Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Uso

Aku selalu melihatnya, yang juga berada di tempat yang sama.

Aku tidak tahu, itu hanya semacam kebetulan atau memang takdirku bertemu dengannya.

Aku tidak tahu, kenapa semenjak aku bertemu dengannya, aku tidak tahan mengatakan kejujuran. Padahal, kata Natsu jujur itu penting. Apalagi sebentar lagi natal akan tiba, dan santa claus tidak suka dengan orang yang berbohong.

Natsu juga selalu bilang, bahwa orang yang berbohong tidak akan mendapatkan hadiah saat natal tiba. Lucu bukan? Perkataan adik polosku itu. Dia sudah semakin dewasa, dengan mengajari kebiasaan kakaknya yang selalu berbohong dengan dia.

"Aku ingin Shouyou-kun bisa bahagia selamanya."

Aku masih mengingat kata-katanya yang terucap kemarin malam. Dan itu memberi efek mengerikan bagi diriku,

Untuk menghentikan kejujuranku padanya, demi kebahagiaan.

Aku tahu, Natsu dan santa claus pasti akan mengerti, karena ini kebohongan untuk kebaikan. Kebohongan untuk menyembunyikan perasaanku padanya yang semakin melilit dadaku.

-<>-

Haikyuu: Haruichi Furudate

Story: Kumako Sachan

Pair: Hinata Shouyou x Reader

Warning: OOC, typo(s), slight! Tobio x reader, slight! OC! Sachan x Kenma

Hepi Reding'3'

-<>-

Kozume [Name].

Menurutku, dia seperti kelopak bunga sakura yang berguguran di musim semi. Indah sekaligus rapuh. Dan biasanya ia akan hilang, ketika musim dingin tiba. Jika ada, percuma itu akan beku oleh salju dan hawa dingin mematikan.

Tapi dia sakura yang berbeda, dia akan tetap bertahan pada badai salju maupun hujan lebat.

Aku selalu melihatnya. Bukan sebagai kakak ataupun teman. Namun, sebagai seseorang yang berhaga bagiku.

Aku saja, baru sadar akan perasaan aneh yang meladeniku akhir-akhir ini. Kupikir, itu adalah sebuah penyakit jantung yang hampir membuatku ketakutan setengah mati. Namun, Sugawara-san melaratnya, dan berkata bahwa aku sedang jatuh cinta.

Jatuh cinta?

Ya memang aneh. Seorang Hinata Shouyou yang tergila-gila dengan Voli, bisa jatuh cinta kepada sosok gadis.

Parahnya, dia mencintai gadis yang sudah memiliki ikatan benang merah dengan temannya. Yep, Kozume [Name] adalah kekasih dari Kageyama Tobio. Tidak menyangka? Yah, bahkan kakaknya sendiri; Kenma, tidak pernah menyangka akan hal itu. Apalagi Shouyou bukan?

Aku juga selalu bertemu dengan Kozume-san di taman kota. Setiap kali, aku melihat dia menggumamkan kata-kata puitis yang tidak ku mengerti. Kenma bilang, itu kebiasannya dari kecil.

Aku tidak mengerti sekilas tentang hal itu. Kageyama sendiri, menganggapnya agak aneh. Namun, menurutku itu tidak aneh. Setiap orang mempunyai hal-hal yang tidak dimengerti oleh orang lain. Itu yang selalu dikatakan Sachan-san-kekasih Kenma.

"Shouyou, sedang menikmati gelitik udara?"

Setiap kali, dia bertanya seperti itu, ketika kita kembali bertemu di taman kota. Aku selalu menjawabnya, dengan senyuman dan anggukan ragu-ragu. Mengingat, aku tidak mengerti maksudnya.

Aku sebenarnya tidak tahan dengan kebohongan yang ku pendam. Rasa sakitnya semakin hari, semakin bertambah setiap Kozume-san bermesraan dengan Kageyama.

Aku tidak ingin menyakiti Kozume-san, maupun Kageyama. Aku ingin membuang rasa ini, tetapi kenapa setiap hari, perasaan ini makin berkembang dan bersiap meledakkan jantungku? Seakan, ada kupu-kupu dalam dadaku yang memberontak keluar.

Aku yakin, aku tidak akan mendapatkan hadiah di natal ini. Santa Claus dan Natsu tidak akan memaafkan perasaan salah ini.

Kageyama juga Kozume-san juga tidak akan memaafkan perasaan ini.

Ya, inilah akibat dari mencintai orang yang salah.

Hinata Shouyou,

kau sudah keterlaluan.

.

Hari ini, salju makin lebat mengguyur kota. Akhir tahun yang penuh dengan hawa dingin dan kristal putih. Tidak seperti tahun sebelumnya.

Banyak sebagian orang, yang sudah membeli hadiah untuk natal, atau memasang kaos kaki dan mulai membeli dekorasi natal. Padahal, natal masih hampir tiba, tetapi sudah menyerbu kota.

Natsu sama saja. Malam tadi, dia merengek kepada Kaa-chan untuk membuat kue jahe dan mulai menghias pohon natal. Terlalu bersemangat sekali memang.

Dan hari ini, aku juga bertemu dengannya; Kozume [Name]. Di taman kota seperti biasa, dan memulai kebiasaan.

"Kenapa Kozume-san selalu mengatakan penuh puitis seperti itu?" tanyaku setelah menyapanya, mendudukkan diriku juga di sampingnya.

Aneh sekali. Sekarang, dia tidak menanyaiku pertanyaan anehnya yang selalu dilontarkan.

Kozume-san tersenyum sesaat. Ia menempelkan telunjuknya di bibir pucat itu. "Mencoba bertahan dari salju."

"Bertahan?"

"Salju sedang mencoba membunuhku." Kozume-san menangkap sebutir salju itu. Ditatapnya, yang kini sudah meleleh menjadi air di genggaman tangan. "Namun, cinta dari Tobio melindungiku. Dan, aku harus mengucapkan mantra ini, untuk menguatkan pelindung."

Sakit.

Dadaku terasa sakit.

Sekarang, dadaku dipenuhi lebah yang menyengat. Bukan kupu-kupu lagi. Kau harus bisa menahannya, Shouyou.

Kozume-san masih tetap tersenyum. Mulutnya mengeluarkan napas, menciptakan kepulan asap di hadapannya.

Cantik.

Gadis ini sangat cantik. Pemandangan aesthetic yang begitu indah. Pantas saja, Kageyama sangat mencintainya. Juga aku.

"Shouyou."

Aku terbangun dari lamunan. Raut wajah Kozume-san penuh kebingungan, bersama tatapan itu.

"Y-Ya?"

Kozume-san tersenyum kembali. "Kenapa kau memanggilku Kozume? Panggil aku [Name]."

Sedikit senang, ternyata Koz-ah maaf- [Name]-san berharap aku memanggil nama depannya. Tapi, tidak mengubah kenyataan bahwa perasaan ini tetap salah.

"Baiklah." Senyum ku ukir sebaik mungkin. "[Name]-san."

"Nah begitu lebih baik."

Aku terkekeh sejenak.

Sebenarnya ini tidak baik, perasaan ini malah makin berkembang hebat. Mengerang dalam hati, aku ingin membunuh diriku, yang tak bisa menahan berada di dekat kekasih temanku.

"Nee, Shouyou apa kau akan menjadi Santa untuk Nat-chan tahun ini?"

Ah benar juga. Aku harus menjadi Santa untuk Natsu tahun ini juga. Aku sudah melakukannya tahun lalu, dan respon Natsu benar-benar sesuai harapanku.

"Eum." Aku menganggukan kepala. Mulutku terbuka, untuk menjawab pertanyaan [Name]-san. "Dia benar-benar senang tahun lalu. Aku ingin selalu melihat senyumannya."

[Name]-san tertawa renyah. "Seandainya, aku juga punya kakak sepertimu."

"Aku bisa menjadi Santa untukmu, jika Kenma tidak mau melakukan semacam itu."

Ya, benar.

Santa yang menebarkan kebahagiaan untukmu. Meski, kau merayakan natal tahun ini dengan Kageyama. Dan aku hanya bisa melihat dari jauh bersama rusa-rusaku, menikmati rasa senang, melihat reaksimu membuka hadiah yang ku taruh di tengah malam, di bawah pohon natal.

"Benarkah? Aku yakin Kenma tidak akan melakukan hal semacam itu, meski aku memaksanya." [Name]-san kembali terkekeh kecil. Dia terlihat sangat manis.

Ugh Shouyou, bukankah kau sudah berjanji akan membuang perasaan ini? Kenapa malah memuji dia lagi?!

"Eh-Shouyou? Kau mendengarkanku?"

"Ah... Maaf?"

"Kau melamun lagi." [Name]-san memicingkan matanya ke arahku. Tatapannya penuh curiga tertuju pada diriku.

"Maaf, aku hanya sedang memikirkan rencana untuk natal tahun ini," bohongku sambil membuang tatapan.

"Tidak perlu dipikirkan, Shouyou. Hadapi saja dengan penuh kebahagiaan."

Aku tersenyum miris sejenak. "Ya... Kau benar [Name]-san."

Aku harus menghadapinya dengan kebahagiaan. Merelakan perasaan ini, membuangnya di adonan kue jahe, dan membiarkan perasaan ini menjadi sesuatu yang enak dimakan dan membuat kebahagiaan dan kehangatan tersendiri.

Santa Claus, aku ingin kau tahu, aku sangat mencintai [Name]-san. Dan aku akan tetap berbohong pada mereka, agar senyuman mereka tak bisa luntur. Maafkan aku Natsu, aku tak bisa menjadi kakak yang jujur.

"Bagaimana dengan kabar Kenma dan Sachan-san?" Aku kembali menanyakan topik lain, setelah melihat wajah curiga [Name]-san yang menangkap basah lamunanku lagi.

"Baik. Jujur saja, aku bersyukur punya kakak ipar seperti Sachan-san."

Ya benar. Sachan-san adalah sosok yang bisa menjadi tempat curhat. Ia sering memberi saran yang manjur dan aku juga sering curhat masalah perasaan ini padanya. Dia adalah tempat penyimpan rahasia terbaik.

Sachan-san juga yang tahu semua rahasiaku, dia seperti kakak perempuan bagiku.

Setelah itu, kami membicarakan topik lain. Tentang tugas kuliah masing-masing, maupun kabar mantan anggota Nekoma dan Karasuno lainnya.

"Oh Hinata Boge, [Name]."

Kami sama-sama menoleh. Kageyama menghampiri kami. [Name] segera menghambur dan memeluk dirinya. Tawa kebahagiaan terdengar jelas di telingaku.

"Tobio-chan, aku merindukanmu."

Kageyama mengusap pelan surai (h/c) milik [Name]-san. "Aku juga."

Salju mengguyur mereka. Namun, dengan hawa dingin seperti ini, aura bahagia di sekeliling mereka nampak begitu kuat.

Ah Shouyou, kau menyiksa diri.

"[Name]-san, BAKAgeyama, aku pergi dulu."

"Eh? Kau mau kemana?"

"Aku sudah janji dengan Natsu."

"Ah baiklah, hati-hati Shouyou." [Name]-san melambaikan tangan kepadaku sejenak.

Segera, aku berjalan menjauh dari sepasang kekasih bahagia itu. Mencoba menahan tangisan yang berusaha meruntuhkan dinding ketegaranku.

Hawa dingin menusuk tulang. Ku biarkan rasa sakit semua ini menggerogoti tubuhku. Aku menunduk dalam, tumpukan salju yang ku injak, masih melekat pada sepatuku.

Natsu bilang, laki-laki tak boleh menangis. Namun, saat ini aku lagi-lagi harus meminta maaf kepada Natsu, karena kakaknya adalah seorang pengecut cengeng.

Maafkan aku Santa Claus, aku akan mencoba melenyapkan perasaan ini. Dan aku ingin menjadi sosok Santa bagi [Name]-san dan Kageyama, menebarkan hadiah kebahagiaan di sekeliling mereka.

Untuk Santa Claus,

Maaf aku sudah menjadi pembohong sampai akhir cerita. Dan benar, aku rela tidak mendapat hadiah kebahagiaan, karena menurutku hadiah terindahku adalah kebahagiaannya.

.

25 Desember

"Nii-chan, kau sudah membuat surat untuk Santa-san?"

Natsu membuka sedikit kamar sang kakak. Kepala gadis kecil itu, menyembul keluar.

"Sudah, memangnya kenapa?"

"Apa harapan yang Nii-chan tulis?"

"Eum... Entahlah apa yah? Ah Natsu, kau sendiri berharap apa?"

"Hehehe, Natsu ingin Nii-chan dan Kaa-chan selalu bahagia."

"Itu harapan yang bagus, Natsu."

Shouyou menghampiri adiknya, ia mengacak-ngacak rambut Natsu. Tawa kecil keluar dari mulutnya.

Tak lama, Ibu mereka memanggil dari bawah. Natsu segera turun semambil meloncat-loncat. Sementara Shouyou, membaca surat yang ditulisnya sejenak, lalu menyimpannya di laci dan berjalan turun ke bawah.

Meski dia belum bisa membuang perasaannya dengan benar, meski cairan merah itu tadi hampir keluar lagi dari hidungnya, senyuman manis masih melekat pada matahari kita saat ini sampai akhir.

----

Untuk Santa Claus-san

Tak lama lagi, aku akan menjalani pemeriksaan di London. Dan itu memakan waktu dua tahun, untuk menyembuhkan penyakit ini.

Aku juga akan pindah kuliah di London. Ku harap, aku bisa bertemu [Name]-san saat pulang.

Dan aku ingin dia masih bisa tersenyum lebar.

Santa-san,

Maafkan atas semua kebohonganku. Tentang kebohongan perasaanku, ataupun kebohongan tentang penyakit leukimia stadium akhir ini.

Mungkin permintaan maafku tidak bisa diterima dengan baik, karena aku sering sekali meminta maaf dan membuat Santa-san mungkin bosan dengan kata 'maaf'.

Tapi, aku benar-benar berharap, aku bisa bertemu [Name]-san suatu saat, meski dia sudah berubah marga menjadi Kageyama. Aku ingin sembuh dan punya kesempatan mendengar kalimat puitisnya setiap saat.

Kumohon, Santa-san. 

Aku tidak ingin meminta apa-apa, selain kesembuhan ini. Aku juga tidak ingin membuat Natsu dan Kaa-chan menangis lagi. Aku ingin kembali bermain Voli bersama yang lain, meski kami sudah masuk perguruan tinggi.

Tolong aku Santa-san. Aku ingin penyakit ini berakhir.

Tertanda,

Hinata Shouyou.

Tamat

Apa ini? Apa ini tentang bulan Desember?! DAN APA-APAAN SHOUYOU YANG OOC INI?! KENAPA AKU MERASA DIA LEBIH DEWASA?!

Huh, Sachan juga ingin minta maaf karena judulnya yang seharusnya bahagia, malah jadi sedih;-;

Untuk para penggemar Shouyou, maaf aku menghilangkan kepolosannya di sini:')

Btw, sepertinya saya sangat memuji diri saya sendiri di sini:'D//heh

Baiklah, saya terlalu banyak bicara:D

Terima kasih, bagi yang sudah membaca~

Tertanda

Kumako Sachan

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro