She Owns the DEVIL Prince | Part 28 - a Little Secret
HAPPY READING!
JANGAN LUPA KLIK BINTANGNYA!
Komen yang banyak ya ^^
__________________________
"Oh Iya.... Aku juga sudah mengatakan pada William Kuzhugetovich Petrov jika aku akan menjaga cucunya," ucap Xavier kemudian yang membuat wajah Aurora langsung memucat.
William Kuzhugetovich Petrov, menteri pertahanan Rusia.
Damn! Sejak kapan Xavier mengetahui siapa kakeknya?
"Ternyata hubungan pura-pura in menguntungkan kita berdua lebih dari yang aku kira. Kita saling melengkapi. Itu alasan yang membuatmu mau kan, Cinderella?"
__________________
Playlist : Kygo, Selena Gomez - It Ain't Me (Lyrics)
https://youtu.be/j6sSQq7a_Po
Playlist kamu :
***
Xavier mendapati Aurora masih menatapnya. Jelas sekali Aurora tidak menyangka jika dia akan mengetahui rahasianya ini. Huft. Jujur saja, sebenarnya Xavier sedikit kecewa. Awalnya Xavier berpikir alasan Aurora yang mengatakan dia melakukan ini untuk Ibunya memang benar, tetapi ternyata-ah, sudahlah. Itu tidak penting sekarang.
"Apa maksudmu? Dan tunggu, kau menyelidiki latar belakangku?" tanya Aurora, terdengar seperti nada takut-takut di telinga Xavier.
Xavier langsung mengedikkan bahu.
"Sedikit. Tapi bukan itu permasalahannya. Kenapa sejak awal kau tidak mau jujur padaku, Ara?" ucap Xavier dengan pandangan mata tajamnya yang membuat wajah Aurora semakin memucat.
"Jujur?"
"Posisimu sedang rawan. Kau seharusnya mengatakan itu dari awal. Kau tahu? Aku pasti akan mengupayakan segala yang terbaik untuk menjagamu. Aku bisa memastikan kau tidak akan terluka bahkan untuk seujung jari," ucap Xavier kesal.
Rasanya Xavier ingin marah pada dirinya sendir ketika dia baru tahu jika posisi ternyata Aurora sedang rawan mengingat bagaimana gencarnya oposisi Rusia yang terus merongrong adanya pergantian kekuasaan. Aurora adalah titik lemah dari William Petrov yang sering menjadi incaran, tapi entah apa yang membuat Aurora memaksa untuk tetep tinggal di Amerika alih-alih berada dalam perlindungan keluarganya di Rusia.
"Jika dari awal kau mengatakan kau menyutujui kerjasama kita karena ini, aku pasti akan bisa menjagamu lebih baik lagi."
"Untuk apa, Xvaier? Sejak awal aku memang tidak butuh dilindungi, bukan hal itu yang membuatku tetap ada disini," ucap Aurora yang mendadak terlihat kesal sementara matanya kini menatap Xavier dengan tatapan 'kau ini benar-benar sok tahu!'
"Kau lupa? Jika bukan karena Ibumu dan sikap pemaksamu, mungkin aku sudah pergi sejak hari pertama kau memecatku."
"Really? Karena yang aku tahu, fakta yang ada malah sebaliknya, kau sedang membutuhkan perlindungan," ucap Xavier dengan nada mengejeknya. Sungguh, Xavier hanya ingin mendengar Aurora berkata dia membutuhkannya. Tapi ternyata memang sangat sulit mendengar hal itu terucap dari bibir Aurora Regina.
"Apakah aku pernah memintanya?"
"Kau tidak pernah memintanya. Tapi semua orang sudah pasti mengetahui jika mereka tidak bisa menyentuh milik Xavier Adams!"
"So, jadi sudah jelas disini. Aku masih ada disini bukan karena aku butuh untuk kau lindungi. Bahkan jika kau memintaku pergi saat ini juga, aku tidak akan ragu," ucap Aurora santai disaat bayangan Aurora yang pergi sudah menghantui pikiran Xavier.
Shit. Mendadak dia tidak menyukai ide itu.
"Kau tidak bisa pergi dari sisiku selama kau berada di Amerika. Posisimu-"
"Bukankah sebelum bertemu denganmu aku juga baik-baik saja? C'mon, X... Sebanyak apapun orang yang mengincarku, aku tidak peduli. Aku-"
"Tapi aku peduli!" geram Xavier tiba-tiba.
Oh lord! Xavier tidak tahu kenapa dia melakukan ini, yang jelas dia sama sekali tidak menyukai Aurora yang terlihat masa bodoh dengan keselamatannya sendiri. Dia sangat mengkhawtirkan wanita ini.
Tapi sepertinya sentakannya itu membuat Aurora cukup terkejut. Aurora sempat mendongak untuk menatapnya sembari mengerjap-ngerjapkan mata sebelum kembali berkata-kata dengan nada ragu. "Itu bukan urusanmu. Kita tidak memiliki hubungan apa-apa," ucap Aurora.
"Hubungan kita hanya pura-pura, Xavier... Persis seperti yang kau bilang tadi. Jangan bertingkah yang membuatnya terlihat sangat nyata."
Mendengar itu Xavier langsung menggeram, tapi dia langsung tersenyum tipis sebelum meraih wajah Aurora dan mengelusnya dengan jemarinya.
"Kalau aku ingin ini sungguhan, bagaimana?" tanya Xaveir sembari memajukan wajahnya.
Aurora melotot, sementara jantungnya sudah kembali berdegup tidak karuan. Dan sungguh, Ketika bibir Xavier sudah menyentuh bibirnya, Aurora hanya bisa diam terpaku sebelum membalas ciuman Xavier padanya. Oh Lord, katakan dia sudah gila.
***
ADAM's Mansion, Detroit, Michigan-USA. 08:30 PM
Aurora segera bergegas masuk ke dalam mansion Xavier tidak lama setelah helicopter mereka mendarat helipad yang terletak di halaman belakang mansion. Kekeknya ada disini-itu yang Aurora ketahui dari Xavier. Hell... Bahkan Aurora masih tidak tahu dia harus bereaksi apa ketika tiba-tiba saja Xavier mengetahui latar belakangnya dan kekaknya tiba-tiba sudah ada disini.
Jangan-jangan memang dia yang mengatakan itu pada Xavier.
"Apa Grandadku ada disini? William Petrov?" tanya Aurora langsung pada salah satu pelayan wanita yang menyambutnya. Xavier sendiri masih berbicara dengan Christian di belakang sana.
"Dia sudah menunggu Anda sedari tadi, Nona."
Pelayan itu lantas menuntun Aurora ke tempat kakeknya, dan dia bisa melihat jika salah satu orang berpengaruh di Rusia itu sedang duduk di ruang tengah mansion Adams dengan enam orang bersetelan hitam terlihat berjaga di setiap sudut ruangan.
"Grandad...."
Panggilan Aurora membuat William menoleh. Lelaki itu yang terlihat memiliki usia yang sama dengan Clayton tapi terlihat lebih berisi itu langsung menyapa cucunya. "Kau sudah datang? Syukurlah, padahal aku sudah memutuskan untuk pergi jika kau masih belum terlihat sebelum jam 9. Aku memiliki jadwal mendampingi Presiden besok pagi."
"Grandad...," sela Aurora cepat.
"Kenapa Grandad mengatakan pada Xavier tentang siapa aku?" erang Aurora kesal. Dia merasa lebih nyaman dengan Xavier yang menganggapnya hanya sebagai Aurora si Cinderella.
"Kenapa? Tidak ada yang salah dengan itu. Bahkan itu yang harus aku lakukan mengingat kau yang tidak mau kembali ke Rusia. Aku ingin kau benar-benar terlindungi."
"Aku bisa melindungi diriku sendiri," ucap Aurora dengan suara datar. Sedikit sekali orang yang mengetahui jika dia adalah seorang Petrov-jadi menurutnya dia pasti akan aman.
"Well... Melindungi dirimu sendiri? Itu yang juga Vic katakan. Dan kau lihat apa yang terjadi pada kalian setelahnya?"
Ucapan William langsung membuat Aurora terbayang akan kondisi saudara kembarnya yang kini tengah menjalani perawatan intensif di salah satu rumah sakit di Manhattan, dan seketika itu benak Aurora langsung merasa sesak. Tidak, kecelakaan itu bukan salah Vic. Ah, seandainya saat itu Aurora tidak menyetujui keinginan Vic, kecelakaan yang disebabkan sabotase itu tidak akan terjadi, Vic pasti akan tetap ada disini.
"Kau memang harus bersama Xavier jika kau ingin bertemu Vic, Aurora," ucap William yang membuat Aurora kembali mendongak menatapnya. "Dia yang bisa menjagamu selama kau ada disini. Kekuasaannya sangat menjanjikan. Aku yakin kau juga tahu jika kekuasaan keluarganya bahkan bisa memengaruhi keputusan kongres Amerika, jadi kau bisa aman," tambah William.
Aurora membuang pandangannya. Pada kondisi dunia yang sekarang ekonomi memang menjadi hal yang mengendalikan semuanya-termasuk politik dunia. Hal yang keluarga Leonidas miliki. Tapi masalahnya bukan itu yang Aurora inginkan sejak pertama kali dia melangkahkan kakinya ke dalam Adams Group dengan bantuan Clayton.
Bukan perlindungan dari Xavier. Dia hanya ingin melihat bagaimana kondisi Xavier setelah Victoria tidak ada, setelah dia terus mengabaikan semua email yang Victoria kirimkan seakan Victoria tidak pernah ada. Tapi dari bagaimana Xavier membenci warna matanya di pertemuan pertama mereka, Aurora sudah bisa mengambil kesimpulan jika Xavier membenci Victoria, padahal Victroria mencintainya. Si bajingan Andres itu yang selalu memperkeruh suasana.
"Atau kau ingin aku membawamu pulang saja ke Rusia? Kau bisa mulai berkecimpung di dunia perpolitikan mulai sekarang."
"Biar kakak laki-lakiku saja, Grandad," tolak Aurora cepat. Rusia memang cenderung melakukan spesialisasi dengan mengangkat orang-orang dari kalangan yang disukai Presiden, sehingga langkahnya sudah pasti akan mudah. Tapi Aurora tidak mau masuk ke dalam dunia seperti itu.
"Kau tahu dia tidak bisa diharapkan kan?"
"Dia bisa. Dia cucu seorang William, dia akan bisa menjadi hebat seperti Grandad. Dia hanya butuh waktu, " ucap Aurora sembari memberikan tatapan yakin pada kakeknya yang membuat William tersenyum miring.
"Apa Xavier tahu kondisi Vic, Grandad?" Aurora menanyakan hal yang mengganjal di kepalanya.
"Mr. Petrov." Suara sapaan Xavier terdengar lebih dulu sebelum William menjawab pertanyaan Auorora.
"Xavier Leonidas," sapa William balik setelah dia sempat menggelengkan kepalanya pada Aurora untuk menjawab pertanyaan Aurora yang terakhir. Aurora langsung menghela napas lega melihat itu.
"Maaf membuat Anda menunggu lama."
"Tidak apa-apa, Xavier. Aku sudah cukup hanya dengan melihat dia tidak apa-apa."
"Dia akan selalu baik-baik saja. Saya berjanji akan terus menjaganya," ucap Xavier sembari memberikan senyum menggodanya pada Aurora. Aurora langsung memutar kedua bola matanya jengah. Hell... Xavier bertingkah seakan dia benar-benar calon suaminya, nanti kita lihat bagaimana reaksinya jika Aurora mengatakan jika ia sudah memberitahu William jika mereka hanya pura-pura.
"Какая причина по-прежнему из-за притворства?"
Tapi ucapan William selanjutnya membuat Aurora merengut tidak paham, sementara Xavier sendiri langsung tertawa sembari memberikan gelengan pelan.
"Dia juga akan mendengar jika menjawabnya sekarang."
Kini giliran William yang tersenyum geli. "Успокойся, сынок ... Хотя у нее есть моя кровь, он не знает русского."
"Really?" tanya Xavier keheranan.
William mengangguk, itu membuat Xavier ikut menatap Aurora geli sebelum menjawab pertanyan William yang tadi, "Сначала да. Но теперь я чувствую, что я действительно люблю ее. Она нужна мне. Она все."
"Wait... Kau membutuhkan apa?"
Ucapan Aurora membuat Xavier menatap William dengan pandangan 'kau menipuku' sementara William sendiri terlihat tertawa tanpa suara menyadari ada hal kecil yang dia lupakan.
"Ya, mungkin dia sudah hapal beberapa kata," ucapnya geli. "Kau tenang saja, yang kau katakan tadi masih akan menjadi rahasia kecil kita," tambah William yang membuat Aurora langsung memicingkan mata.
TO BE CONTINUED.
_____________________
HOPE YOU LIKE IT!
DUKUNG XAVIER DENGAN VOTE, KOMEN YANG BANYAK, PLUS SHARE KE SOSMED KALIAN YA!
Masih yakin tetep jadi team Aurora? :P
Nodong 12K vote ya biar vote per partnya stabil ^^
See you soon! Habis ini pembukaan teka-teki berakhir wkwk. Dy pengen sweeeet moment aja T.T Pusing.
See you soon!
With Love,
Dy Putina
Istri sah dan satu-satunya Sean O'Pry
Jangan lupa follow :
Dyah_ayu28
The.angels05
Xavier.leonidas1
Aurora.regina1
Anggy.Sandjaya
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro