
7. Foto Cewek!
Ada apa lagi ini? Kenapa ada foto cewek disini? Gak, gak, gue ga boleh negatif thinking. Inget, Na, lu ga boleh melakukan kesalahan lagi.
Aku melihat lagi foto itu, kuperhatikan bentuk mukanya yang lonjong, cantik, rambut ikal dan berkulit putih itu. Siapa cewek itu? Melihat seragam yang dipakainya tampak seragam sekolah lain. Aku penasaran. Lebih baik, ku langsung tanyakan saja pada Rio.
Rio datang dan melihatku memegang foto itu. Ekspresi mukanya berubah, wajahnya datar. Ku tak bisa membacanya. Aku pun bertanya padanya sambil menunjukkan foto yang kupegang, "ini siapa?"
Rio mengambil foto itu dan berkata, "bukan siapa-siapa."
Aku menatap lekat-lekat Rio dan bertanya, "siapa cewek di foto itu? Aku gak maksud buat nuduh kamu yang bukan-bukan kok, yang!"
"Cuma temen," jawabnya singkat.
"Temen? Kamu kenal dimana? Apa temen SMP? Atau kenal di tempat les?" tanyaku masih penasaran.
"Ngapain sih nanya-nanya!" seru Rio dengan nada suara yang mulai meninggi.
"Ya.. aku tanya karena penasaran aja, yang. Habisnya kalau temen kok sampe bawa-bawa fotonya segala," keluhku sambil cemberut.
"Oh, jadi kamu nuduh aku selingkuh gitu? Kamu itu ya, sukanya cemburuan gak jelas! Terserah aku dong, mau temenan sama siapa!" bentak Rio kemudian melengos pergi meninggalkan ruangan. Aku hanya bisa frustasi melihat kepergiannya.
***
Aku pun pergi ke tempat Novi dan menceritakan semuanya.
"Lu sih bikin masalah mulu kerjanya," ucap Novi dengan santai merasa tak berdosa.
"Emangnya gue mau kek gini? Lagian apa salahnya sih gue kan pingin tau siapa cewek itu," dengusku dengan kesal.
"Nah itu, kekepoan lu tuh tingkat tinggi. Udah dibilang temen juga masih nyerocos aja. Peka dikit napa?" ucap Novi mulai jengkel.
"Ih, kok gak belain gue sih, Nov! Wajar dong namanya pacar ya mau tau semua yang dialami pacarnya!" seruku kesal lalu membenamkan kepalaku ke atas bantal.
"Iye, iye maap. Ya udah deh baikan sono, masalah foto aja ribet. Udeh gak usah kepo-kepoan. Ntar laki lu juga bakal cerita sendirinya kalo udeh siap," ucap Novi dengan gaya sok menggurui. Benar juga kata Novi. Aku tak boleh berlarut-larut soal masalah ini. Kuputuskan untuk berbaikan dengan Rio.
***
"Yang, kemaren.. maaf ya. Janji deh nggak bakal ungkit-ungkit lagi soal kemaren," ujarku minta maaf pada Rio yang sedang mengantri di kantin.
Rio menoleh sambil menunjuk ke arah warung bakso, "asal kamu yang bayar!"
Aku menengoknya dan mengangguk dengan senyum lebar. Akhirnya ku berbaikan lagi dengan Rio.
"Janji ya, jangan ungkit-ungkit lagi," ujar Rio sambil mengulurkan jari kelingkingnya.
Aku pun segera mengaitkan jari kelingkingku padanya, "iya janji sayang.."
***
Jam istirahat kedua, aku pergi ke toilet. Setelah selesai ku berjalan menuju kelas. Di tengah jalan, ku melihat Rena si sekretaris OSIS berjalan menuju arahku tanpa melihatku dan kami bertabrakan.
Bruk!
"Aduh!" keluh Rena kesakitan.
"Maaf, sakit Ren?" pinta maafku karena tak bisa menghindar darinya.
"Enggak, gapapa. Maaf juga ya, Na," ucapnya sembari tersenyum yang dipaksakan.
Aku mengangguk dan membantu membereskan barang-barang yang terjatuh. Aku mengambil hpnya dan tak sengaja terlihat di layar hp sebuah foto yang familiar. Ku mencoba mengingatnya, dan kuingat siapa dia. Orang dalam foto itu sama dengan foto yang kulihat di tas Rio tadi!
Rena melihatku memandangi hp itu dan berkata, "ah itu. Itu almarhum sahabat SMPku".
Aku mendongak dan melihat ekspresi Rena menjadi sedih. Aku prihatin dengannya.
Dengan senyuman tipisnya ia menambahkan, "aku tak bisa melupakan dia. Dia orang yang cantik, cerdas dan tangguh. Dia selalu ada suka maupun duka di sampingku. Tapi sayang, takdirnya setragis itu."
"Tragis? Kalau boleh tau, kenapa Ren?" tanyaku penasaran tak bisa menghentikan kekepoanku.
"Dia... Salah satu korban pembunuhan berantai yang sedang hot," ujarnya sedikit tercekat.
"Korban?" tanyaku tak percaya, aku bersimpati padanya, "aa, maaf ya. Kamu yang sabar ya!"
Rena mengangguk kecil dan segera bergegas kembali. Ku masih berdiri mematung. Cewek itu adalah korban pembunuhan berantai. Kenapa? Kenapa Rio punya foto korban pembunuhan berantai? Apa semua ini hanya kebetulan?
Bersambung~
Published 15 November 2018
Edited 24 Maret 2019
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro