Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

☃️White Winter❄️

Musim kembali berganti. Sekarang, tiba waktunya bagi musim dingin untuk memamerkan putihnya.

🆆🅷🅸🆃🅴 🆆🅸🅽🆃🅴🆁


28 Desember.

Suhu sudah berubah, udara menjadi dingin, orang-orang mengenakan pakaian tebal dan hangat untuk melaksanakan aktivitasnya. Sebuah pemandangan awam yang bisa kau lihat di musim dingin.

Tak terkecuali dengan muda mudi yang menikmati liburan akhir tahunnya dengan hangout di café atau mall, atau bahkan hanya sekedar berjalan-jalan di taman dan menikmati salju turun.

Bagi seorang Izumi Mitsuki, hal seperti itu sulit untuk ia lakukan saat ini. Pasalnya, sebagai salah seorang member idol grup yang sedang naik daun ia tak memiliki waktu untuk bersantai.

Ya, pada hari ini pun ia harus tetap menjalankan aktivitasnya sebagai seorang idol.

Mitsuki baru selesai melakukan interview di salah satu reality show dan sekarang ia sedang dalam perjalanannya kembali ke asrama.

Sebuah helaan napas pendek disertai dengan asap yang mengepul keluar dari mulut pemuda tersebut.

Rasanya Mitsuki ingin istirahat sejenak dari aktivitas idolnya dan menikmati indahnya musim ini, namun tuntutan pekerjaan membuat keinginannya sirna.

Mau bagaimana lagi? Impiannya adalah menjadi idol legendaris seperti Zero, karena itu ia harus berusaha keras.

Bahkan saat ini para member IDOLiSH7 memiliki jadwal tampil di acara televisi untuk tahun baru nanti.

Ia harus berjuang, itu yang ada di pikiran Mitsuki saat ini.

Di perjalanannya, manik oranye Mitsuki melirik ke berbagai pemandangan musim dingin, hiasan natal yang beberapa hari lalu masih ada disitu mulai dilepas, menadakan tahun baru semakin dekat.

🆆🅷🅸🆃🅴 🆆🅸🅽🆃🅴🆁

Sampai di sebuah taman, Mitsuki duduk di salah satu ayunan dan berayun perlahan.

Ia merunduk, memejamkan matanya seraya memulai kilas baliknya saat ini pertama kali menjadi member IDOLiSH7.

Aah, semua kenangan bercampur aduk, rasanya seperti permen nano-nano.

Sebuah tawa singkat keluar dari mulut Mitsuki, kalau dibayangkan lagi rasanya semua kenangan itu begitu lucu.

Sembari berayun, Mitsuki menendang-nendang tanah- yang tentu saja kini telah tertutup salju.

"Eh, Mikki?" seru sebuah suara.

Yang dipanggil langsung membuka mata dan menoleh ke arah suara.

Mitsuki mendapati [Fullname] yang sedang berdiri disana.

"Ohh, [Name] sedang apa kau disini? Dan kenapa kau tahu kalau ini aku?" sebuah senyuman terpahat di wajah manis Mitsuki.

Ia salut [Name] dapat menyadari bahwa itu adalah dirinya, padahal ia sudah mengenakan penyamaran, apa penyamaran yang ia kenakan masih kurang?

"Jalan-jalan, tidak kusangka aku akan bertemu denganmu disini. Dan kenapa aku tahu? Itu rahasia~" seru [Name] balas tersenyum gembira.

Aah, senyumman itu.

"Nee nee Mikki, apa kau mau bermain denganku?" tanya [Name] manja tanpa basa-basi.

"Maaf, aku harus kembali ke asrama." tolak Mitsuki lembut.

"Eeeh, sebentar saja, tidak mauu?" [Name] memanyunkan bibirnya.

"Tidak bisa." Mitsuki menegaskan.

"Aayoolaaahhh!!" rengek [Name].

Mitsuki melihat jam tangannya, masih ada dua jam sebelum latihan koreografi dimulai, sepertinya ia masih punya waktu untuk menemani [Name].

"Baiklah, tapi hanya sebentar saja." Mitsuki tersenyum pasrah.

"Asikk, kalau begitu ayo kita buat boneka salju!" seru [Name] ceria.

[Name] kemudian berjongkok dan mulai mengumpulkan salju untuk ia kepal.

Mitsuki hanya terkekeh sembari menatap [Name] lembut. Ia kemudian berjalan kearah gadis itu dan berjongkok disebelahnya.

[Name] membuat bola salju sembari bersenandung pelan. Tidak berniat untuk berbincang dengan Mitsuki.

Mitsuki juga, mulutnya membisu, hanya tangannya yang bergerak dengan gesit, membuat sebuah bola salju seperti yang dilakukan [Name].

Ketika bola salju buatan Mitsuki telah selesai, ia menaruhnya dan mulai membuat yang lainnya.

[Name] melirik bola salju buatan Mitsuki dan sebuah tawa keluar dari mulutnya.

"Mikki, kenapa kau membuat bola salju mini? Apa karena menyesuaikan tinggi badanmu?" tanya [Name] dengan nada jahil.

Hati Mitsuki serasa ditusuk ribuan duri setelah mendengar perkataan [Name].

"Kora! Jaga bicaramu [Name]!!"

Mitsuki yang tersulut emosi spontan melempar bola salju yang mengenai [Name] tepat di wajahnya.

"DINGIINNN! Mikki apa yang kau lakukan!?" [Name] berteriak.

"Itu yang kau dapatkan karena telah mengejek tinggiku." Mitsuki tersenyum jahil.

Tak terima dilempari bola salju, [Name] membalas perbuatan Mitsuki dengan melempar bola yang lebih besar.

Mitsuki pun terkena lemparan [Name], yang melempar tersenyum puas kemudian berlari menjauh.

"Hey! Itu keterlaluan!!" protes Mitsuki sembari mengepalkan bola salju lainnya, ia kemudian melemparkannya ke [Name].

Beruntung, [Name] bisa menghindari serangan tadi, [Name] balas melempari Mitsuki dengan dua bola salju sekaligus.

Mitsuki juga mulai gesit melempari bola salju ke arah [Name].

Dan dengan itu, perang salju tidak dapat terelakkan.

🆆🅷🅸🆃🅴 🆆🅸🅽🆃🅴🆁

[Name] dan Mitsuki saling melempari bola salju hingga mereka merasa kelelahan.

Keduanya kemudian duduk di bangku taman dan menghela napas panjang.

"Kenapa kita malah berperang seperti ini.." keluh [Name].

"Kau yang mulai." sindir Mitsuki.

"Tapi aku hanya mengatakan faktanya." elak [Name].

"Kau mau kulempari bola salju lagi?" tanya Mitsuki cemberut.

"T-tidak mau!!" tolak [Name] dengan cepat.

Mitsuki tertawa lepas melihat reaksi [Name]. Sudah berapa lama ia tak merasakan hal seperti ini?

Bahkan ia rasa bercengkerama dengan para member pun tidak sebanding dengan apa yang ia lakukan saat ini.

"Oh iya, kudengar kau akan tampil di acara tahun baru ya? Selamat! Sebagai teman baikmu aku merasa bangga." [Name] tersenyum.

"Terima kasih [Name], aku harus berjuang keras ya!" balas Mitsuki, ia mengepalkan tangannya dengan kuat. Sebuah senyuman penuh semangat terlihat di wajahnya.

Mitsuki menghela napas panjang, ia merasa bebannya hari ini terlepas begitu saja. Hanya dengan kehadiran seseorang di sisi kita, ia dapat membuat kita menjadi senyaman ini.

Itulah yang ada di pikiran Mitsuki.

"Ngomong-ngomong [Name], bagaimana kalau-"

Puk!

Sebelum Mitsuki sempst menyelesaikan kalimatnya, kepala [Name] sudah lebih dahulu bersandar ke pundak Mitsuki, disertai dengan suara napas pelan, menandakan ia telah tertidur.

Mitsuki heran, hanya dengan perang salju ssja ia sudah merasa kelelahan dan tertidur?

"Ah sudahlah, kurasa terlambat lima atau sepuluh menit tidak masalah." Mitsuki tertawa renyah.

=End=

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro