Awal?
Suara besi yang berbenturan dan bergesekan terdengar diseluruh lembah, disusul suara benturan lainnya. Kazuto yang baru saja tiba merasa penasaran dengan apa yang didengarnya memutuskan untuk melihat apa itu.
"Hai!"
Kazuto: "AAA- Neo!"
Neo: "Hehehe ... Sorry. Jadi yang dikatakan Kronos beneran ya. Kau jadi murid Valgus." :)
Kazuto: "Ya untuk sementara karena aku paksa." :D
Neo: "Bagus, aku suka itu."
Kazuto: "Omong-omong suara apa itu?"
Neo: "Hanya latihan kecil kami."
Neo menunjuk ke area dimana menjadi sumber suara dan tempat latihan. Terlihat disana Valgus sedang menghadapi yang lain sendirian. Kecuali Neo, dan Kai yang sedang membaca buku.
Sejenak Kazuto terpukau dengan bagaimana mereka bertarung melawan Valgus. Kerja sama dengan mengisi posisi kosong sebisa mereka lah yang membuat tidak ada celah dimana pun, tapi agak aneh baginya melihat Valgus bisa menghindari dan menghadapi serangan apapun yang dilancarkan mereka. Meski tidak percaya mau bagaimana pun dia masih punya pendapat bahwa Valgus tidak selihai itu dalam pertarungan.
Kazuto: "Aku tahu Valgus kuat, tapi apa tidak apa melawannya dengan keroyokan?"
Neo: "Santai ... Dia kalau mau bisa membuat kita jadi abu kok~"
Kazuto: (・_・;)
Kai: "Bagi orang normal itu kelewat batas Neo."
Neo: "Ayolah Kai! Menurutmu Ultra satu ini dari awal sudah normal?!"
Kai tidak menjawab dan beralih membaca buku lagi. Tidak perlu kata-kata lagi untuk tahu apa jawabannya. Tidak.
Kazuto: "Neo, boleh aku bertanya?"
Neo: "Ya?"
Kazuto: "Menurutmu seperti apa Valgus itu?"
Neo: "Valgus ya ... (Berpikir) ... Anak yang manis jika takdir tidak kejam dan membuatnya menjadi raja iblis yang menakutkan."
Kazuto: "Raja iblis?"
Neo: "Kau akan tahu maksudku."
Kazuto: "Baiklah, kalau kau Kai?"
Kai: "Pejuang terkuat dari luar dan Ultra yang malang dari dalam."
Kazuto: "Itu-"
Kai: "Kau memilihnya bukan hanya untuk meminta diajarkan atau dilatih tapi untuk hal lain ... Aku melihat itu."
Kazuto: "Bagaimana kau tahu?! Kita baru saja bertemu."
Kai: "Mudahnya nak. Kishi bukan hanya sekedar pembunuh."
Kazuto terdiam dan melihat latihan yang terlihat tidak adil itu. Pandangannya tertuju pada Seijin yang memiliki gaya bertarung samurai. Mau tidak mau dia merasa bergidik mengingat apa yang bisa dilakukannya.
Setelah latihan mereka selesai ....
Aether: "Wow Kazu! Kau benar-benar ingin Valgus jadi gurumu ya."
Kazuto: "Begitulah ... Sayang aku belum bisa melakukannya dan beruntung karena ada program ini."
Aether: "Apa yang Valgus ajarkan padamu?"
Kazuto: "Cara bertahan hidup di medan tempur?"
Aether: "Serius?!" (Menatap Valgus)
Valgus: "Aku tidak bisa memikirkan hal lain." -_-
Zain: "Kau bisa mengajarkannya hobi anehmu itu."
Valgus: "Hei! Berkreasi untuk membuat skill serangan itu butuh banyak tenaga dan cobaan! Dan aku tahu itu aneh tapi kau tidak perlu mengatakannya!"
Kazuto: "Aku rasa aku belum sekuat itu untuk melakukannya."
Valgus: "Lalu kenapa kau kemari? Bukankah waktu untuk mengajarimu itu nanti?"
Kazuto: "Benar ... Tapi aku ingin kita melakukannya di Ultra Colosseum."
Valgus: "Tidak bisakah di tempat lain?"
Kazuto: "Kau masih introvet dan demam panggung ya?"
Valgus: .........
Kazuto: -_-
Gantara: "Kau harus belajar menghadapinya Val."
Kishi: "Lakukan seperti saat kau takut ketinggian."
Valgus: "Baiklah- tunggu! Bagaimana kau-"
Kishi: "Zero."
Valgus: "Kenapa aku tidak kaget ya."
Kazuto: "Sudahlah ... Saat pertama memulai kau menanyaiku apa yang ingin ku ketahui dan sekarang aku minta untuk melakukannya di Ultra Colosseum."
Valgus: "Alasan?"
Kazuto: "Katakan saja hanya ingin."
Valgus: .....
Kazuto: "Hanya sesekali ...."
Valgus hanya menatap Kazuto lama sebelum mengangguk pasrah, dan sedetik kemudian dirinya sudah mendapati diseret begitu saja meninggalkan teman-temannya.
Santara: "Bersenang-senanglah disana!"
Kai: "Kalian yakin akan aman untuknya ditengah para Ultra? Bukankah sebelum ada Program itu kita melewati hal itu?"
All: ..... "Sial."
Dan dengan itu kedelapan makhluk beda asal itu mengikuti dua ultra yang pergi dengan penyamaran masing-masing.
Sesampainya di Ultra Colosseum.
Valgus: " .... Jadi begitulah tipe orang jahat. Ada yang terpaksa, dan memang asli orangnya. Tapi ada juga tipe yang mengikuti sekitar."
Kazuto: "Bagaimana itu?"
Valgus: "Jabarannya dia adalah orang baik, tapi karena suatu kesalahan yang dibuatnya pandangan masyarakat padanya selalu buruk hingga suatu titik dia juga setuju kalau dirinya buruk dan memainkan peran yang dibuat masyarakat padanya."
Kazuto: "Begitu ... seperti dirimu."
Valgus: "Apa?"
Kazuto: "Kau bukan Ultra yang buruk, tapi kau setuju kalau kau buruk."
Valgus: "Itu fakta Kaz. Sadar atau tidaknya aku, aku lah yang penjadi penyebabnya."
Kazuto: "Tapi-"
Izaya: "Kazuto!"
Kazuto: "Izaya? Apa kau sedang dalam latihan?"
Izaya: "Ya, tapi aku sedang istirahat sebentar."
Kazuto: "Begitu, omong-omong siapa pengawasmu?"
Valgus: "Aku harap kak Zett tidak mengambil bagian."
Izaya: "Zett? Oh dia, tenang saja Ultraman Ace tadi memberitahuku kalau dia memintanya untuk tidak ambil bagian dalam program ini dulu dan menyusahkan kakakmu."
Valgus: "Baguslah, setidaknya mereka sibuk." :v
Izaya: "Aku tidak tahu apa arah pikirmu. Ayo, aku perkenalkan pengawasku, dia mungkin bisa membantumu beberapa hal itu Kazuto, Val."
Valgus: "Mau ambil Kazuto pun tidak apa-apa."
Kazuto: "heh!"
Mulai konflik gak sih?
Kecepatan gak?
Keknya enggak :)
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro