Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

She Owns the DEVIL Prince | Part 13 - a Scandal, Trick & the Way [1]

Are you #LeonidasSquad or #AdamsSquad?

Kangen Xavier ya :( Semalem mau update. Tapi tagihan bebek sama Javier harus Dy kerjain duluan. So here we go... Ambil tiketnya dan happy reading ^^

JANGAN LUPA KLIK BINTANGNYA YA!

_________________

"Sir?" Xavier mengerutkan kening sembari mengeratkan pelukan mereka.

"Xavier... Panggil aku Xavier," ucap Xavier dengan nada lelah sementara dia menyandarkan kepalanya di pundak Aurora. Itu tentu membuat Aurora ingin memberotak, sayangnya ucapan Xavier menghentikannya.

"Biarkan seperti ini. Sebenarnya aku sedang berada dalam mood ingin membunuh seseorang. Tapi entah kenapa pelukanmu bisa membuatku tenang. Jadi lebih baik kau diam."

Oh Tuhan.....

_________________________

My Playlist : Lauv - Chasing Fire

Playlist kamu?

***

Aurora membeku. Dia tidak tahu harus melakukan apa ketika dirasa pelukan Xavier di tubuhnya semakin mengerat. Bahkan keinginan untuk memberontak di kepala Aurora tiba-tiba saja menghilang. Entahlah... Tiba-tiba saja Aurora bisa merasakan jika untuk sekejap lelaki tegap di hadapannya sejenak berubah menjadi sosok yang rapuh yang kesakitan. Hembusan pelan napas Xavier di lehernya, ditambah bagaimana cara lelaki itu menyandarkan kepala di bahunya membuat Aurora merasa jika Xavier memang tengah membutuhkan sandaran.

Tetapi semua hal yang dirasakan Aurora tadi mendadak hilang begitu dia mendengar kekehan Xavier ketika lelaki itu berbisik di telinganya. "Well, sepertinya mau tidak mau kau harus menerima tawaranku setelah ini, Aurora."

"Maaf?"

"Menjadi calon istri pura-puraku. Aku yakin setelah ini gambar dan profilmu sudah beredar dimana-mana dengan headline calon istri Xavier Matthew Adams," ucap Xavier lagi yang membuat Aurora langsung membulatkan matanya.

Damn! Lelaki ini benar! Sekarang saja Aurora bisa merasakan jika kilatan blitz kamera mulai terarah pada mereka. Rupanya mendapatkan berita tentang Xavier dan wanita barunya memang lebih membuat mereka tertarik daripada meliput keberhasilan para pengusaha besar disini. Tentu saja, mengingat Xavier sendiri secara tidak langsung sudah dinobatkan menjadi bachelor paling digandrungi dekade ini.

"Jaga kalakuan dan ucapanmu, Sir... Jangan lupa jika aku masih memakai sepatu," erang Aurora sembari mendorong tubuh Xavier menjauh.

Tapi sekali lagi Xavier hanya terkekeh geli sebelum menyurukkan wajahnya di lekukan leher Aurora dan memberikan kecupannya disana. Gezz!! Lelaki ini memang cari mati rupanya!

"Sudahlah, Aurora. Jadi bagaimana? Apa kau menyetujuinya?" bisik Xavier lagi.

Untunglah Xavier sudah melepaskan Aurora beberapa saat sebelum wanita ini benar-benar menginjak kakinya.

"Aku sudah bilang kalau aku tidak mau!"

"Jangan sok jual mahal. Kau tahu pasti jika banyak wanita lain yang akan dengan senang hati menukar posisi mereka denganmu," jawab Xavier dengan tatapan memeringatkan di mata birunya.

Well, itu membuat Aurora bisa tahu jika ego Xavier sedang terluka. Dan itu malah membuat Aurora semakin ingin mempermainkan ego Xavier untuk menyadarkan lelaki ini jika semuan yang dia inginkan tidak selalu bisa dia dapatkan. Cih! Apalagi keinginan gila macam tadi!

"Terserah aku tidak peduli, lagipula aku memang bukan mereka," ucap Aurora sembari tersenyum kaku. "Lagipula sudah ada lelaki yang aku sukai, karena itu aku menolakmu."

Uh oh... Pandangan mata Xavier langsung menggelap setelah Aurora mengatakan kalimat terakhirnya. Tetapi kemudian,

"Oh, begitu...." ucapa Xavier santau tanpa nada tersinggung sama sekali. Ayolah... Ini membuat Aurora langsung merasa aneh. Atau dugaannya memang salah? Ego Xavier ternyata tidak akan jatuh hanya karena dia kalah dari lelali lain. See? Dia bahkan hanya merespon dengan gerakan biasa saja seakan pembicaraan mereka tidak berarti apa-apa.

Akhirnya Aurora bergerak meninggalkan Xavier dan pergi ke sisi Christian ketika dia melihat beberapa wartawan mulai mengerubungi Xavier. Pasti untuk membahas keberhasilan bisnis dan presentasi Xavier tadi. Sementara itu Xavier sendiri ternyata masih menatap Aurora dengan sorot mata gelinya sebelum dia mengalihkan perhatiannya pada para wartawan yang sudah menunggu.

Ha? Dia ditolak karena lelaki lain? Lucu sekali.

"Selamat sore, Mr. Matthew."

"Selamat sore," balas Xavier ramah. Tidak hanya itu, Xavier juga membuat orang-orang itu takjub dengan senyumnya yang secerah matahari. Padahal selama ini Xavier Matthew terkenal sangat sinis dan lebih sering menunjukkan tatapan wajah datarnya jika sedang diwawancari seperti ini.

"Wah wah... Anda terlihat sangat berbeda hari ini. Anda terlihat lebih.... ceria. Apa terdapat hal baik yang sudah terjadi, Sir?"

"Tentu saja ada, kalian pasti sudah melihat bagaimana presentasiku tadi."

"Ya, itu memang pencapaian yang sangat besar dan luar biasa Mr. Matthew," komentar salah satu dari mereka. "Tetapi apa Anda yakin hanya itu? Bukan karena wanita cantik yang tadi terlihat bersama Anda?"

Well... menarik. Pertanyaan itu membuat Xavier tersenyum geli sembari melemparkan pandangangannya pada Aurora yang terlihat berdiri di kejauhan. Sejak tadi dia memang sudah menunggu-nunggu pertanyaan semacam ini.

"Dia termasuk," jawab Xavier yang membuat kilatan kamera semakin ganas menyerbunya.

"Apa dia kekasih Anda?"

"Dia calon istriku, Aurora Regina," ucap Xavier sembari tersenyum, sementara pandangan lelaki itu masih saja tertuju pada Aurora seakan menunjukkan jika dia memang sangat mencintainya.

Sukses saja statement Xavier itu membuat para wartawan semakin santer memberikan pertanyaan mereka. Tapi Xavier sendiri merasa ini semua sudah cukup. Sehingga tanpa pikir panjang dia langsung undur diri dan membiarkan para bodyguard dengan sigap langsung mengurusi wartawan-wartawan itu agar tidak bisa mendekat lagi.

Gezz... Sekarang siapapun lelaki yang disukai Aurora pasti akan berpikir dua kali untuk mendekati wanita itu. Label milik Xavier sudah pasti akan melekat di diri Aurora ketika berita tentang wawancaranya tadi sudah menyebar. Dan sudah pasti, Xavier yakin akan banyak lelaki yang akan mundur teratur jika mereka mengetahui lawan mereka adalah Xavier Matthew Adams. Sungguh, memikirkan Aurora sedang membuatkan matcha teanya untuk lelaki itu sanggup membuat Xavier jengkel sendiri. Itu favoritenya!

"Cinderella..."

Panggilan Xavier begitu dia mencapai tempat Aurora membuat Aurora menatapnya kesal. Namanya bukan Cinderella. Ditambah lagi, dia masih kesal mengingat Xavier masih mengungkit-ungkit kontrak yang tidak akan mau dia tanda-tangani.

"Lelaki yang kau sukai tadi, tinggal dimana?" tanya Xavier. Itu membuat Aurora mengerutkan kening,

"Apa urusannya denganmu, Sir? Kau tidak sedang berpikiran untuk menculiknya kan?"

"Aku tidak segila itu, Ara," kekeh Xavier sembari melingkarkan tangannya di pinggang Aurora. "Aku hanya ingin memastikan dia mendengar wawancaraku tadi. Hanya itu."

"Ha? Memangnya wawancara apa?" tanya Aurora heran sembari langsung melepaskan rangkulan lengan Xavier.

Sayangnya Xavier ternyata sama sekali tidak berniat menjawab pertanyaan Aurora. Dia malah langsung mengandeng tangan Aurora dan menggiringnya pergi dari sana.

"Kau akan tahu sendiri," kekeh Xavier geli.

***

"Andres...."

"Ya, Dad?"

Andres Lucero langsung menghampiri Javier Leonidas yang terlihat berdiri di salah satu sisi lobby di luar ruang konferensi. Beberapa saat yang lalu Andres memang masih menjawab beberapa pertanyaan dari wartawan-sama dengan Javier. Tapi entahlah, tiba-tiba saja Javier menyuruh bodyguard yang ikut bersamanya menjauhkan para wartawan itu sementara pandangannya terus tertuju ke arah lain.

Xavier Leonidas, tentu saja. Anak kurang ajar itu ternyata sama sekali belum sadar jika apapun nama belakang yang dia sandang, tubuh dan darah yang dia miliki tidak bisa menipu jika dia masih tetap Leonidas. Akan selalu tetap seperti itu.

"Angeline dan Katherina ikut kemari kan?"

"Iya, mungkin mereka masih menikmati kegiatan belanja mereka sekarang."

Javier mengangguk paham. "Bagus. Kita akan makan malam bersama nanti malam."

"Baik, Dad. Percayakan semuanya padaku. Aku akan mengaturnya," ucap Andres sembari tersenyum. Javier lantas menepuk pundak Andres sebelum meninggalkannya, dia lalu memberikan perhatiaanya pada Nolan ketika asistennya itu menghampirinya.

"Nyonya Anggy baru saja menelpon, Tuan," ucap Nolan.

Javier menghela napasnya panjang. "Biarkan saja, aku sudah tahu dia akan berbicara apa," ucap Javier tenang.

"Tapi katanya--"

"Aku akan menelponnya nanti, Nolan."

TO BE CONTINUED.

_____________________________

Hope you like it!

Jangan lupa vote, komen + share ya!!

Minta 9K vote dong buat part ini ^^

Jangan lupa follow Instagram Dy, info update dan penerbitan semua ada disini :

dyah_ayu28

the.angels05

xavier.leonidas1

aurora.regina1

xander.william1

crystal.leonidas01

anggy.sandjaya

javier.leonidas

angellucero

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro