Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

07 | JAKET HITAM

Awali hari dengan sarapan
Harapan itu menyakitkan

Happy reading guys
🐝

Zoya saat ini sedang memainkan ponselnya. Hari ini tidak ada tugas dari sekolahan dan ia merasa sayang bersyukur.  Akhirnya ada hari dimana dia tidak perlu melakukan aktivitas belajar yang sebenernya sangat membosankan. Walau saat-saat tertentu dia harus giat untuk mendapatkan nilai yang baik agar ibunya tidak kecewa.

"Sesekali ga jadi anak ambis" gumamnya sembari merebahkan tubuhnya di sofa.

'tapi gabut jadinya' gerutu Zoya.

Ia pun bergegas ke dapur untuk membuat inovasi masakan baru. Walau sering gagal tapi apa salahnya mencoba karena jika tidak mencoba, tidak akan tau apakah berhasil atau tidak.

Pertama Zoya mengambil sosis dan bakso yang berada di dalam lemari es. Tak lupa mengambil cabai, bawang merah bawang putih dan juga kemiri.

Hari ini Zoya ingin membuatkan masakan yang sederhana dan sangat mudah. Tapi harus Melawati sedikit tantangan. Apakah kalian tau tantangan apa itu? Mengulek bumbu.

Setelah cabai dicuci saatnya Zoya mengambil cobek dan ulekan. Bawang merah dan putih sudah di kupas, setelah itu ia  membelah dua atau tiga agar memudahkan saat mengulek bumbu. Tak lupa cabai di potong agar lebih mudah di ulek.  Zoya menambahkan sedikit garam agar saat di ulek tidak terlalu licin, setelah cabai dan bawang sudah sedikit halus ia menambahkan beberapa butir kemiri lalu di ulek bumbu hingga halus.

Zoya mengulek bumbu sembari mengelap hidungnya, tiba tiba dia terkena pilek dan menangis mengeluarkan air mata.

'lemah banget baru segini aja udah nangis gerutunya pada diri sendiri. Padahal ibunya yang saat lebaran mengulek bumbu lebih dari ini tidak heboh sepertinya.

Setelah bumbu sudah halus, Zoya memotong sosis dan juga bakso. Zoya menyisihkan semua bahan dan bumbu di samping kompor, sebelum memasak ia memanaskan minyak sebentar. Setelah minyak sudah panas, perlahan ia memasukan bumbu sembari di aduk.

'wah wangi, semoga gak gagal'

Setelah bumbu sudah matang dan tercium harum masakan, Zoya memasukan sedikit air dan kecap manis. Setelah itu Zoya memasukan bakso lalu sosis. Tak lupa ia menambahkan penyedap rasa.

Zoya mengambil piring kecil untuk mencoba masakannya. 'wah enak' ucapnya sembari loncat kegirangan.

Zoya sangat senang karena masakannya kali ini tidak mengecewakan. Dia akan menambahkan masakan ini ke menu favorit untuk bekal sekolah nanti.

Ia mengambil piring dan nasi hangat lalu menyendok masakan yang tadi ia masak.

*Maaf ini jadi cerita cara buat masakannya wkwk

---------------------------

"Ca, kapan kita beraksi?" Tanya Adel saat sedang makan di kantung yang masih sepi.

"Hari ini" jawabnya singkat.

"Jadi rencananya gimana ca?" Bila mendekati Adel dan juga Sasha yang baru saja mengambil pesanannya.

"Jadi gini.." Sasha membisikan sesuatu kepada mereka berdua.

"Ngerti?" Tanya Sasha yang dia angguki oleh bila dan juga Adel.

Mereka bertiga tersenyum dan melanjutkan makan di kantin sekolah yang sudah terlihat ramai.

Disisi lain Rasya dan Zoya sedang membaca buku di perpustakaan sekolah, tapi waktu istirahat lima menit lagi akan habis. Akhirnya mereka memutuskan untuk ke kantin membeli air karena cuaca saat ini sangat panas.

"Zoy, ngerasa ga sih hari ini panas?" Tanya Rasya.

"Iya lumayan gak kaya biasanya"

"Aku prediksi tar sore hujan"

"Rara kaya pawang ujian aja" goda Zoya

"Kan namanya sama-sama Rara"

"Pawang ujian mandalika itu ya?" Tanya Zoya lalu mereka berdua tertawa.

Brakkkk

Satu gelas jus tumpah di baju putih Zoya membuat tank top berwarna hitam terlihat.

"Upss, sorry ya dek. Gua gak sengaja" ujar Billa sembari melirik Zoya yang sedang melihat baju putihnya yang basah.

"Adel nyenggol gua tapi jadi jusnya tumpah" tambah Billa menjelaskan.

"Sorry ya dek, gua kesandung tali sepatu"

"Iya gak papa kok kak" jawab Zoya sembari tersenyum. Lalu menarik Rasya.

"Saya duluan kak" Zoya dan Rasya meninggalkan bila Adel dan Sasha yang tertawa puas.

"Gimana ?" Tanya bila kepada Sasha

"Mantep, Lo masuk ke master chef aja"

"Aktingnya natural banget bil" ujar Adel.

"Berkat bantuan Lo Del" ucap bila.

"Tumben Adel ada gunanya" canda Sasha

"Dih parah Lo ca, inikan demi lo" ucap Adel.

"Gimana ca, udah seneng?" Tanya bila.

"Ini masih permulaan" jawabnya tersenyum tipis.

Zoya dan Rasya sedang berada di toilet sekolah.

"Zoy, gimana bajunya  tembus, keliatan dalemnya" panik Rasya.

"Di koperasi bajunya lagi kosong juga yah?" Tanya Zoya yang di angguki rasya.

Setelah kejadian tadi rasya bergegas ke koprasi sekolah untuk membeli baju tetapi stoknya sedang habis.

"Aku ga bawa jaket juga" ujar Zoya

"Aku juga"

"Coba kita ke UKS, kali aja ada yg bawa jaket gitu" ujar Zoya

Saat di UKS keadaannya sedang kosong hanya ada kakak kelas laki-laki.

"Eh itu ada kak Galen, dia juga lagi pegang jaket. Pinjem aja ayo"

Zoya menggleng sudah banyak ia merepotkan kakak kelasnya itu.

Saat mereka berdiskusi tiba tiba Galen sudah berada di depan mereka berdua. Zoya dan Rasya hanya bisa diam tak tau harus berbuat apa.

"Ada yang sakit?" Tanya Galen membuyarkan suasana yang kaku itu.

Galen melihat Zoya yang menunduk dan saat melihat bajunya, Galen memalingkan wajah.

"Pake jaket saya" ujarnya sembari memberikan jaket berwarna hitam itu ke Zoya.

Zoya berfikir sejenak, karena Jaket ini sering sekali di pakai Galen pergi ke sekolah.

"Pake aja, kalo gak di pake yang ada cowok pada salfok ke kamu" jelas Galen.

Zoya mengambil jaket itu lalu memakainya, sangat besar tapi sangat nyaman dan junga sangat harum khas parfum Galen.

"Besok saya balikin kak, makasih yah udah di pinjemin" ujar Zoya yang di angguki galen.

Pria itu keluar dari ruang UKS meninggalkan Zoya dan Rasya.

"Ra, aku takut" ujar Zoya

" Kok takut?" Tanya Rasya bingung

"Ini kan jaket yang sering kak Galen pake" jawab Zoya

Rasya terdiam sejenak, ia berfikir jika Zoya melepas jaket itu maka bajunya akan terawang. Tidak ada cara lain selain memakai jaket yang di berikan kakak kelas itu dan benar ucapan Galen tadi. Cowok di kelasnya akan salah fokus dan Zoya menjadi pusat perhatian.

"Gapapa paket aja, lagian kamu denger kan yang kak Galen bilang" terang Rasya, Zoya hanya bisa diam.

Saat sampai di kelas banyak mata yang tertuju pada Zoya, ia sangat tidak suka dengan tatapan itu. Banyak yang berbisik dan banyak juga yang menatapnya sinis. Mungkin karena jaket yang Zoya kenakan.

Guru memasuki kelas, mengabsen para murid kelas sepuluh.

"Aneska Zoya"

"Hadir Bu" jawab Zoya.

"Kenapa di dalam kelas memakai jaket?" Tanya guru bahasa Indonesia yang bernama ibu Nana.

"Maaf Bu, tadi baju saya kesiram jus, saya gak bawa baju ganti jadi pake jaket" jelas Zoya

"Owh yasudah kalo begitu"

"Selanjutnya bunga Humaira"

"Hadir Bu"

.........

" Gila tiga jam pelajaran terakhir kosong, bikin sumpek banget di kelas mana berisik banget cewek-cewek pada ngerumpi" ungkap Rasya

Mereka berdua berjalan melewati lapangan sekolah. Terlihat ada Galen yang sedang bermain basket bersama temannya. Zoya tersenyum memerhatikan kakak kelasnya.

'kalo di liat liat ganteng juga yah' ucapnya dalam hati.

"Udah gak usah di liatin terus, tar kak galennya tau" tiba-tiba saja Rasya berasa di samping Zoya.

"Rara ngagetin aja" kesal Zoya

"Kalo mau merhatiin diem-diem jangan barbar gitu zoy, keliatan banget" ledek Rasya.

Zoya menatap Rasya horor yang di balas senyum jahil Rasya.

....

"Caaaaaa, tadi gua liat si adek kelas pake jaket kak Galen. Gila tuh adek kelas makin berani aja" ucap Bella.

"Besok kita kerjain dia lagi, yang lebih parah. Makin sini makin bikin gua panas" ungkap Sasha.

"Siap 86" balas Adel.

"Kebanyakan nonton maling di tipi Lo" celetuk bella.

"Seru tau nangkep penjahat, berantas penjahat" protes Adel.

"Jadi gimana ca?" Tanya Bella.

"Besok gua bakal kasih tau ke kalian" ujar sasha.

.........

Saat Zoya mencuci baju dan juga jaket yang di pinjamkan kepadanya. Setelah selesai ia langsung mengeringkan pakaian itu.  Sembari menunggu kering Zoya memasak untuk ibunya karena sebentar lagi pulang.

Selesai memasak Zoya menaruh semua makanan di meja makan. Pintu di ketuk menandakan ibu Zoya sudah pulang.

"Mama udah pulang" ucap Zoya mengecup pipi ibunya lalu membawakan tas yang ibunya jinjing.

"Wah, ini buatan Zoya?" Tanya ibunya antusias.

"Iya ma, tapi maaf kalo gak enak"

Saat ibu Zoya memasukan satu suap ke bulutnya, ia tersenyum lalu terdiam. Mengeluarkan air mata membuat Zoya panik.

"Mama kok kanis? Makanannya gak enak?" Tanya Zoya hawatir.

"Enggak sayang, ini enak banget kok. Mama ga nyangka anak mama sudah besar yah, sudah bisa masak sendiri".

Zoya memeluk ibunya mengangis haru, rasanya senang membuat ibunya senang hanya dengan masakan sederhana ini.


Ini zoyaaaaaaaa Cantik kannn?

24 Juni 2022
Zy

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro