She Owns the DEVIL Prince | Part 10 - Jet Lag
Klik 🌟 di pojok kiri bawah dong 😍
Part ini 2 kali lebih panjang dari biasanya. Jadi sebenarnya 2 part, tapi nggak bisa kepisah L.
Hope you like it :)
_______________________
Play list : Shawn Mendes - There's Nothing Holdin' Me Back
Playlist kamu :
Note : Bieber help me :( Tanda-tanda mau jadi pelakornya Army nih XD
***
Keesokan harinya.
Adam's Private Airport , Queens, NY-USA. 07:50 AM
"Mr. Matthew masih belum datang?"
"Belum, Miss... Kemungkinan besar dia sedang berada di perjalanan," jawab Christian ketika Aurora menanyakan pertanyaannya.
"Apa ada hal yang mungkin Miss Regina butuhkan?" ucap Christian lagi. Aurora hanya menggeleng dan menyenderkan kepalanya di sandaran kursi private plane yang dia naiki sembari melirik arloji yang melingkar cantik di pergelangannya.
Pukul delapan kurang sepuluh menit.
Gezz... Kemana lelaki itu? Sepuluh menit dari sekarang private jet kepunyaan Adam's Group ini seharusnya sudah berangkat-tetapi Xavier belum datang. Ditambah lagi Xavier juga tidak dapat dihubungi sejak tadi pagi. Ah, mungkin sebenarnya sejak kemarin. Karena itu terakhir kali Aurora melihat Xavier yakini ketika lelaki itu keluar dari ruangannya dan pergi tanpa sapaan sedikitpun dengan wajah yang muram. Yeah... Meskipun wajah Xavier sendiri memang tidak pernah terlihat bersinar penuh senyum.
Tetapi ayolah, melihat bagaimana track record Xavier yang banyak dikenal orang, bukankah seharusnya lelaki itu sudah datang? Ketepatan waktu dan Xavier biasanya merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Well... Itu membuat Aurora segera bangkit dari duduknya dan keluar dari pintu pesawat.
Dan disaat itulah dia mendapati sebuah motor berwarna hitam metalic melaju kencang ke arah landasan pacu sebelum berhenti beberapa meter dari pesawat.
"Selamat datang, Mr. Matthew."
Sapaan pegawai bersetelan hitam yang sedari tadi terlihat berjaga di landasan membuat kening Aurora merengut. Seriously itu Xavier? Ayolah... Boss mana yang akan melakukan perjalanan bisnis dengan jaket hitam ala-ala geng motor seperti itu?
Tetapi memang benar jika Xavierlah yang menaiki motor itu. Aurora bisa melihatnya ketika lelaki itu sudah membuka helmnya dan menyisir rambutnya yang sedikit berantakan dengan jemarinya. Astaga... Kapan lelaki menyebalkan ini terlihat tidak tampan sih?
"Kau sudah lama datang?" tanya Xavier pada Aurora begitu dia melihat Aurora sudah menghampirinya.
"Sekitar satu jam yang lalu."
"Kenapa tidak menunggu di dalam?" ucap Xavier sembari bergerak turun dari motornya.
"Well... Itu karena Bossku yang biasanya tepat waktu tidak terlihat batang hidungnya," jawab Aurora dengan ejekan yang tersirat.
Xavier mengangkat satu alisnya sebelum memberikan seulas senyum mengejek kepada Aurora. "Bossmu itu masih tepat waktu, Cinderella. Apa kau tidak mempunyai jam?"
Ucapan Xavier membuat Aurora kembali melirik arlojinya. Shit! Jam delapan kurang lima menit. Lelaki ini masih belum terlambat. Itu membuat Aurora merengut kesal terlebih ketika dia melihat Xavier sudah menyunggingkan senyum kemenangannya sebelum mengalihkan perhatiannya pada Christian dan berbincang dengannya.
Melihat itu membuat Aurora akhirnya memilih untuk bergerak masuk ke dalam pesawat dan kembali duduk di kursinya. Dari kaca jendela pesawat, Aurora bisa melihat jika Xavier masih terlihat berbicara serius dengan Christian. Itu membuat Aurora mengambil majalah bisnis yang tersedia di atas pesawat dan membacanya untuk membunuh waktu. Dia melewati beberapa halaman tanpa membacanya, sebelum sebuah artikel yang mengulas tentang Javier Leonidas, seorang owner dari Leonidas International-perusahaan nomor satu dunia menarik perhatiannya ketika dia melihat Xavier bergerak masuk dan duduk di hadapannya.
Pakaian lelaki itu sudah berganti dengan setelan resmi dengan jas berwarna hitam yang menutupi kemeja putih yang dia pakai. Rupanya tadi Xavier memakai kemeja itu di balik jaketnya.
"Semua berkas yang kita butuhkan sudah kau bawa kan?"
"Semuanya lengkap, Mr. Matthew," ucap Aurora kesal. Rasanya menyebalkan sekali mendapati nada bicara Xavier yang selalu terdengar meragukan tiap kali lelaki itu bertanya apapun yang sedang dia kerjakan.
"Bagus," jawab Xavier. "Karena jika tidak, aku akan melemparmu dari Dubai kemari untuk mengambil bekas-berkas itu lagi," tambahnya dengan senyum menggoda.
Aurora mengabaikannya. Dia sama sekali tidak berniat menyiksa dirinya dengan membuat penerbangan 12 jam lebih ini dikhiasi oleh adu debat antara dirinya dan Xavier. Akhirnya Aurora memutuskan untuk terus membaca majalah di tangannya; Javier Mateo Leonidas dan Xavier Matthew Adams. Disini Javier menyebutkan jika Matthew Adams-putranya akan kembali menyandang nama belakangnya jika dia sudah menikah. Nama Adams hanyalah sementara selama Xavier masih belajar kepada kakeknya, dan satu lagi... issue yang sering dikatakan banyak media tentang mereka yang tengah bersilisih dikatakan tidak benar dalam wawancara eksklusif Javier Leonidas.
Membaca itu membuat Aurora tersenyum tipis. Astaga... Ayah dan anak ini! Dengan berganti namapun semua orang sudah pasti mengenal Xavier Matthew Adams sebagai putra Javier Leonidas. Kemiripan wajah mereka tidak akan bisa menipu semua orang. Mereka sangat sama, yang memedakan hanya gurat tua yang berada di wajah Javier Leonidas saja!
"Bawakan aku matcha tea, Aurora. Yang hangat," ucap Xavier tiba-tiba yang membuat Aurora menatapnya.
"Kita sedang berada di pesawat, Sir!" Dan sampai kapan kau terus-terusan membuatku melanggar sumpahku?! Lanjut Aurora dalam hati.
"Well.. Pesawat ini memiliki clean kitchen, cepat buatkan!" perintah Xavier tegas.
Mau tidak mau akhirnya Aurora membuatkan apa yang Xavier mau. Dia menyeduh teh di clean kitchen pesawat setelah menanyakan posisi tehnya pada pramugari yang berada disana. Setelah itu Aurora kembali ke kursi mereka berdua, dan mendapati Xavier sudah tidak ada.
"Dimana Xavier?" tanya Aurora pada Christian yang malah terlihat disana.
"Dia baru masuk ke dalam kamarnya, Miss...."
"Aku membawakan mactha tea pesanannya," ucap Aurora. Dia juga sudah hendak bertanya dimana letak kamar Xavier ketika Christian terlebih dahulu berbicara.
"Lebih baik Miss. Aurora tidak mengganggunya dulu. Mengingat kondisi hati Tuan muda sepertinya sedang tidak baik."
"Bukannya tadi dia tidak apa-apa?" tanya Aurora tidak habis pikir.
"Moodnya memang seringkali mudah menjadi tidak baik," ucap Christian di sembari tersenyum kaku.
Aurora akhirnya menaruh minuman yang Xavier pesan di meja mereka tadi, dimana dia mendapati jika majalah yang tadi dia baca sudah terbuka pada halaman dimana profil Javier Leonidas berada.
"Apa ini yang membuat moodnya tidak baik?" tanya Aurora pada dirinya sendiri. Dia masih ingat tentang isu pertengkaran mereka dan juga isi wawancara Javier di majalah ini. Tapi tampaknya Christian berhasil mendengar suaranya.
"Permusuhan Ayah dan anak. Sudah enam tahun lebih hubungan mereka seperti ini," ucap Christian yang membuat Aurora kembali menatapnya.
Aurora sudah akan menanyakan hal itu lebih jauh ketika suara Xavier terdengar beberapa meter dibelakangnya.
"Mana minumanku?"
"Bukannya kau akan tidur."
"I need your tea more than I need to rest. Cepat, bawakan itu kemari," ucap Xavier kesal.
Dan sepertinya mood Xavier memang sedang tidak baik, karena begitu dia mendapatkan minuman itu di tangannya, dia langsung kembali masuk ke dalam kamarnya sembari membanting pintunya.
Tanpa terimkasih. Sudah bia-
"Terimakasih, Aurora," ucap Xavier ketika pintu kamarnya tiba-tiba.
Aurora sendiri terlalu terkejut, hingga dia tidak bisa mengatakan apapun sampai Xavier menutup pintunya.
***
Dubai International Airport-UEA. 4:20 AM.
Dua belas jam tiga puluh menit kemudian pesawat mereka sudah mendarat di Dubai International Airport. Mereka tiba sangat pagi sekali mengingat Dubai memiiki 8 jam waktu yang lebih cepat dari New York.
Aurora sendiri masih sangat mengantuk mengingat dia baru bangun setelah tidur selama 3 jam terakhir. Berbeda dengan Xavier yang terlihat sangat segar dengan setelannya yang sudah berganti, padahal jika saja mereka tahu, selama penerbangan Xavier tidak tidur sama sekali.
"Tuan Andres mungkin sudah menunggu anda di lokasi, Tuan." Nolan mengetakan ini ketika mereka sudah memasuki mobil lamborghini yang menjemput mereka dari bandara. Christian berada di kursi depan, sementara Aurora dan Xavier berada di belakang dengan sekat tengah yang terbuka.
"Tidak apa-apa. Aku akan menemuinya," ucap Xavier datar.
Gezz, liat saja.... Jika Andres berharap dia akan mendapatkan apa yang dia mau dengan ikut datang kemari, maka jawabannya adalah tidak. Xavier tidak akan pernah memberikan apa yang Andres mau.
"Aku dengar Nona Katherina juga ikut datang, Sir."
Xavier langsung berdecak kesal mendengar ucapan Christian.
Katherina Lucero adalah adik Andres, dia putri bungsu keluarga Lucero, gadis bermata biru yang kini mungkin berusia sekitar dua puluh satu tahun. Dan Xavier kerapkali terganggu dengan keberadaan Katherina! Gadis itu selalu mengejar-ngejarnya, padahal nukan sekali dua kali saja Xavier terang-terangan mengatakan jika dia tidak menyukainya-sama seperi Xavier tidak menyukai Andres dan Aiden. Bagi Xavier, keluarga mereka sama saja. Xavier membencinya-terutama Angeline Lucero.
"Xavier!!!!"
Suara teriakan Katherina terdengar begitu Xavier tiba di lobby hotelnya yang memang belum beroperasi karena belum diresmikan. Mungkin wanita ini berhasil mendapatkan kabar jika dia akan datang sekarang hingga dia menunggu Xavier di luar. Andres sendiri masih belum terlihat batang hidungnya. Itu membuat Xavier sedikit agak lega.
"Aku merindukanmu-"
"Please, Kate... Jangan membuat orang-orang berpikir yang tidak-tidak tentang hubungan kita! Kau tahu sendiri aku tidak menyukaimu sama seperti aku tidak menyukai kakakmu."
"Aku tidak peduli! Bukankah aku sudah pernah berkata padamu aku tidak masalah dengan kau yang membenciku? Aku mau kau. Dan aku akan terus mengejarmu, kecuali kau sudah memiliki istri!" pekik Katherina keras kepala.
Ditengah penampilannya yang bak princess dengan dress berwarna soft seperti sekarang, kelakuan Katharina tiap kali bertemu Xavier tidak seelegan penampilannya. Wanuta itu seungguh agresif, membuat Xavier sempat berpikir, apa Angeline Lucero juga berkelakuan seperti ini kepada Javier?
"Well.. Ucapkan selamat padaku kalau begitu. Setalah ini aku akan menikah," ucap Xavier dengan santainya.
Terapi bukannya terkejut, Katherina malah tertawa mendengar apa yang Xavier ucapkan.
"Jangan bercanda, Xavier... Jika kau mau menikah, itu sudah pasti denganku. Memangnya siapa yang akan mau menerima semua ucapan sarkasmemu kecuali aku?" kekehnya geli sembari langsung bergelayut manja di lengan Xavier, mengabaikan geraman kesal Xavier menyadari betapa keras kepalanya Katherina.
Tetapi setelah itu Xavier melihat Aurora yang berdiri bersama Christian tidak jauh darinya. Mereka berdua terlihat berbincang, dan itu entah kenapa membuat Xavier memikirkan sesuatu di kepalanya.
"Baby," teriak Xavier kencang.
Aurora tidak menoleh-tentu saja. Katherina sendiri menatap Xavier tidak paham, membuat Xavier menggeram sebelum melepaskan gelayutan Katherina dari lengannya dan berjalan cepat menghampiri Aurora. Damn! Aurora baru saja hampir membongkar kebohongan yang dia rencanakan!
"Cinderellaku...,"
Kali ini Aurora ucapan Xavier membuat Aurora menoleh. Tentu saja dengan pandangan kesal. Cinderella katanya?! Hell, sejak kapan pula ada kata kepimilikan 'aku' dibelakangnya?
Sayangnya pandangan kesal Aurora itu tidak berlangsung lama, karena beberapa detik selanjutnya pandangan itu sudah berganti menjadi pandangan terkejut melihat Xavier yang sudah ada dihadapannya tiba-tiba saja bergerak menangkup wajahnya sebelum mencium bibirnya cepat.
WHAT?!
"Kenalkan, Baby... Dia Katherina Lucero," ucap Xavier sembari merangkul Aurora setelah ciumannya terlepas.
Xavier tersenyum lebar, sementara Aurora sendiri terlalu terkejut hingga dia tidak bisa berpikir apapun selain menolehkan pandangannya pada wanita yang Xavier maksud. Darn! Apa ini? Apa dia mengalami jet lag hingga dia berkhayal seorang Xavier Leonidas mencium bibirnya?
"Katherina, perkenalkan... Aurora Regina. Calon istriku," ucap Xavier lagi.
Itu membuat Aurora kembali menatap Xavier tidak percaya, sama seperti yang saat ini sedang Katherina lakukan.
Fucking shit! Sepertinya Aurora benar-benar mengalami jet lag! Parahnya jet lag kali ini sepertinya sanggup membuatnya mengalami serangan jantung pagi ini.
Hell... Ini pasti mimpi.
TO BE CONTINUED.
________________________
HOPE YOU LIKE IT!
JANGAN LUPA VOTE, KOMEN + SHARE YAK!
10K vote plus 4K komen sanggup nggak?
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro