Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

DIA ADIK KANDUNGKU

Part 3

Kami tiba dengan selamat dirumah. Jarak 4 jam dari rumah ibu ke tempat kami sungguh melelahkan. Aku membuka pintu mobil sambil menenteng rantangan yang ibu berikan sore tadi sedangkan Bang Fahmi menarik koper kedalam kamar.

Jam menunjukkan pukul setengah delapan malam. Padahal kami berangkat jam tiga sore dari rumah ibu, tapi terjebak macet dilampu merah, sehingga tiba dirumah harus molor hampir satu jam.

Kusandarkan tubuhku disofa, nyaman sekali rasanya. Bang Fahmi muncul dari kamar dan menghampiriku yang sedang menyaksikan acara kuis ditelevisi. Kulihat dia sudah segar dan harum. Sepertinya baru selesai mandi.

"Sayang, mau mandi dulu?"

"Ngga Bang, nanti aja, abang mari duduk sini, dekat sama aku, kangen pengen dipeluk"

"Tumben nih manja, biasanya juga abang yang minta meluk"

Bang Fahmi mendekat, memeluk dan membelai rambutku. Aku suka dia memperlakukan menghabiskan waktu bersama orang tercinta. Hingga akhirnya aku tersadar ketika mendengar suara cacing-cacing dalam perut Bang Fahmi yang meminta suplai makanan.

"Kruuuk"

"Kamu lapar ya Bang, cacing-cacing sampe pada demo gitu, hahaha"

"Hahaha... Yuk kita makan dulu"

Begitulah, kami menghabiskan hari hanya berdua. Ingin segera memiliki momongan, tapi tuhan belum mengizinkan. Dalam dua bulan belakangan ini sudah 4 kali kami berkonsultasi ke dokter kandungan, tapi belum membuahkan hasil.

***

[Kak, sudah tiba dirumah? Ibu tanyain, karena belum ada kabar dari kalian]

Gawaiku menerima pesan whatsap dari Fina. Ahh, aku lupa mengabari mereka jika kami telah tiba.

[Ya, sampaikan maaf kami ke Ibu, kami sudah dirumah jam setengah delapan tadi]

Kulihat Fina masih sedang mengetik pesan.

[Ya kak, gimana kondisi mu, Bang Fahmi dimana?]

'Fina menanyakan suamiku, mungkin dia khawatir' batinku.

[Aku baik-baik saja, Bang Fahmi baru saja terlelap, sepertinya dia kelelahan]

Tidak ada lagi balasan dari Fina. Aku meletakkan gawai dan bersiap untuk tidur. Besok harus ke kantor.

***

"Sayang, sudah siap?" Bang Fahmi memanggilku dari depan.

"Ya, sudah sudah, lima menit lagi."

Kujawab saja sudah, biar tidak ada panggilan beruntun, padahal aku masih sedang merias wajah. Tidak menor, karena kulit sawo matangku tidak terlalu bagus untuk dicolek berlebihan. Hanya memakai pelembab, sedikit tempelan bedak padat, pensil alis dan lipstik yang kusesuaikan agar cocok dengan warna kulitku. Aku kurang pede jika harus dimacam-macamkan.

Kami selalu pergi bersama ke kantor. Bang Fahmi selalu mengantarkanku terlebih dahulu kemudian beliau baru menuju ke tempat kerjanya.

Diperjalanan, kedengar gawai Bang Fahmi berbunyi, I'm Yours nya Jason Mars mendayu disana. Nada dering ponsel yangbsengaja di stel, lagu yang memiliki kenangan indah antara kami berdua.

"Well you done done me and you bet I felt it
I tried to be chill but you're so hot I melted
I fell right through the cracks
And now I'm trying to get back
Before the cool done run out
I'll be giving it my best-est
And nothing's going to stop me but divine intervention
I reckon it's again my turn,
To win some or learn some

But I won't hesitate no more, no more
It cannot wait, I'm yours..."

Dia mengurangi kecepatan laju mobil, agak menepi dan mengambil gawai yang diletakkan di mounting handphone.

"Siapa sayang?" tanyaku.

"Nomor baru nih, sebentar ya."

"Ya, hallo. Dengan siapa ini" Bang Fahmi mengangkat telponnya.

"..."

Jawaban dari si penelpon tidak terdengar karena Bang Fahmi tidak menghidupkan pengeras suara.

"Fina? Ya Fina, ada perlu apa"

Hah, Fina menelpon suamiku, ada perlu apa, darimana dia tau nomor HP Bang Fahmi. Aku bertanya-tanya. Sepertinya sifat cuek yang dulu kumiliki telah raib entah kemana.

"..."

"Ya, oke, nanti sore saja dirumah ya"

"..."

"Aku tidak bisa jumpa diluar, kamu datang saja kerumah ya, biar Afni juga ikut mendengar apa yang ingin kamu sampaikan"

Ada masalah apa dengan Fina. Apa yang ingin dia sampaikan. Aku makin penasaran. Kulihat Bang Fahmi menutup panggilan dan meletakkan kembali gawainya di dasboard.

"Fina kenapa sayang, dia mau ngomong apa" tanyaku penasaran.

"Ngga tau sayang, katanya cuma mau jumpa berdua denganku, dia mau ngobrol empat mata katanya, tapi aku tidak mau."

"Loh, masalahnya apa ya, jam berapa dia mau datang"

" Sepulang kita dari kantor"

Apa yang ingin Fina bicarakan dengan suamiku. Kenapa aku tidak diikutkan jika itu masalah penting. Perasaanku jadi tidak enak.

***

Bersambung

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro