Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Episode 000

Episode 000: Serendipity
──────────





























































HAHA, CHOICES aja belum kelar, tapi aku udah nambah satu book baru.

Sebelum kalian lanjut, berikut beberapa informasi yang perlu kalian ketahui mengenai cerita ini;

Cerita ini dikemas dalam Bahasa Indonesia dan sedikit Bahasa Inggris dengan EYD yang sedikit berantakan. Terdapat typo yang bertebaran serta beberapa kata kasar yang diselipkan.

Mengandung FIKSI (khayalan penulis) dan merupakan Dom/Sub universe. Seperti book yang terdahulu, cerita ini menggunakan IDOL sebagai MUSE.

Sincerely, LiinLeoon.



















































































Janardana Keenan Prawara itu seorang duren──duda keren.

Lah, kok di bilang duda?

Jadi,

Beberapa tahun yang lalu, tepatnya lima tahun yang lalu di saat kelahiran anak pertama mereka, istri beliau meninggal.

Meski sempat terjebak dalam kondisi depresi, keluarga nya menguatkan Keenan untuk tetap hidup demi putri nya dan mendiang istrinya.

Kalau dia juga ikut menyusul istrinya, bagaimana dengan putri mereka?  Dunia masih terlalu keji bagi jiwa suci seperti putri kecilnya.

Mungkin kalian pernah mendengar tentang Prawa Industry atau biasa di singkat PI.

Perusahaan yang bergerak di bidang teknologi itu berada dibawah pimpinan Keenan.

Meskipun dia duda yang punya satu putri, Keenan masih muda. Dia itu nikah di usia yang muda, jadi sekarang Keenan baru memasuki awal 30an.

Keenan itu bisa juga dipanggil Prawa atau ga Janar─panggilan khusus dari mendiang istrinya. Biasanya dia dipanggil pakai sebutan ayah sama putrinya.

Sebenarnya, Keenan itu bisa saja menikah lagi, mengingat putrinya juga memerlukan sosok figur 'bunda' di sisinya, terlebih lagi sang putri masih kecil. Namun, ia masih galau dan sedih, serta masih belum berani memulai hubungan baru.

Padahal, banyak wanita diluar sana yang mau menikah dengan si Prawara, tapi, ia takut mereka tak bisa menjaga putrinya dengan baik.

Oh ya, sedari tadi kita belum kenalan sama putri tunggal kesayangan nya duren ini ya?

Nah, bocil gemes nan manis ini namanya Bhanuresmi Aruna Prawara. Putri tunggal kesayangan nya si duren.

Aruna itu anaknya manis persis kayak bunda nya, walaupun kadang tingkahnya bikin ayah nya naik pitam.

Nakal sih ngga, tapi suka ngambek dan rewel. Namun, itu yang seringkali membuat Keenan merasa seperti melihat sosok mendiang istrinya di Aruna.

Nama Bhanuresmi itu artinya matahari, dia itu bagai matahari nya Keenan yang selalu siap menerangi hari hari Keenan. Rasanya tidak mungkin bagi Keenan menjalani harinya tanpa si Bhanuresmi.

Terlalu berat jika tak ada Aruna.

Aruna anaknya penurut walau terkadang ia rewel, biasanya karena tak mau ditinggal atau dititipkan ke temannya Keenan.

Dan juga, Aruna itu anaknya cerdas meski baru berusia 5 tahun, iya, dia baru 5 tahun, alias masih bersekolah di taman kanak kanak.

Oh ya, kenalin, Dineshcara Meera Hartono.

Meera itu kesayangannya Aruna, meski baru mengenal satu sama lain. Meera maupun Aruna merasa saling terikat.

Aneh bukan? Tapi, Meera selalu mencoba ada di sisi Aruna, rasanya ia tak bisa berpisah dengan sosok lucu itu.

Kalau kata Keenan, Meera itu mirip dengan mendiang istrinya, mungkin itu yang membuat Aruna bisa merasa nyaman di dekat Meera.

Entahlah, yang pasti Meera mencoba untuk membuat Aruna tak merasa kesepian sebab tiada sang Ibunda di sisi nya.




























































Serendipity
──────────

Pagi ini Keenan harus bangun lebih pagi sebab ia memiliki pekerjaan yang penting.

Hal ini menyebabkan putrinya; Aruna, mau tak mau ikut bangun lebih pagi dari biasanya.

Sebenarnya, Aruna bisa saja ia tinggalkan di rumah, tapi, kebetulan pengasuh putrinya itu sedang izin pulang kampung sehingga ia harus membawa Aruna ke kantor.

"Runa, dimakan dulu sarapan nya." ucap Keenan.

Ia memberikan sepotong roti pada Aruna, serta segelas susu yang memang rutin diminum oleh Aruna.

Katanya biar menjulang seperti Keenan.

Keenan mengambil duduk di sebelah Aruna, lalu ikut menikmati sarapan sederhana bersama karena Keenan tidak pandai memasak.

Setelahnya, Keenan mencoba memasang dasi. Namun, berungkali si Prawara gagal melakukannya. Bahkan Aruna sampai merasa bosan melihat Keenan memasangnya berulangkali.

"Ayah,"

Yang dipanggil segera merespon, "iya?"

"Ayah ga bisa pasang dasi ya?" Keenan tersenyum lalu menggaruk tengkuknya sembari mengangguk pelan, "biasa dipasangin om Yesha."

Aruna menggeleng sambil menertawakan ayahnya, hal itu membuat pipi Keenan memerah karena malu.

"Nih, ayah kan bisa nonton tutorial," Aruna menyerahkan tablet nya pada Keenan yang segera diambil oleh nya.

Lalu, tak lama kemudian dasi Keenan terpasang sempurna. Lantas Aruna memberi tepukan tangan untuk Keenan.

Ia berseru, "yey! Akhirnya ayah selesai pasang dasi!" Keenan mengangguk mengiyakan ujaran putrinya.

"Kalau gitu, ayo, kita ke kantor ayah." Dengan penuh semangat, Aruna berlari keluar menuju mobil milik Keenan.

Setelahnya, mobil milik si duda keren itu meluncur meninggalkan rumah milik keduanya. Selama perjalanan, Aruna tampak sibuk dengan tablet nya, menonton beberapa serial anak anak.

Setelah kurang lebih sepuluh menit, Aruna mulai mengeluh ini itu.

"Ayah, runa ngantuk.." Aruna mengucek matanya diselingi dengan menguap.

"Maaf ya, tapi hari ini ayah ada kerjaan penting, kamu sendiri kan yang tadi malam rewel ga mau di titipin ke tante Sahna."

Memang benar bahwa tadi malam si putri Prawara itu tidak mau dan rewel saat Keenan mengatakan bahwa ia akan menitipkan Aruna ke temannya, Sahna.

"Kalau ngantuk tidur aja, ya?" Keenan mengelus lembut surai putri semata wayangnya lalu membenarkan selimut yang menutupi sebagian tubuh Aruna.

"Nanti bangunin ya kalau udah sampai?"

"Iya, nanti ayah bangunin,"

Rasanya Keenan ingin menggigit pipi bulat Aruna, kenapa anak nya ini sangat menggemaskan? Meskipun beberapa kali ia membuat Keenan naik darah sih.

"Mau ayah bukain lagu ga?"

"Mau!" Aruna spontan menjawab dengan semangat.

Aruna itu anaknya sangat menyukai musik, persis seperti mendiang ibunda nya yang sangat amat menyukai musik.

"Lagu apa?" Aruna berpikir sejenak,

Keenan menunggu dengan sabar sambil terus melihat putrinya yang kian terlihat seperti Janitra─Ibunda Aruna.

Aruna tersenyum lalu menoleh pada Keenan, "kayak biasa aja, ayah!"

Lalu, Keenan segera menyetel lagu favorit Aruna agar putrinya itu bisa duduk dengan tenang tanpa terus mengganggu dirinya.

Aruna mulai menyanyikan penggalan lirik lagu yang sangat ia sukai itu, Keenan tersenyum mendengar suara semangat Aruna, Keenan suka. Ia suka saat Aruna bisa menyanyi sesuka nya, tak seperti dirinya yang tak lagi menyanyi.

"Tadi katanya ngantuk," Aruna tertawa lalu lanjut menyanyikan bait selanjut nya meskipun lirik yang ia nyanyikan asal asalan.





















































Serendipity
──────────

"Nah, adek diam di sini aja ya? Ayah rapat dulu, kamu jangan ke mana mana, ok?"

Aruna menggangguk patuh pada ucapan sang ayah, ia duduk dengan tenang di sofa yang terletak di ruangan Keenan.

Keenan tersenyum lalu mengecup kening Aruna, "Ayah pergi dulu ya? Kalau ada apa apa pencet ini, ok?"

Aruna lagi lagi hanya menggangguk sebab ia sibuk menggambar dan tak memerhatikan apa yang dikatakan ayahnya.

Keenan akhirnya meninggalkan Aruna di ruangan nya dengan sedikit rasa tidak tega, tapi rapat akan segera di mulai, mau tak mau Keenan harus meninggalkan putrinya sendiri di sana.

Lalu, ia pun melangkah keluar meninggalkan Aruna.

Aruna sih tidak peduli, soalnya sang ayah menyediakan tv yang menayangkan serial Pororo, lalu ada beberapa makanan ringan favoritnya.

Tak heran ia mau ditinggal sendirian di ruangan ayahnya. Lagian dia juga dibebaskan untuk melihat lihat di sekitar ruangan Keenan.

Tak lama kemudian, Aruna berseru, "Nah, Jadi deh gambaran nya!"

Aruna mengangkat buku gambarnya sambil tersenyum lebar. Kondisi meja di ruangan Keenan terlihat agak sedikit menyedihkan, krayon milik Aruna berserakan di mana mana, jangan lupakan sampah kertas yang bertebaran di lantai.

"Runa mau tunjukkin ke ayah!"

Aruna beranjak dari duduknya lalu berlari keluar dari ruangan milik Keenan dengan penuh semangat.

Anak berusia 5 tahun itu menuju lift dan masuk kedalamnya, beruntung ia memiliki daya ingat yang bagus, ia selalu memerhatikan apa yang dilakukan oleh Keenan sehingga ia tau tentang tombol tombol di lift.

Masalahnya, Aruna tidak tau dimana ayahnya berada. Ia dengan asal menekan tombol lantai satu dan lift itu segera menuju ke lantai satu (lobby).

Lift berbunyi, menandakan bahwa ia telah sampai di lantai satu. Segera Aruna berlari keluar.

Lalu,

Secara perlahan lahan, orang orang mulai mendekati nya.





















































Serendipity
──────────

"Yeshika, tolong beritahu mereka untuk mengembangkan sistem keamanan pada smartwatch nya." Keenan tengah dalam perjalanan menuju ruangan nya bersama sekretaris pribadinya, Yeshika.

Setelah rapat berakhir, Keenan segera meninggalkan ruangan rapat sebab memiliki firasat buruk mengenai Aruna.

"Sudah saya sampaikan, pak." ujar Yeshika.

Keenan dan Yeshika akhirnya tiba di ruangan milik Keenan. Keduanya terkejut melihat keadaan ruangan Keenan yang agak berantakan, tapi Keenan sudah menduga kalau hal ini pasti akan terjadi.

Namun ada hal lain lebih mengejutkan pemimpin Prawa Industry itu.

Aruna, putrinya tidak ada di sana.

Keenan segera berlari keluar dari ruangannya bersama Yeshika dan juga sahabatnya, Yuvi yang baru saja tiba.

Ketiga nya segera mencari Aruna di sekitar, tapi hasilnya nihil.

"Kok bisa ilang sih anak lu Ken?" Yuvi dan Keenan berlari melusuri tiap sudut kantor di lantai itu, guna menemukan kesayangan nya si Prawara.

"Ga tau gue Yup, tadi gue suruh diem aja di kantor."

"Aelah lu mah," Yuvi juga ikut panik sebab ia juga sangat teramat menyanyanyi Aruna.

Siapa sih yang tidak menyanyanyi si manis itu?

Keenan berhenti tepat di depan lift, si Prawara berhenti sebab melihat ada jepitan rambut milik Aruna di sana.

Ia segera mengeluarkan ponselnya dan menghubungi sekretaris nya untuk menyuruh para satpam agar segera mencari Aruna di setiap lantai.

"Kamu kemana sih, Runa.."

Yuvi menepuk bahu Keenan, "gue ke lobby, lo coba cari lagi di sekitaran sini."

Keenan mengangguk, lalu keduanya berpisah. Keenan berlarian menelusuri lantai ke-15 itu, bahkan ia menggunakan tangga darurat, barangkali putrinya iseng dan pergi ke sana.

"Aruna! Runa!" Keenan berteriak, berharap mendapatkan respon.

Keenan mengacak rambutnya, "kalau kamu masih ada di sini, kamu pasti marahin aku karena ga jaga dia dengan baik."





























































Serendipity
──────────

Pendapat kalian mengenai cerita ini?

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian lewat menekan tombol bintang di pojok kiri bawah.

Kalian setuju kan kalau Aruna itu lucu? Hehe.

Lihat, gemes banget kan? HAHAHA.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro