Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

05| AWAL DARI...

'HAPPY READING'

🦋🦋🦋


Hari ini merupakan hari terakhir Zoya melaksanakan MOS di sekolah barunya, tidak ada yang menarik kecuali pertemuannya dengan Galen dan akhir-akhir ini banyak yang menatapnya tak suka. Menurutnya itu sudah biasa karena mereka iri tanda tak mampu ia selalu berfikir seperti itu.

Zoya bergegas memakai pakaian sekolah, ini terakhir kali ia memakai pakaian sekolah SMP nya dulu. Mengambil topi bodoh dan memakai name tag menutupi dada dengan tali rapia yang di cocang seperti rambut kuda.

Sebelum keluar kamar Zoya berkaca memastikan dandanannya rapi walau tidak memakai make up ia masih terlihat cantik. Ia mangambil botol minum dan di genggamnya lalu bergaya ala penyanyi yang sedang menyanyikan sebuah lagu.

Saat ini Zoya sedang berkaca sembari melenggak-lenggokkan badannya lalu tersenyum seraya berkata 'aisshh manis banget aku hahah' gumannya. Dia sering melakukan itu agar merasa percaya diri.

Sampai suara ketukan pintu menghentikan aksinya.

Tuk...tuk...tuk

Pintu di ketuk dari arah luar kamar

"Zoya, sayang sarapan dulu ini udah jam berapa nanti kamu telat" tegur Kinan.

"Iya ma sebentar" sahutnya lalu mengambil tas dan barang-barang yang diperlukan untuk di sekolah nanti.

Ia kemudia memakan sarapan berupa nasi goreng yang telah ibunya buat dengan sepenuh hati. Tapi Zoya memakannya seperti orang kesetanan karena niatnya saat itu ingin buru-buru menyelesaikan makanannya.

"Uhuk uhuk"

"Makannya pelan-pelan" Kinan menyodorkan segelas air putih lalu Zoya menyambarnya dengan cepat. Kinan hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan anak semata wayangnya ini.

"20 menit lagi kamu masuk sekolah kan?" Tanya Kinan dan di sambut anggukan oleh Zoya "Mama udah pesenin ojek bentar lagi sampai" lanjutnya.

2 menit Zoya menunggu dan ojek itu sampai di gerbang rumahnya. Zoya lalu mencium pipi ibunya.

"Ada yang ketinggalan gak?" Tanya kinan.

"Gak ada ma" jawabnya. Semoga saja

Saat di perjalanan Zoya baru ingat ia di titahkan oleh senior membawa tanaman karena saat ini sekolahnya mendapat gelar sekolah Adiwiyata tingkat nasional.

Zoya memukul jidadnya pelan 'aduh kan lupa' gumamnya. Ia pun langsng menepuk punggung tukang ojek.

"Pak tau tukang taneman gak di sekitar sini" tanyanya.

Tukang ojek membuka kaca helm "ada neng bentar lagi ngelewatin"

"Berenti di situ yang pak" ucapnya sembari membenarkan helm yang kekendoran di kepala dengan sedikit rambut yang acak-acakan menutupi mata dan bibirnya.

"Oke neng"

Setelah 5 menit mereka sampai di toko tanaman hias, Zoya mencari pucuk daun merah dan hanya tersisa satu pohon. Saat ia akan mengambil tiba-tiba ada tangan yang ingin mengambilnya pohon yang sudah ia incar. Zoya buru-buru mengambilnya dan beruntung pohon itu ada di genggaman walau bajunya sedikit kotor karena terkena bawah pot tapi tak apa yang terpenting dia sudah mendapatkan apa yang sekarang ia butuhkan.

Saat Zoya mendongakkan wajahnya ternyata yang ingin mengambil tanaman itu adalah Galen.

"Kak Ale" kagetnya.

Galen hanya tersenyum dan mengambil pohon lain. Lalu Galen meninggalkan zoya pergi untuk membayar pohon yang telah dia pilih. Buru-buru Zoya membayar pohon itu karena waktunya sudah tidak banyak.

Zoya bergegas pergi ke sekolah dengan mengintruksikan kepada ojek agar sedikit lebih cepat.

Saat sampai gerbang sedikit lagi akan di tutup oleh satpam, buru-buru Zoya turun dari ojek dan menghampiri pak satpam.

"Bentar pak mau bayar ojek dulu" ujarnya dan di angguki oleh pak satpam.

Zoya membuka helm lalu diberikan kepada tukang ojek, ia merogoh kantong bajunya dan memberikan uang kepada kang ojek. Setelah itu tukang ojek pergi, Zoya pun menghampiri satpam dan berkata " terimakasih pak" lalu bergegas ke kelas.

Sesampainya di kelas ia melihat Rasya sedang bercanda gurau dengan teman sekelas. Saat Zoya telah duduk di kursi bel pun berbunyi.

"Lagi beruntung" ujar Rasya terkekeh.

Zoya mengelus dada seraya bersorak akhir yang tidak mengecewakan.

Rasya menyuruh Zoya menaruh tanaman di depan dekat papan tulis, jika di taruh di tempatnya duduk maka tempat itu akan kotor. Saat Zoya menaruh pohon di dekat papan tulis tiba tiba segerombolan senior masuk ke ruangan. Siswa siswi baru di titahkan untuk duduk di kursi masing-masing.

Seharusnya hari ini adalah upacara penutupan MOS tapi sayang cuaca tidak mendukung. Awan mendung dan sedikit air yang terjatuh dari langit. Padahal jikalau upacara pun Zoya tidak apa-apa karena dia menyukai hujan seperti ini menurutnya sangatlah menyenangkan.

Akhirnya senior memutuskan untuk mengadakan games, siswa-siswi baru di suruh untuk merapihkan meja dan kursi di dorong ke belakang agar di ruangan itu terlihat lebih lega.

"Oke jadi kita mau main games ya adik-adik, caranya gini kalo saya bilang mobil berarti di dalam kelompok harus ada empat orang, kalo saya bilang becak berarti ada tiga orang kalo saya bilang motor berarti cuma dua orang" intrupsi Fauzan kakak kelas dua IPS yang sekarang menjadi wakil ketua panitia MOS.

Siswa siswi baru mengangguk seraya membuat barisan bulatan dan di tengah terdapat panitia MOS.

"Oke siap siap ya"

" Becak"

Siswa siswi bergegas mencari pasangan Zoya dan Rasya mencari satu orang agar kelompoknya lengkap. Saat ada anak laki-laki yang kebingungan Zoya buru buru menariknya.

Lalu dua siswi tidak mendapatkan pasangan di titahkan untuk berdiri di tengah.

" Oke baru dapet dua nih, mau main lagi gak"

"Mauuu..." Ujar siswa-siswi baru serempak.

"Mobil".

Buru buru Zoya mencari 2 pasangan namun sayang Rasya di tarik oleh 3 siswi lain dan akhirnya dia sendirian. Beruntunglah dia mendapatkan kelompok yang membutuhkan satu orang lagi.

"Oke kali ini gak ada, kita mulai lagi yah"

"Becak"

Zoya di dorong oleh kelompok yang tadi ia singgahi agar menyingkir karena sudah pas. Akhirnya Zoya mencari Rasya dan Rasya pun sedang mencari kelompok baru. Tapi saat Zoya akan menarik Rasya , Rasya sudah di tarik oleh siswi lain dan sekarang Zoya sendirian.

Akhirnya Zoya maju kedepan. Zoya sedikit kesal dan Rasya hanya bisa tersenyum kecut.

'parah banget tuh orang narik Rasya ganas banget sampe pergelangan tangannya merah' gumam Zoya kesal.

Tak berapa lama kemudia murid yang dihukum berjumlah sembilan orang empat pasang dan satu ganjil, karena ganjil akhirnya Zoya yang mengalah untuk sendiri.

"Kamu Zoya sini" ucap sang senior yang bernama Rangga. Ia paling aktif berbicara dan memberikan celotehan yang garing.

Zoya maju ke sumber suara dalam keadaan yang sedikit gugup.

"Kamu hukumannya nyanyi yah" titah kak senior itu dan Zoya hanya bisa mengangguk pasrah. Jika menolak pasti hukumannya akan lebih sulit.

Hukumannya ada yang di suruh untuk menggombal ada yang berpantun, karena Zoya sendirian Zoya disuruh untuk bernyanyi lagu bebas. Ia sedikit bingung dan gugup, pasalnya ini kali pertama ia menyanyikan lagu di depan orang lumayan banyak, zoya sebenarnya orang yang tidak percaya diri.

"Kamu mau nyanyi lagu apa?" Tanya kak Fauzan.

"Almost is never enough dari Ariana grande"

Zoya di persilahkan untuk bernyanyi sedangkan yang lain duduk di lantai. Beberapa pasang mata tertuju kepadanya alhasil ia semakin gugup. Tangannya dia kepalkan di garis rok untuk menetralisir rasa gugup yang teramat.

Rasya hanya memberikan semangat seraya memberikan jempol 'semongat Zoya kamu pasti bisa' ucapnya samar karena Zoya melihat mimik bibirnya.

Zoya menarik napas dan memejamkan mata 'ayo Zoya kamu pasti bisa'

I'd like to say we gave it a try

Siswa siswi semua terdiam, kaget dengan suara Zoya yang merdu.

I'd like to blame it all on life
Maybe we just weren't right,
but that's a lie, that's a lie
And we can deny it as much as we want
But in time our feelings will show

Zoya menikmati lagu yang dia bawakan, karena pasalnya lagu ini lagu favorit nya.

'Cause sooner or later
We'll wonder why we gave up
The truth is everyone knows

Yang lain sangat menikmati pertunjukan dadakan ini.

Almost, almost is never enough
So close to being in love
If I would have known that you wanted me
The way I wanted you

Then maybe we wouldn't be two worlds apart
But right here in each other's arms
And we almost, we almost knew what love was
But almost is never enough.

Akhirnya selesai juga, buru buru Zoya mundur sedikit menunduk. Rasanya sangat malu tangannya dingin dan hanya bisa mengepalkan kedua tangan yang di taruh di belakang seperti istirahat di tempat.

Yang lain bertepuk tangan seraya bersorak kegirangan, penampilan Zoya sangat memukau. Senior tersenyum sembari bertepuk tangan.

"Bagus banget Lo"

"Gila, merinding rasanya. Mendalami banget"

"Ikutan master chef aja"

"Gw rasanya mau pingsan"

"Kejang kejang gua denger suara Lo"

Zoya hanya terkekeh geli, pasalnya ucapan yang mereka berikan sangat lucu dan aneh membuat Zoya hilang rasa gugup yang sempat melandanya.

Zoya di persilahkan duduk, ia pun mendekati Rasya seraya memeluk dan menyembunyikan wajahnya yang merah karena malu.

"Bagus tauuu" ucap Rasya bahagia seraya membalas pelukan Zoya.

Rasanya ia ingin teriak, pertama kalinya menyanyikan lalu di lihat orang banyak walau hanya satu kelas saja, tapi tetap saja menurutnya banyak.

"Udh dulu kayaknya, waktunya isoma" ucap kak Rangga " eh kayaknya abis ini pulang deh, terus yang mau foto sama pembimbing udah di bolehin mau minta tanda tangan juga boleh " lanjutnya sembari tertawa.

"Berasa artis lo" sarkas Fauzan.

" Kita bertiga kan ganteng udah kaya artis, ya ga le" lirik Angga kepada Galen.

"Le senyum Napa kaku amat kaya kanebo kering". Ucap Fauzan, Galen menoyor jidadnya.

"Jangan gitu, gini-gini temen gua udah di pitrahin" ucap Angga tak terima.

" Tahun ini belom kan?" Tanya Galen sarkas. Yang hanya dijawab cengengesan bodoh temannya.

Zoya duduk sembari memakan makanan yang telah dipesan. Hari ini ia memilih untuk makan nasi goreng pak Ujang dengan sewiran ayam lengkap dengan kerupuk. Sedangkan Rasya memilih memakan mie ayam dengan kerupuk pangsit kesukaannya. Mereka berdua lupa untuk memesan minum akhirnya Zoya berdiri memesan minuman.

"Ra, mau persen apa?" Tanya Zoya.

"Di traktir nih"

"Iya santai"

"Es teh manis" ucap Rasya

Zoya pun pergi menghampiri penjual es di kantin sekolah, ia memesan es teh manis untuk Rasya dan juga es jeruk untuknya.

Saat ia berbalik kebelakang tiba-tiba ada yang menabraknya, perempuan itu kakak kelas kelas sebelas dengan penampilan yang modis rambut di gerai sedikit memakai makeup dengan sepatu berwarna putih pink.

"Aishh, sorry kak sorry" ucap Zoya was-was. Takut nanti urusannya makin panjang.

"Jalan tuh pake mata" sentak Sasha kakak kelasnya.

Yaampun padahal Sasha yang sengaja menabrakkan diri ke Zoya.

"Maaf kak gak sengaja"

"Rok gua jadi basah kan" kesal Sasha

"Maaf kak, Yaudah aku cuci yah aku bawa pulang rok Kakak"

Sasha diam sejenak " kali ini Lo, gw maafin" ujarnya " gw di sini senior lo jadi next time kalo Lo cari gara-gara sama gua.... Lo bakalan gua kasih pelajaran " lanjutnya seraya menoyor kepala Zoya yang sedang menunduk.

Sasha dan gengnya pergi meninggalkan Zoya. Zoya mendengus kelas 'santai aja next time gua bakal cari gara-gara' gumamnya sinis.

" Zoy kamu gak papa?" Tanya Rasya hawatir, karena ia sempat melihat temannya di toyor oleh kakak kelas yang sok berkuasa di sekolah ini.

"Santai aja, tar liat tanggal mainnya" ucap Zoya sembari tersenyum sinis.

"Ish Zoya, jangan" ujar Rasya

"Kayaknya asik nih kalo cari masalah sama kakak kelas yang sok-sokan nindas" ujar Zoya sembari meminum es jeruk yang dia pesan.

"Aku takut tar kamu kenapa-kenapa" kata Rasya menatap Rasya khawatir.

"Tenang aja, dari kecil aku udah biasa. Jadi sekarang harus terlihat kuat dong... masa lemah mulu"

Kali ini Zoya tidak mau tinggal diam, jika dia di usik maka akan dia lawan. Senggol bacok lah.

Sasha duduk di foodcourt sekolah dengan teman temannya, meminum es yang sudah di pesan.

"Ca, kayaknya asik nih kita kerjain si sapasih itu namanya zo... apa"

"Zoya maksudnya" seru Adel yang sedang minum Boba.

"Nah itu"

"Boleh ajasih, lagian gua ga suka juga sama dia" ucap Sasha.

"Karena numpahin minuman di rok Lo?" Tanya Bella

"Karena Galen "

"Owhh yang kak Ale gendong itu?, Gila soswitt bangettt " ucap Lily antusias.

Sasha menoyor pala temannya kesal " diem ga usah di bahas".

"Jadi gimana? Mau kapan nih tanggal mannya" tanya Adel.

"Pas dia resmi jadi siswi di sekolah ini" ucap Sasha dengan senyum simrk.

"Senin" sahut Adel di angguki Sasha.

🦋🦋🦋

TBC..

BACANYA SAMBIL NGAPAIN NIH?


10 April 2022

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro