Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

She BELONGS to the Prince | Part 24 -

XAVIER UPDATE!

Kangen Xavier? wkwkw

JAM BERAPA KALIAN BACA INI?

HAPPY READING!

Xavier tersenyum miring, lalu berbisik di telinganya. "Aku dan Kendra...kami hanya teman."

Teman katanya? Teman tidur? Teman berciuman?

Aurora ingin berbicara, tapi Xavier sudah lebih dulu menarik dagunya hingga hidung mereka bersentuhan. Menatapnya lekat. "I'm freaking in love with you, Vee... What have you done to me?" bisik Xavier serak, langsung mencium bibir Aurora.

Aurora tidak bisa berpikir, rasanya seperti dia melayang karena ciuman Xavier.

___________________________

She BELONGS to the Prince part 24 --

***

Playlist : Zedd - Clarity (Official Music Video) ft. Foxes

https://youtu.be/IxxstCcJlsc

Playlist kamu :

***

Aurora memejamkan mata, menikmati cara Xavier menciumnya. Lembut dan penuh gairah. Lebih dalam. Lebih larut. Sebelum kemudian kemarahan kembali muncul ke permukaan. Tanpa pikir panjang Aurora menghentikan ciuman itu dengan cara menggigit bibir bawah Xavier, lalu mengalihkan pandangan ke jendela, menyembunyikan wajahnya yang memerah. Sampai suatu saat, tanpa peringatan apa pun tatapan Aurora terhenti ke lelaki bermantel hitam yang berdiri di luar.

Aurora tertegun.

Lelaki itu menodongkan pistol ke arah Xavier.

Dengan panik, Aurora mendorong Xavier sambil memekik. "X! Awas!"

Xavier mendengar suara tembakan di saat yang bersamaan ketika tubuh mereka terjerembab. Aurora jatuh tepat di atas badan Xavier, sementara kaca jendela di dekat mereka pecah.

Xavier dengan tangkas membalik posisi, menjadikan Aurora di bawah untuk melindunginya saat Xavier tahu keadaan tidak lagi normal.

Gemetar. Aurora menormalkan degup jantung sementara mereka bertatapan. Xavier memandang Aurora gelisah. Tatapan dingin dan marah tercampur. Lalu, tiba-tiba lelaki itu mengangkat setengah tubuhnya, satu tangan Xavier menahan tubuh, sementara yang lain memegang telinganya. "Fuck! What are you really doing!" geram Xavier marah entah pada siapa.

Di saat yang sama sekitar delapan bodyguard langsung masuk. Xavier bangkit, menghela Aurora bersamanya, terus memeluknya erat. "Panggil penjaga di seberang jalan! Tangkap orang tadi, atau kepala kalian kulobangi!" bentak Xavier pada bodyguardnya.

Beberapa Bodyguard itu segera keluar kafe dengan memegang pistol masing-masing.

Xavier tidak mengatakan apa-apa, dia melirik Aurora yang masih terdiam gemetar, lalu menggertakkan rahang mendapati lengan Aurora berdarah karena pecahan kaca.

"Kita obati lukamu dulu. Lalu pergi, disini tidak aman," ucap Xavier.

Aurora hanya menurut, membiarkan Xavier menggangkat tubuhnya lalu mendudukkannya di salah satu kursi. Satu bodyguard bergegas mendekat, memberikan kotak P3K pada Xavier yang langsung mengobati Aurora. Aurora meringis ketika Xavier menyentuh lukanya dengan kapas obat merah sementara rahang Xavier makin mengeras. Lengan Aurora baru selesai di obati ketika Xavier menyentuh telinganya lagi.

"Bagus. Habisi dia di tempat." Lagi. Xavier berucap dingin, entah pada siapa. Aurora masih ketakutan, kejadiannya tadi kembali memunculkan traumanya tiga tahun yang lalu, namun dia berjuang keras mengeluarkan suara.

"A—apa? Habisi?"

"Aku tidak bicara denganmu."

"Lalu?"

"Aku memakai invisible earpiece. Memang tidak terlihat, ini untuk berbicara dengan orang-orangku," jelas Xavier. Aurora tidak mengerti, karena itu dia hanya menggeleng dan bertanya lagi.

"Apa itu tadi?"

"Bukan apa-apa."

"Jangan membohongiku! Ada yang menembakmu! Kaca pecah. Peluru. Lalu ... lalu, kau bilang habisi?"

"Ayo kita pulang."

"Tapi—"

"Tenanglah."

"Xavier!" pekik Aurora. Aurora melotot. Tidak menyangka Xavier akan menggendongnya ala bridal style. Tapi secara reflek dia melingkarkan lengannya ke leher Xavier.

"Believe me. Everything will be okay. Aku tidak akan membiarkanmu terluka lagi. Aku berjanji," bisik Xavier sembari menatap mata indah Aurora dan mencium keningnya.

Aurora terhipnotis, menggangguk, kemudian pasrah menenggelamkan kepala di dada Xavier. Xavier bergegas membawanya keluar Cafe, sementara bodyguard yang tersisa langsung mengikuti.

***

Unknown Place. Roma—Italia. | 04:15 AM

Wanita pirang itu membuka pintu kamar hotel, kemudian melangkah masuk, menghampiri Pria yang disibukkan dengan gelas brendynya. Wajah mereka tidak nampak, lampu utama dimatikan—hanya tersisa lampu tidur dengan pencahayaan temaram.

"Apa kau gagal?" tanya wanita itu sembari menyilangkan tangan. Pria itu menghentikan aktifitasnya sejenak, melirik wanita sembari tertawa rendah.

"Gagal? Tentu tidak," sahut pria itu sembari meneguk minumannya. "Aku malah sedang berpesta ... menyenangkan rasanya bermain-main dengan tikus. Membuatnya waspada, membebaskannya, kemudian membunuhnya disaat dia merasa aman."

"Kenapa aku malah merasa tujuanmu sudah berbeda? Kau makin terlihat tidak berniat membunuhnya."

"Apa kau sudah gila?" Lagi. Pria itu tertawa rendah.

Wanita itu bergegas mendekat, merampas minuman pria itu kemudian menghempaskannya ke lantai. "Okay, lupakan. Sekarang aku tanya, sampai kapan kau akan terus bermain?" tanya wanita itu serius. "Apa kau tidak melihat berapa anak buah kita yang mati? Jika diteruskan posisi kita akan—"

"Well, aku tidak peduli. Biarkan si Leonidas itu membunuhnya. Mereka hanya Pion. Dalam catur, pemenang diperoleh jika Rajanya yang tumbang."

"Tapi kita nyaris kehabisan waktu," geram wanita itu. "Mulai sekarang, aku ingin kau serius. Cepat selesaikan ini. Karena jika tidak—"

"Jika tidak?"

"Aku yang akan turun tangan sendiri!"

Pria itu mengerutkan dahinya. "Turun tangan? Memangnya kau bisa apa?" tanya pria itu.

"Aku hanya perlu datang. Kemudian membunuh jalang itu ketika ada kesempatan."

TO BE CONTINUED.

_________________________-

HOPE YOU LIKE IT!

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN + SHARE KE TEMAN KALIAN.

Emoticon kalian untuk part ini?

Maaf ya, part dibagi dua soalnya waktunya nggak keburu. Judul part bakal dikasih setelah bagian duanya terpublish. Setelah itu Dy niatnya mau ngilang sekitar 2 minggu. Again. I'm so sorry. Ada beberapa hal yang bikin Dy despreate akhir-akhir ini. Dy pengen nenangin diri dulu. Di IGS Dy udah cerita. Tapi nggak sepenuhnya, karena Dy pikir, beberapa masalah bakal jadi makin gede kalau di publish di sosial media.

But believe me, I still love you, guys. #leonidassquad yang suka semangatin, yang gampang marah, yang suka demo, yang suka ngerayu, yang suka ngambek, sampai yang suka takut Dy ngambek balik gegara komenan kalian. Padahal ya Dy nggak masalahin wkwkw.

Tapi sekarang Dy memang lagi ada di titik terendah. Bukan salah kalian. Nggak ada hubungannya sama kalian. I promise I'll be back kok. Anggap aja Dy lagi farming buat jadiin item, nanti kita WAR lagi :P

See you soon! Lanjutannya ini mungkin bakal Dy update nanti. Sayang kalian.

Note : Selama Dy ngilang, Role Player masih tetep jalan kok. Ikutin aja mereka semisal kangen ;) 2 minggu nggak lama wkwkw

With love,

Dy Putina

Istri Sah Sean O'Pry, anak CEO Wattpad juga

More info, go follow Instagram :

@dyah_ayu28

@the.angels05

@xavier.leonidas1

@aurora.regina1


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro