk Aurora yang ikut terkekeh geli. Ternyata itu suara Kevin Leonidas-kakek Xavier dari pihak Ayah.
Kevin sendiir terlihat menatap khawatie sembari membetulkan letak kacamatnya disaat dia bergerak masuk melalui pintu beranda samping. Sepertinya Kevin juga tekejut mendengar teriakan Olivia-istrinya.
"Cucumu datang! Dan seperti biasa, dia selalu mengejutkanku!" rutuk Olivia, tapi binar bahagia terlihat di matanya.
"I'm home, Grandpa!" seru Xavier yang membuat binar bahagia di mata Olivia menular kepada Kevin. Bibir Kevin sendiri terlihat sudah menyunggingkan senyum lebarnya ketika dia berjalan ke arah Xavier.
"Ck! Kenapa kau pulang? Bukankah aku pernah berkata jangan pulang sekalian jika kau mau ikut si Adams," ucap Kevin kesal. Tapi berbeda dengan ucapannya, lelaki tua itu langsung memeluk Xavier dengan pelukan ala-ala lelaki begitu sampai di depan Xavier.
"Ah, baiklah... Besok setelah aku pergi aku tidak akan pulang lagi," kekeh Xavier.
Kevin langsung menggetok kepalanya.
"Dasar cucu bodoh! Jika aku berkata padamu jangan pulang, bukan berarti artinya benar-benar jangan pulang! Kau ini Leonidas tapi tidak kenal Leonidas!"
"Grandpa lupa? Aku Adams," ucap Xavier mengejek, sebelum nada mengejeknya berganti menjadi erangan sakit mendapati Kevin kembali menggetok kepalanya.
Semua itu membuat Aurora tersenyum. Menyenangkan sekali melihat keluarga bahagia seperti ini. Berbeda dengan yang dia miliki.
"Xavier.... Siapa itu?" Pertanyaan Olivia membuat Aurora sadar jika kehadirannya sudah disadari.
"Dia calon istriku, Grandma," ucap Xavier sembari mengerling padanya.
Senyuman Aurora langsung menghilang, berganti dengan tatapan kesalnya pada Xavier. Damn. Apa lelaki ini sedang berusaha membohongi semua orang dengan hubungan pura-pura mereka?
"Calon istrimu? Victoria? Vee... Itu kau, Nak?" Tiba-tiba saja Kevin sudah menyapa Aurora sembari membenarkan kacamatanya.
Vic.. Victoria?
"Benarkan, Oliv... Aku sudah berkata padamu jika hanya Victoria yang bisa membawa cucu kita pulang!"
Ucapan Kevin membuat senyum di wajah Xavier langsung hilang, terlebih ketika dia mendapati senyum Aurora mendadak pudar.
"Dia bukan Victoria, Grandpa... Dia Aurora."
"Bukan Victoria?" tanya Kevin tidak percaya sembari berjalan mendekati Aurora.
Ayolah... Sepertinya ingatan kakeknya memang bermasalah hingga dia salah mengenali Aurora sebagai Victoria. Damn. Apa dia pikir Xavier akan membawa Victoria kemari setelah apa yang dia lakukan? Well... mendadak Xavier merasa situasi disini berubah tidak mengenakkan. Terlebih ketika dia melihat Aurora sudah menyunggingkan senyum kaku sembari menatap Xavier ragu-ragu. Kevin sukses besar membuat Aurora penasaran tentang Victoria.
"Dia bukan Vee... Victoria dan Xavier sudah berakhir bertahun-tahun yang lalu, Kevin." Olivia langsung menjelaskan, membuat Kevin langsung memukul keningnya seakan dia baru teringat akan satu hal.
"Ah iya... Maaf aku lupa," ujar Kevin yang membuat Xavier menghembuskan napasnya lega.
Sungguh, dia benar-benar tidak mau mendengar nama Victoria, apalagi membahasnya. Sudah enam tahun Xavier menghindari apapun tentang Victoria, dan itu akan terus dia lakukan.
Tapi ternyata kelegaaan Xavier tidak bertahan lama karena setelah itu Kevin kembali berkata.
"Victoria, kau sudah makan, Nak?"
Damn. Orang tua dan kepikunan mereka.
***
"Maaf ya... Kau ingin ke pantai, tapi kau malah berakhir di dapur bersama Grandma," ucap Xavier dengan nada menyesal begitu Aurora melangkah ke arah kolam.
Aurora sendiri hanya tersenyum dan menghampiri Xavier yang masih berenang dengan membawa sepiring cookies di tangannya. Sebelum ini Olivia memang meminta bantuannya untuk membuat kue di dapur, dan Aurora tidak keberatan.
"Tidak apa-apa. Lagipula aku sudah lama tidak membuat kue," ucap Aurora.
Senyum wanita itu yang terus mengembang membuat benak Xavier berdesir hangat. Dia suka melihat senyum itu di wajah Aurora. Dan selama Aurora ada disini, sepertinya senyuman itu tidak pernah lepas.
"Kau mau?" tanya Aurora sembari menunjuk piring kuenya.
Xavier langsung mengangguk dan berenang ke tepian dimana Aurora sudah duduk disana.
"Suapi aku," perintah Xavier sembari membuka mulutnya.
Aurora langsung menatap Xavier jengah. "Makan sendiri! Aku sekretaris, bukan baby sittermu!"
"Tapi kau juga merangkap sebagai calon istriku. Lagipula tanganku basah," ucap Xavier keras kepala. Itu membuat Aurora menatap Xavier kesal sebelum bergerak menyupai Xavier dengan ogah-ogahan. Sesekali Aurora juga menyuapi Xavier banyak-banyak, sengaja membuat mulut Xavier penuh.
"Pelan-pelan!"
"Tidak apa-apa. Biar cepat habis."
"Ck! Kalau ini habis, ambilkan aku kue lagi."
"Heh! Jangan sok manja seperti bayi!"
"Kenapa? Toh aku hanya melakukannya padamu," bela Xavier dengan senyum menggodanya. Itu membuat Aurora menatapnya kesal sebelum menaruh piring itu di sampingnya dan memasukkan kakinya ke dalam air kolam. Sengaja mengabaikan Xavier.
Tapi setelah itu....
"Damn! Xavier!" Aurora langsung memekik takut ketika tiba-tiba saja Xavier menarik kakinya dan membuatnya jatuh ke dalam kolam. Hell... Aurora dengan sigap langsung meraih tepian kolam menggunakan tangannya. Tapi Xavier malah memeluk pinggannya dan membawa Aurora ketengah.
"Xavier! Kembalikan aku ke tepi!" pekik Aurora panik.
Xavier sendiri hanya tertawa sebelum membalik tubuh Aurora agar menatapnya. Tapi kali ini Aurora tidak berusaha melepaskan diri, wanita itu malah mengalungkan lengannya ke leher Xavier dan menempelkan tubuhnya seperi koala.
Ah, Xavier langsung menyeringai. Ternyata macan galak ini tidak bisa berenang.
"Xavier!"
"Apa? Aku tidak dengar," ucap Xavier sembari tersenyum geli. Terlebih ketika dia merasakan Aurora langsung menyembunyikan wajahnya di dadanya setelah wanita itu mendengar kekehan Kevin dan Olivia yang mengawasi mereka dari kejauhan.
"Xavier... Please... Aku malu sekali!"
Really? Tawa Xavier semakin berderai.
"Kenapa harus malu? Aku malah semakin suka ada orang yang melihat keserasian kita."
"Damn! Jangan bercanda," erang Aurora yang semakin merapatkan tubuhnya.
Shit. Wajah Xavier langsung kaku. Basah bertemu basah. Rupanya dia sudah melakukan kesalahan degan membawa Aurora ke dalam kolam.
"Ara..," panggil Xavier serak.
Aurora langsung mendongak.
"Kiss me," bisik Xavier lagi yang membuat Aurora langsung menatapnya dengan pandangan 'kau sudah gila?'
Tapi setelah itu Aurora mengedarkan kembali mengedarkan pandangan ke sekitar dan mendapati Kevin dan Olivia masih menatap mereka.
"Is this for your revenge, Xavier?" tanya Aurora dengan pandangan jengah. Damn. Itu membuat Xavier yakin-Aurora pasti berpikir dia meminta ini karena ada kakek dan neneknya.
"What if I say, 'yes'?"
"I'll do it."
Xavier langsung tersenyum mendengar jawaban Aurora. Karena itu dia kembali bertanya lagi.
"If I say 'no'?"
"I'll go...."
Holy shit. Kali ini jawaban Aurora membuat Xavier tidak terima. Jadi Aurora akan meninggalkannya jika hubungan mereka sudah bukan pura-pura? Kenapa? Kenapa dia mau meninggalkan Xavier Adams? Apa karena Ian? Atau karena lelaki bernama Vic Vic yang Aurora sukai itu? Damn.
Xavier benci memikirkan ini.
"No, please don't go." Akhirnya kata permohonan itu yang Xavier katakan, padahal selama hidupnya Xavier tidak pernah memohon kepada orang lain.
Xavier menyadari jika semua perkiraannya salah, Aurora bukan wallflower yang tidak akan dia lihat. Wanita ini adalah cahaya, dia menyilaukan-membuat Xavier tidak ingin menatapnya tapi tanpa sadar selalu menjadi hal yang benar-benar dia butuhkan. Bukan hanya karena matcha tea atau pelukannya... tetapi semuanya. Xavier menyukai segala hal tentang Aurora Regina.
"Kenapa?"
Xavier sudah mengira Aurora akan menanyakan ini, dan entah kenapa dia sudah mengetahui jawabannya sendiri.
"Aku ingin kau, Ara. Itu saja."
TO BE CONTINUED.
________________
HOPE YOU LIKE IT!
DUKUNG XAVIER DENGAN VOTE, KOMEN YANG BANYAK, PLUS SHARE KE SOSMED KALIAN YA!
Emoticon untuk part ini?
Tetep nodong votenya ya ^^ Jangan lupa hehe.
Btw buat pembaca lama Dy, mungkin udah tau kalau masing-masing karakter Dy cenderung sama. Stevano kerjaannya ngambil punya Leonidas XD Leonidas kerjaannya gengsi segede gaban. Stevano selalu dapet yang mereka 'mau', leonidas selalu dapat yang mereka 'butuh'.
Lucas mau Alexa, dia dapet Miranda
Kevin mau Ariana, dia dapet Olivia
Javier mau Angeline, dia dapet Anggy
Menurut kalian. Kalau Xavier? Dia butuh sama mau siapa?
Victoria/Ara/Katherine (?)
Eh, tapi kan Katherine 'mau' Xavier? Gimana dong? XD Stevano kan dia?
With Love,
Dy Putina
Istri sah dan satu-satunya Sean O'Pry
Jangan lupa follow :
Dyah_ayu28
The.angels05
Xavier.leonidas1
Aurora.regina1
Anggy.Sandjaya
Javier.leonidas
Crystal.leonidas01
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro