
08 | DIA ARZAN
🧶
Gadis yang menguncir rambut di cermin sedang bersiap-siap memakai pakaian putih abu-abu, tas ransel dan juga sepatu Converse. Dengan kaos kaki berwarna putih tak lupa memakai kardigan berwarna hitam tak berkancing.
"Ma, Zoya berangkat dulu yah" menghampiri Kinan yang berada di dapur.
"Loh, kok pagi-pagi banget?" Tanya Kinan sedikit heran.
"Iya Zoya soalnya jadwal piket jadi harus pagi-pagi" bohongnya sembari tersenyum.
Karena saat ini Zoya berniat memberikan jaket yang sempat ia pinjam dari kakak kelasnya. Dan dia tidak ingin orang lain tau bahwa ia mengembalikan jaket itu ke kelas Galen.
Jika ada yang melihat Mungin banyak hal yang tidak terduga akan terjadi. Pasalnya Galen memiliki banyak sekali penggemar, dan Zoya tidak ingin mencari ribut untuk saat ini. Ingat, untuk saat ini tidak tau nanti.
"Itu paper bag isinya apa?"
"Ini kemarin Zoya pinjem jaket temen ma" jawabnya dan di angguki oleh Kinan ibu Zoya.
"Yaudah hati-hati di jalan yah"
"Oke ma, Zoya berangkat dulu" ucapnya membari mencium tangan Kinan.
Suasana sekolah masih sepi bahkan parkiran masih terlihat kosong, mungkin hanya ada beberapa kendaraan yang terparkir. Di koridor kelas tidak ada murid yang berlalu lalang membuat Zoya mudah untuk jalan sedikit berlari.
Setelah sampai di kelas kak Galen ada satu murid laki-laki dengan perawakan sedikit aneh, seperti murid kutu buku yang baru sampai di kelas.
Ia menghampiri laki-laki itu "kak, bangku kak Galen dimana yah?".
Laki-laki itu melirik Zoya sebentar " itu di belakang kamu" ujarnya sembari menunjuk.
Zoya menaruh paper bag di kolong meja
"Oke makasih ya kak" ucap gadis itu sembari tersenyum dan hanya di angguki oleh laki-laki itu.
Zoya buru-buru keluar kelas dan menuju kelasnya.
"Akhirnya udah selesai" ucapnya menghela nafas.
"Pagiii.. Zoya"
"Rasya ih bikin kaget" kesalnya
"Bukannya bikin kangen yah haha".
"Tumben pagi?"
"Ceritanya piket, cuma ya lihat kelas kita sudah bersih guys" ucapnya sumringah.
Zoya melepas kardigan dan menaruh di kursi,mengambil buku dari tas.
"Zoya kok rajin banget, aku iri jadinya"
"Yaudah mending kerjain dari pada iri, gak baik tau"
"Emm, gak deh mending ke kantin aja makan risol ibu kantin".
"Yaudah aku nitip ya, mager jalan"
"Ngesot aja sih kaya suster yang ada di film setan"
Zoya hanya bisa mendengus kesal dengan jawaban temannya itu
"Gemes banget sama Rasya pengen aku cubit pipinya"
"Dih, chubby an juga pipi kamu zoy"
"Yaudah aku ke kantin dulu yah, kamu mau risol berapa?" Tanya Rasya.
"Nih uangnya, risol dua sama air mineral satu yah".
"Oke siap, papai" pamit Rasya sembari melambaikan tangan dengan gaya yang slayy.
Di kelas 12 IPA 2 sudah mulai ramai, banyak yang sudah mengisi kursi yang sebelumnya kosong, sementara laki-laki yang baru duduk melihat paper bag di kolong meja dan di dalamnya terdapat jakat yang sempat ia pinjamkan kepada seseorang.
Laki-laki itu mengingat-ngingat kembali kejadian sebelumnya.
"Ada yang sakit?" Tanya Galen membuyarkan suasana yang kaku itu.
Galen melihat Zoya yang menunduk dan saat melihat bajunya, Galen memalingkan wajah.
"Pake jaket saya" ujarnya sembari memberikan jaket berwarna hitam itu ke Zoya.
Zoya berfikir sejenak, karena Jaket ini sering sekali di pakai Galen pergi ke sekolah.
"Pake aja, kalo gak di pake yang ada cowok pada salfok ke kamu" jelas Galen.
'owh ternyata gadis itu'
"Zoy, kamu udah kembaliin jaket kak Galen"
Saat ini jam istirahat tetapi Zoya dan Rasya memutuskan untuk tetap berada di kelas. Zoya mengeluarkan kotak bekal berwarna biru yang berisi sandwich sedangkan kotak bekal Rasya berisikan nasi goreng dengan ayam suwir sosis dan juga salad.
"Udah tadi pagi-pagi" jawabnya lalu melahap kembali sandwich yang sedang ia pegang.
"Zoy, mau gak ini kayaknya kebanyakan"
"Mau kalo di suapin haha" tawanya
"Dih kaya bayi"
"Yudah gak di bantuin"
"Ih jangan dong, mama aku suruh abisin bekalnya"
"Yaudah suapin"
Dengan malas Rasya menyuapi temannya itu dan hanya di balas senyuma, Zoya seperti anak kecil yang sedang di suapi oleh ibunya.
"Zoya kaya bocah"
"Biarin, udah lama gak di suapin" jawabnya sembari cengengesan.
"Woy mau dong di suapin juga" ucap laki-laki yang baru masuk ke kelas.
"Heh kok kesini?" Tanya Rasya.
"Lah suka-suka, lagian ini kan kelas gua" ujar arzan
Rasya menepuk jidatnya pelan "oh iya lupa".
"Zoy suapin gua dong" ujar arzan melirik Zoya.
"Punya tangan kan? Kenapa gak di pake" jawabnya ketus
"Jutek amat, pms Lo"
Zoya hanya memalingkan wajahnya dan fokus ke nasi goreng Rasya yang sekarang sudah hampir habis.
"Ngeri banget kalo cewek pms".
"Lo gak jajan Zan?" Tanya Rasya.
"Udah tadi beli warteg" jawabnya lalu menarik bangku.
"Arzan Lo ngerokok ya" celetuk Zoya dan hanya di balas cengengesan yang membuat Zoya kesal.
"Ih bau, arzan Sono jauh-jauh" usir Zoya.
"Aduh zoy jangan gebuk-gebuk doang, cium aja pipi gua".
"Sakit Lo" ketus Zoya menampar bahu arzan
"Bentar lagi masuk, sana ke bangku Lo zan" ujar Rasya
.....
"Gimana ca udah ada rencana?" Tanya Bella.
"Pulang sekolah" balas sasha
Adel hanya mengangguk sembari memakan Snack jagung lalu dengan kesal Bella mengambil paksa "Adel Lo jajan Mulu".
"Ih kenapa sih iri banget" jawabnya sembari merebut kembali Snack yang sempat bella ambil.
Sedangkan Sasha hanya bisa mendengus kesal melihat tingkah temannya.
"Udah jangan pada ribut" lalu Sasha mendekati Bella dan berbisik.
"Oke siap, pasti nanti bakal seru" ujar Bella
"Ih apa kok g kasih tau gua?" Tanya Adel.
"Nanti juga Lo tau sendiri" jawab Bella, merebut snack Adel dan pergi menyusul Sasha.
"Ih para banget di tinggalin, tungguin woyy" panggil Adel sedikit kesal.
Sementara di lain tempat laki-laki dengan tubuh tinggi sedang melewati koridor dengan menggendong tas berwarna coklat.
"Ale hari ini latihan basket Lo ikut kan?" Tanya Fauzan entah dari mana tiba-tiba saja datang dan merangkul bahu Galen.
"Sorry hari ini saya absen dulu, posisinya di ganti sama Fadly dulu aja".
"Lo mau kemana? Kayaknya buru-buru banget?"
"Ada sedikit masalah"
"Kok Lo gak pernah cerita ke gua?"
"Nanti yang ada nambah masalah" ujar Galen sembari menepuk bahu Fauzan.
"Haha, iya juga gua suka emosian" jujur Fauzan sembari tertawa. " Oke gua ke lapangan dulu, hati-hati di jalan" lanjutnya yang hanya di angguki Galen.
Setelah sampai parkiran Galen memasuki mobilnya lalu memasang seat belt.
"Halo"
......
"Iya saya segera ke sana"
Galen menutup panggilan lalu menghidupkan mesin mobil melaju dengan kecepatan kencang.
"Zoy" panggil Rasya.
Saat ini mereka berdua sedang berada di taman sekolah dengan suasana yang sedikit sepi karena saat ini jam pulang sekolah. Tapi ada beberapa siswa memutuskan untuk melihat latihan basket dan ada beberapa yang ekskul.
"Kenapa Ra?" Tanya Zoya.
Rasya menunjuk ke arah lapangan "itu kak Ale kok gak ada di lapangan?".
"Ya mana saya tau, memang saya bapaknya"
"Zoya nih suka ngelucu" ucap Rasya sembari mencubit pipi Zoya.
"Ra, kalo gemes sama pipi sendiri aja lah. Tuh cubitan kaya kepiting perih banget" Rasya hanya tertawa dengan ucapan Zoya.
"Zoy, pulang bareng yu" tiba - tiba Arzan sudah berada di belakang Zoya.
"Iya zoy, bareng aja daripada nunggu angkutan umum" ucap Rasya.
"Emang kita searah?"
"Lo emang di mana?" Tanya arzan.
"Di jalan pahlawan blok 5A"
"Owh itu, Yaudah ayok bareng"
"Emang Lo di man-" arzan menarik lengan Zoya meninggalkan Rasya.
"Hati-hati ya zoy, Zan temen gw jangan sampe lecet" Radya pun melambaikan tangan kepada mereka berdua arzan hanya mengacaukan jempol.
"Zan bentar dulu mau ambil buku di loker"
Arzan berhenti lalu membalikan badan " kenapa gak bilang daritadi".
"Makannya jangan tiba tiba narik pinter" kesal Zoya.
Gadis itu pun bergegas menuju loker, saat sudah sampai tiba-tiba lantai terasa licin dan membuat Zoya jatuh terduduk.
Brugg..
Aarrgghhh
"Kok gak ada peringatan lantai abis di pel sih, bikin bahaya aja" kesal Zoya berusaha untuk berdiri.
"Zoy Lo kenapa kok jadi suster ngesot" ucap arzan sembari membantu Zoya berdiri.
Zoya memukul lengan Arzan "gak lucu woy" ucapnya kesal.
"Makannya hati-hati Zoya"
"Sorry sata tidak punya hati"
"Waduh, sudah dapetinnya ininah"
"Hah?"
"Enggak, ayo loker lo di mana? Tanya arzan mengalihkan pembicaraan.
"Nomer 18"
Saat loker dibuka tiba tiba ada mainan yang membuat Zoya dan arzan kaget.
"Kok bisa-bisanya ada uler-uleran di lokerlu sih?" Tanya arzan heran.
"Mana gua tau, baru juga dibuka"
"Ada yang jail sama lu zoy"
"Bodo lah, intinya kaki masih sakit"
"Yaudah gw gendong" usul arzan
"Eh gak, bisa jalan kok"
"Lama" kemudian dengan cekatan, arzan mengangkat tubuh ringan zoya dan menggendongnya ala bridal style.
"Gua berat ya?" Tanya Zoya.
"Berat banget zoy, sampel bisa gua apungin badan Lo"
Arzan sedikit melempar badan Zoya yang ringan itu membuat Zoya memeluknya dengan erat.
"Arzan bego, gua takut jatoh!" Kesalnya memukul punggung arzan.
"Nah gitu dong daritadi di peluk kaya gini, kan enak jadinya" ujarnya jujur.
Zoya yang sedang di gendong tersipu malu lalu melakukan hal yang bodoh dengan menggigit punggung arzan.
"Arrgghh sakit zoy, tar gw bales malah nangis".
Gadis itu hanya bisa menutup wajahnya dengan kedua tangan.
"Ca, gak mulus rencananya" ujar adel yang sedan berlari menghampiri Sasha dan Bella.
"Kok bisa?"
"Tadi emang bener si Zoya tuh jatuh kepeleset terus kaget sama uler maenan. Tapi dia bawa cowok dan pulangnya di gendong".
Sasha menggebrak meja membuat Bella dan Adel terkaget.
"Sial!"
"Kayaknya harus cari rencana baru" usul Bella.
"Heran tuh anak perasaan beruntung Mulu" ujar Sasha.
"Anaknya baik soalnya ca" celetuk Adel membuat Bella menoyor jidat lebarnya.
"Arrgghh, sakit Bella" ringisnya mengelus jidad lebarnya.
"Besok buat rencana baru" ucap Sasha.
"Zan belok kiri terus tuh rumah putih berhenti di situ" intrupsi Zoya mengarahkan jalan menuju rumahnya.
"Sampaii" ucap arzan.
"Makasih"
Zoya membuka seat belt, saat akan membuka pintu tangannya di tahan oleh arzan.
"Kiss nya mana"
Satu pukulan melayang ke bahu arzan membuatnya meringis kesakitan.
"Badan gua lama-lama babak belur " ujarnya sembari mengelus bahunya.
"Dah sana pulang, lain kali jangan anterin kalo minta pamrih" ucap Zoya kesal menutup pintu mobil sedikit keras.
'zoya kalo marah malah lucu'
💅TBC💅
Zoya abis pulang maskeran dulu
19 Agustus 2022
Zy
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro