Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

9. 4 Tersangka

Pagi itu kumelihat di depan sekolah sangat ramai. Banyak warga berkerumun di sana. Aku penasaran, dan terus melangkah menuju gerbang. Ku menyusup ke tengah-tengah kerumunan itu untuk memasuki sekolah. Sungguh berat melewatinya. Akhirnya ku bisa masuk dan mataku terbelalak melihat mobil polisi dan beberapa polisi di halaman sekolah.

Tak lama kemudian, Novi mengagetkanku dari belakang. "Hoi! Bengong aja lu!"

Aku tersadar dan bertanya sembari menunjuk polisi-polisi di sana, "itu.. ada apa sih?"

Novi melihat polisi-polisi itu dan mengangkat pundaknya, "apaan ya? Ke sana aja yuk!"

Aku dan Novi menuju tempat polisi itu berada. Di sana ada pak Ihsan-guru Biologi sedang menjelaskan apa yang terjadi pada murid-murid yang berkumpul.

"Harap tenang murid-murid. Biar bapak jelaskan ya," ucap pak Ihsan menenangkan murid-murid yang ramai dan melanjutkan, "pak polisi bilang, pelaku kejahatan pembunuhan berantai yang sedang ramai dibicarakan akhir-akhir ini, berada di sekolah ini!"

Murid-murid pun menjadi lebih ricuh, sekali lagi pak Ihsan menenangkan mereka semua, "harap tenang murid-murid, harap tenang!"

Setelah lebih tenang, kini giliran pak polisi yang ada di sebelahnya yang menjelaskan, "berdasarkan hasil penyelidikan cctv, kami berhasil menemukan pelaku masuk ke sekolah ini. Tapi dia tidak keluar, sepertinya lewat pintu belakang yang tidak tertangkap cctv. Maka dari itu anak-anak, kemungkinan besar pelaku ada di sekolah ini."

Pelaku ada di sekolah ini? Ini benar-benar berita mengejutkan. Memangnya siapa? Siapa pelakunya?

"Oleh karena itu, murid-murid, hari ini pelajaran ditiadakan. Tapi kalian tidak bisa langsung pulang. Bapak-bapak polisi ini akan mencari pelakunya di sekolah ini. Jadi mohon kerjasamanya," Pak Ihsan menjelaskan tujuan polisi-polisi itu. Polisi sedang mencari tersangka. Perasaanku tiba-tiba tidak enak. Bagaimana jika pelaku itu orang yang aku kenal?

***

Kami semua diperiksa, khususnya anak laki-laki. Mereka mengukur tinggi badan, berat badan dan data-data yang diperlukan polisi.

Setelah beberapa jam, hasilnya ada 4 orang tersangka yang paling cocok dengan ciri-ciri pelaku. Pak Ihsan mengumumkan 4 orang tersangka itu yakni Pak Niko- guru kesenian kelas 1, Dani- kakak tingkat kelas 3 IPA 1, Jaka- anak kelas 2 IPS 3 dan anak kelas 2 IPA 1- RIO!! Aku tersentak mendengar nama Rio-pacarku. Inikah hal yang aku rasakan dari tadi? Rio? Kenapa Rio jadi tersangka?

"Murid-murid, kalian semua boleh pulang dulu kecuali 4 orang tadi, karena mereka harus diinterogasi dulu oleh pak polisi," ujar pak Ihsan mengizinkan murid-murid pulang.

Seisi kelas menjadi ramai. Mereka saling bergosip, beberapa langsung pulang dan beberapa lagi masih di kelas. Novi pun menghampiriku.

"Say, yang sabar ya," ujar Novi dengan menepuk lembut pundakku. Aku mengangguk lemas.

"Aku nggak nyangka Nov, Rio jadi tersangka. Apa mungkin, yang kemarin itu ada hubungannya sama semua ini?" tanyaku mulai curiga.

"Bisa jadi sih. Tapi kita lihat aja nanti hasilnya. Kita tungguin aja deh yuk di depan ruang interogasi mereka," jawab Novi sambil mengajakku ke depan ruang interogasi.

Aku mengangguk kecil, dan bersiap beranjak ke sana. Menunggu Rio dengan harap-harap cemas. Berdoa semoga bukan Rio pelakunya.

***

2 jam kemudian, Rio keluar dari ruangan dan aku langsung menghampirinya.

"Gimana Rio? Kamu..," lidahku kelu mengatakan hal yang ingin kukatakan. Aku terlalu takut menanyakannya.

Rio mengusap-usap kepalaku, ia tersenyum dan berkata, "gak papa. Gak usah khawatir!"

Rio memelukku dengan erat. Rasanya hangat, aku tak mau kehilangannya. Tapi kecurigaan ku tak juga hilang. Aku tak bisa berpikir jernih. Rio mengajakku pulang dan beristirahat.

***

Rio sedang mengobrol denganku di sebuah taman. Taman yang gelap, hanya ada lampu remang-remang. Dinginnya malam membuatku bergidik. Aku dipeluk hangat oleh Rio.

Dengan memegang tanganku, Rio berkata, "sayang, jarimu cantik banget ya!"

Tanpa curiga apapun ku menjawab, "iya dong. Aku kan juga perawatan. Cantik ya?"

Rio menatap lekat-lekat jariku, lalu ia menatapku dengan senyuman yang aneh. Tak pernah aku melihat senyuman itu. Aku merasa tidak nyaman. Tiba-tiba saja, kumelihat dia sudah memegang gunting pemotong rumput di tangan kanannya dan berkata, "boleh buat aku ya?"

Dan...

Ckrek! Ckrek!

Aaahhhhhhhhhh!

Dia memotong jariku, darahku mengucur deras. Aku melepaskan paksa tanganku dan memeganginya karena kesakitan dan berkata, "kamu gila!"

Aku berlari dan berlari. Rio terus mengejarku. Aku ketakutan dan aku berada di sebuah jurang. Aku berbalik badan dan terus mundur hingga akhirnya...

Bruk!

Aw!

Hanya mimpi?!!

Bersambung~

Published 16 November 2018
Edited 24 Maret 2019

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro