Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[ Prolog ]

[ Lula Alkana ]

[ Sagara Laksmana ]

[ Arlan Sadewa ]

.
.

"... Lula Alkana, sebelas IPS satu!"

Gadis yang tengah tenggelam dalam lamunannya itu mendadak linglung ketika bahunya ditepuk keras oleh seseorang.

"Kenapa?" tanyanya dengan raut yang tak bersahabat.

"Lo di panggil tuh, maju sana!" ucap Yoga kesal. Tangannya bersedekap kemudian, mengabaikan Lula yang masih menatapnya dengan wajah datar.

"Lula Alkana?" Suara Mc di depan sana kembali terdengar. Desas desus tak mengenakan Lula abaikan. Ketika dirinya sudah berada di depan, cengiran lebar Arlan menyapa pandangannya dari barisan yang berada tepat di depannya.

Sialan, umpatnya dalam hati.

"Ini gue di panggil kenapa?" tanyanya pada seseorang di sebelah kirinya.

Remaja berkacamata itu lantas tersenyum lucu. "Lo dapet peringkat tiga buat siswa dengan nilai terbaik di ujian semester."

"Yang peringkat dua siapa?"

"Gue," jelas remaja itu. Lula hanya membulatkan bibirnya, kemudian bersedekap dengan tampang datar andalannya. Seolah-olah ia tak peduli pada peringkat yang ia dapatkan. Padahal nyatanya, Lula tengah menahan kesal. Tahun kemarin ia bisa mendapatkan peringkat dua, kenapa sekarang turun?

Bu Hani berjalan mendekat ke arahnya sembari membawa beberapa bingkisan dan piagam penghargaan. "Ayo merapat sini nak, kita foto dulu."

Mungkin ini adalah kejadian langka, karena hanya di pemotretan formal ini Lula bisa sedikit menarik bibirnya untuk sebuah senyuman. Senyum yang tak pernah ia perlihatkan pada siapapun sebelumnya.

Selesai Lula dengan fotonya, Bu Hani membelai surainya seraya mengucapkan kata selamat. Lula tersenyum kikuk, kemudian guru itu berpamitan pergi dan barisan upacara di bubarkan.

"Congrats." Suara seseorang menginterupsi langkah Lula ketika gadis itu hendak pergi ke kelasnya. Begitu membalikkan badan, senyum ramah dari si lelaki berkacamata menyambutnya.

"Buat?" tanya Lula dengan nada dingin.

"Ya ... buat ngucapin selamat?"

"Ck. gak usah sok kenal," ucap Lula dengan ketus.

Demian-lelaki berkacamata itu tertawa renyah hingga lesung di kedua pipinya terlihat.

"Sensian amat," gumamnya pelan. Lula hampir saja pergi dari sana kalau suaranya tak menginterupsi langkah gadis itu lagi. Kedua bola mata Lula memutar dengan malas seraya berdecak. "Lo gak ikut program student exchange? Gue yakin lo udah pasti tau kabar itu, kan? Apalagi anak asrama sering banget ngebahas soal itu."

"Gak tertarik," jawab Lula sekenanya.

Demian mengangguk kaku dengan senyum tipisnya. Apakah mengajak Lula bicara adalah sebuah kesalahan? Karena ia baru merasakan yang namanya mati topik ketika berbicara dengan seseorang. Tanpa berbasa-basi terlebih dahulu, Lula segera melangkah pergi dengan tangan yang memegang piala dan sertifikat.

"Cewek aneh." Senyum Demian tertarik dengan netra yan terus memandang punggung gadis berambut sebahu itu, hingga sosok Lula benar-benar hilang dari pandangannya.

___

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro