Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

She Owns the DEVIL Prince | Part 24 - Steal My Girl

HAPPY READING!

JANGAN LUPA BINTANG SAMA KOMEN YANG BANYAK YA! HEHEHE


Xavier melepaskannya, lalu kembali menyetir sembari sesekali melirik Aurora yang masih mengatur napasnya. Well... Sebenarnya bukan hanya mengatur napasnya, tapi juga degup jantungnya yang benar-benar menggila.

"Kau sangat cantik malam ini. Aku tidak suka," ucap Xavier tiba-tiba sebelum mengalihkan pandangannya.

Aurora kembali speechless? Ha? Devil ini memujinya?

"Apa tidak bisa kita makan malam dengan Ibunya saja? Si Ian Ian itu buang saja," tambah Xavier lagi yang semakin membuat Aurora semakin kesulitan mengontrol degup jantungnya.

Astaga... Apa ini maksudnya?

________________________

Playlist : One Direction - Steal My Girl

https://youtu.be/UpsKGvPjAgw

Playlist kamu? :

***

Oceana Restaurant, NY-USA. 08:12 PM

"Aunty... Ian," panggil Aurora ketika dia sudah sampai di meja tempat Ian dan Ibunya duduk. Panggilannya membuat Ian dan Mrs. Salvatore yang awalnya saling berbincang mengalihkan pandangan mereka sebelum tersenyum melihat kedatangan Aurora.

"Aurora...," sapa wanita paruh baya itu.

"Maaf aku terlambat," ucap Aurora masih dengan senyumnya. Dia lalu memeluk Ibu Ian dan mengecup pipinya. Dan senyum Aurora lebih mengembang lagi ketika tiba-tiba saja Ian ikut berdiri dan mengulurkan sebuah mawar padanya.

"Mawar yang cantik untuk wanita yang cantik," ucap Ian sembari mengerling menggoda.

Aurora terkekeh, "kau bisa saja," ucapnya, tapi setelah itu dia meraih mawar itu dan duduk di kursi yang Ian siapkan setelah sebelumnya mengecup pipi Ibu Ian.

"Kalian berdua membuatku iri. Benar-benar mengingatkanku pada drama korea."

"Drama Korea? Seriously?" timpal Ian sembari tertawa pelan. "Aku pikir awalnya Mama akan berkata kami mengingatkan Mama akan masa muda."

"Ish... Dengan Papamu yang seperti itu?" ucap Mr. Salvatore sembari menggeleng pelan.

"Dia benar-benar tidak romantis. Benar-benar mengecewakan. Karena itu kau harus menikah dengan putraku ini atau kau akan mengalami nasib nahas sepertiku, Aurora."

Aurora tertawa geli mendengar ucapan Ibu Ian, terlebih ketika dia mendengar suara protes yang diucapkan Ian. Namun tiba-tiba....

"Baby... Sorry, I'm late." Itu Xavier. Tiba-tiba saja lelaki itu sudah berdiri di sampingnya dan mencuri kecupan di bibirnya. Xavier dengan santainya juga langsung menarik kursi di sebelah Aurora dan duduk disana. Membuat Mrs. Salvatore langsung menatap Xavier dari atas kebawah dan mendapati betapa tampannya lelaki ini. Dari pakaiannya yang hanya mengenakan celana panjang dan kemeja yang digelung sampai siku saja tubuh indah Xavier sudah terlihat jelas.

Tetapi tetap saja, dia merasa anaknya lah yang paling tampan.

"Lelaki ini kekasihmu, Aurora?"

"Lebih tepatnya, calon suami," jawab Xavier tanpa menunggu ucapan Aurora.

Jawaban Xavier membuat Mrs. Salvatore langsung merengut tidak suka, dan itu disadari Aurora.

"Maaf aku tidak sempat mengatakan jika aku membawa Xavier," ucap Aurora merasa tidak enak.

"That's okay, Aurora... Kau tidak salah. Mrs. Salvatore tersenyum manis, terlebih ketika dia kembali menoleh pada Xavier.

"Oh, ya? Apa pekerjaanmu?"

Nada suara Mrs. Slavatore memang terdengar manis, tapi Aurora tahu jika itu adalah pertanyaan yang bertujuan untuk meremehkan. Lihat saja sekarang, alih-alih menanyakan nama Xavier, dia malah langsung bertanya apa pekerjaannya.

Aurora lantas menatap Xavier, sembari memberikan tatapan memohon agar Xavier bersedia mengontrol dirinya sekarang.

"Hanya pengusaha kecil-kecilan," jawab Xavier dengan santainya.

"Tapi aku yakin aku bisa mencukupi semua kebutuhan Cinderellaku ini," jawab Xavier yang membuat perasaan Aurora semakin diluputi hal tidak mengenakkan. Ish... Kecil-kecilan katanya? Adams Group?

"Itu memang yang sering lelaki ucapkan ketika mereka masih belum menikah," respon Mrs. Salvatore membuat Aurora semakin ingin menyudahi makan malam yang belum dimulai ini dengan cepat.

"Tapi ketika kebutuhan rumah tangga semakin mencekik sebagian dari mereka pasti akan menyalahkan-"

"Mama... please...," itu suara Ian. Lelaki manis itu berusaha memeringatkan.

"Diam dulu, Ian... Aku sedang memberi petuah yang pasti dibutukan anak-anak muda ini jika menikah itu tidak semudah kelihatannya. Apalagi jika laki-lakinya secara materi tidak siap."

"Anda baik sekali. Saya akan mendengarkan, Madam," jawab Xavier dengan senyum tipisnya. Damn! Perasaan Aurora semakin tidak enak saja.

"Intinya nanti cinta itu tidak akan cukup. Apalagi hanya berbekal wajah tampan. Kebutuhan orang berumah tangga itu sangat banyak dan meningkat setiap tahunnya. Usaha kecil-kecilan pasti akan sangat sulit, paling tidak jadilah lelaki atau pilihlah lelaki seperti Ian... Putraku ini yang memegang perusahaan keluarga kami. Dia mengembangkan perusahaan dengan sangat ba-"

"Mama... Ini makan malam, tidakkah lebih baik kita makan dulu?" Ian kembali menyela.

"Tunggu sebentar, Ian... Aku belum selesai," ucap Ibunya masih dengan senyum yang dibuat-buat.

"Maaf ya, Ian memang sangat jarang mau dipuji," ucap Mrs. Salvatore lagi. "Tapi aku tidak bisa berhenti memujinya. Dia benar-benar pekerja keras. Dia mengembangkan bisnis soju perusahaan kami. Kau tahu, bahkan ditangannya, Soju produksi perusahaan kami bisa masuk ke pasaran eksklusive. Aku yakin, semua wanita pasti ingin menjadi istrinya. Bukan begitu Aurora?"

"Haha iya," sahut Aurora cepat sebelum dia merasakan cengkraman tangan Xavier di pahanya-memperingatkan.

Tapi berbeda dengan yang dia lakukan, Xavier malah berkata takjub yang membuat senyum Mrs. Salvatore semakin melebar. "Wow! Itu hebat sekali!"

"Dia memang putra yang membanggakan," ucapnya. "Ah iya... Kau tahu Leonidas International Hotel milik Leonidas International?" tanya Mrs. Salvatore lagi.

"Aku agak lupa. Mungkin perusahaan itu tidak terlalu penting."

"Astaga... Kau benar-benar ya! Itu perusahaan nomor satu dunia! Sepertinya pengetahuan bisnismu terlalu cetek hingga kau tidak kenal mereka," ucap wanita itu yang membuat Ian langsung mengalihkan pandangannya, Aurora menelan ludahnya, sementara Xavier mengerutkan kening untuk mengaburkan ekspressi kesal di wajahnya.

Dan gagal.

Mengingat di dalam benaknya Xavier terus merutuki kata nomor satu yang Mrs. Salvatore ucapkan. Damn! Tunggu saja, tidak lama lagi Adams juga akan menyaingi si sombong itu. Javier Leonidas hanya menang karena dia yang memulai bisnis itu lebih dulu!

"Ah, maaf... Tidak usah terlalu dipikirkan," ucap Mrs. Salvatore pada akhirnya, sepertinya dia menyadari raut tidak suka di wajah Xavier. "Kau hanya perlu belajar."

"Kembali ke Leonidas International. Kau tahu... Ian berhasil membuat Soju produksi perusahaan keluarga kami menjadi salah satu brand pengisi di hotel mereka. Dia benar-benar membanggakan, bukan begitu Aurora?"

"Puji saja dia atau aku akan...." bisikan penuh ancama di bibirnya termasuk cengkraman telapak tangan Xavier di pahanya membuat Aurora hanya bisa mengangguk sembari tersenyum kaku. Ah, C'mon... Aurora benar-benar berharap makan malam ini akan berlalu dengan selamat.

Untunglah setelah itu Xavier tidak melakukan apapun selain membalas semua ucapan Mrs. Salvatore dengan senyum ramah. Xavier bahkan berkali-kali melemparkan pujian pada wanita itu seperti wajahnya yang terlihat masih berumur tiga puluh tahun dan apalah lagi itu.

"Keluargamu sudah tahu hubunganmu dengan lelaki ini, Aurora?" pertanyaan Mrs. Salvatore yang kini ditujukan pada Aurora membuat Aurora menggeleng pelan.

"Mungkin sebentar lagi."

"Sepertinya akan sangat sulit. Aku khawatir dengan kakekmu. Kepada Ian saja dia tidak suka, apalagi kepada-"

"-wait... Maaf, aku lupa menanyakan siapa namamu," potong Mrs. Salvatore seakan dia baru ingat hal yang seharusnya dia tanyakan sejak tadi. Itu membuat Xavier yang sedang merengutkan kening mendengar ucapan Mrs. Slavatore tentang keluarga Aurora langsung menatap wanita paruh baya itu lagi.

"Siapa namamu, Nak? Sebenarnya sejak tadi aku merasakan wajahmu tidak asing. Apa karena kau tampan seperti aktor atau penyanyi yang sering muncul di TV ya?" tanya Mrs. Salvatore dengan tatapan bertanya.

Medengar itu Aurora kembali meneguk ludahnya, Ian mengalihkan pandangannya dan Xavier sendiri hanya tersenyum tipis.

Astaga... Senyuman itu membuat Aurora menjadi yakin jika pertanyaan itulah yang memang Xavier tunggu sejak tadi.

"Saya Xavier Matthew Leonidas."

Xavier Matthew Leonidas.

Xavier Leonidas.

Leonidas.

LEONIDAS!!!!

Damn! Jawaban Xavier membuat Aurora langsung menatapnya seaka-akan Xavier memang sudah melakukan hal yang gila! See... Lelaki ini memang sengaja melemparkan boomnya sekarang! See... alih-alih menyebutkan nama Adams, lelaki ini malah meminjam nama belakang mantan Ayahnya sebentar! Dasar anak Daddy!

"Hm... Xavier ya...," respon Mrs. Salvatore ogah-ogahan.

Satu detik... empat detik....

"Wait... Xavier Leonidas?!" tanya Mrs. Salvatore kemudian dengan tatapan shock. Mungkin karena tiba-tiba saja dia mendapati kemiripan wajah Xavier dengan pemilik perusahaan yang sempat ia puji-puji tadi.

Xavier tersenyum tipis sembari menggangguk.

"As in Javier Leonidas?" tanya Mrs. Salvatore dengan nada tersendat-sendat.

"He is my Daddy," jawab Xavier sembari meraih gelas winenya.

Langsung saja, ucapan Xavier itu membuat wajah Mrs. Slavatore menjadi pucat, sementara Aurora dan Ian sendiri hanya bisa meringis melihatnya. Geez... si Devil ini seribu persen sudah pasti sengaja!

"Ian, sepertinya Mama tidak enak badan. Ayo bayar billnya sekarang dan kita pulang."

"Tapi Ma-"

"Tidak perlu, aku yang akan membayarnya," ucap Xavier santai sembari mengambil setangkai mawar yang ada di depan Aurora.

"Ini untukmu, Madam... Dan ingatakan anak Anda untuk tidak lagi memberi calon istri saya apa-apa." Xavier menaruh mawar merah itu di tangan Mrs. Salvatore.

"Karena sekalipun tanpa bantuannya, saya bisa memberi Aurora semuanya," ucap Xavier sembari merengkuh pinggang Aurora. Menyatakan kepemilikannya.

Ck! Keluarga bodoh ini ingin mencuri wanitanya? Coba saja.

TO BE CONTINUED.

[Rank #2 in Romance | 8 mei 2018]

_____________________

HOPE YOU LIKE IT!

DUKUNG XAVIER DENGAN VOTE, KOMEN YANG BANYAK, PLUS SHARE KE SOSMED KALIAN YA!

Komen emotion kalian di inline soal part ini! </3

Komentar kalian sejauh ini?

Nodong 12K votenya dong! Besok Dy update lagi hehe

See you!

With Love,

Dy Putina

Istri sah dan satu-satunya Sean O'pry.

Jangan lupa follow :

Dyah_ayu28

The.angels05

Xavier.leonidas1

Aurora.regina1

Anggy.Sandjaya

Javier.Leonidas

Crystal.leonidas

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro