Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

♪3♪

"Nii-san pergi kemana sih?!"

Kakinya terus menerus melangkah berputar-putar sekitar ruangan tersebut, manik kelabu tersirat kecemasan di dalam sana, surai biru langit yang sedari tadi menatap tingkah laku temannya itu mulai merasa risih.

"Iorin. Berhenti berjalan-jalan seperti itu. Lagian Mikki kan sama Nagicchi dan Rikkun, kenapa kau khawatir sekali?"

"Tapi ini sudah gelap Yotsuba-san!"

"Iorin, jika kau khawatir dengan Rikkun dia kan sama Mikki, juga Rikkun pasti bawa Inhaler."

"Haah.. Kau tidak akan mengerti.."

Helaan nafas panjang keluar dari mulutnya, langkah kaki membawa dirinya ke sofa dan kemudian duduk di sebelah temannya. Mereka berdua saat ini sendirian di dorm, tidak ada orang disana. Sebagian member masih memiliki pekerjaan dan sisanya belum pulang.

"Tadaima..."

"Okaeri nii-san--tunggu kenapa kalian terlihat lesu?.."

"Nee Rikkun. Kau bersenang-senang kan?"

"Ta-Tamaki...aku lelah. Aku mau ke kamar dulu, nanti ku ceritakan ya?"

Dengan langkah lesu dan gontai, Riku kembali ke kamarnya tanpa berbicara kepada yang lain bahkan kepada Iori, padahal dia ingin memberikan Iori sebuah hadiah yang tadi dia dapatkan.

"Nii-san. Nanase-san... Dia kenapa?"

"Tadi.. kami bertemu Kujou dan dia--"

"Dia sedikit mencaci Riku desu..."

Iori diam mencerna apa yang terjadi sampai pada otaknya memiliki satu kesimpulan kecil yang mungkin memang benar-benar terjadi. Sekarang yang ia khawatirkan adalah si center itu sendiri.

"Apa Nanase-san baik-baik saja--"

"Dia baik. Sangat baik malah aku sedikit bangga dengannya?"

Iori mengerutkan kening tanda ia tidak mengerti dengan apa yang dijelaskan sang kakak.

"Aku tidak mengerti.."

"Riku.. dia.. sedikit melawan pada Kujou tadi dan itu membuat Kujou kesal karena Riku berani melawannya..."

"Heee! Rikkun sugoiii!!"

Tamaki berteriak kecil atas penuturan Mitsuki kepada mereka.

"Menurutku juga.. itu benar-benar sebuah kemajuan tapi...."

"Ah.. aku mengerti."

Iori mengangguk paham, ia mengerti akan maksud Mitsuki. Bagi mereka dan member lain itu sebuah kemajuan tapi bagi seorang Riku yang menyayangi kakaknya, hal itu merupakan hal terburuk yang pernah ia lakukan.

"Ouh.. but.. aku sedikit tersentuh akan kalimat Riku desu.."

"Kau benar. Kalimat itu benar-benar cocok sekali untuk Riku."

Iori dan Tamaki memandang satu sama lain, mereka tidak mengerti apa yang di bicarakan oleh Mitsuki dan Nagi, Mitsuki sadar akan keheranan si adik dan member paling muda kedua di grup itu pun tersenyum tipis.

"Kalian ingin tahu?"

Keduanya menganggukkan kepala secara bersamaan, rasa penasaran tergambar jelas di wajah mereka berdua.

"Ouh~ Riku said this sentence--"

"Daiji ni mamorareteru dake ja iya dayo mamoritai♪ "

Mitsuki menyanyikan sepenggal lirik dari satu lagu yang mereka semua kenali, rasa penasaran di wajah Iori dan Tamaki berganti menjadi ekspresi terkejut dan senang.

"Rikkun bilang seperti itu ke TenTen?!"

"Ya.. di hadapan Kujou dia mengatakan itu untuk kami."

Tamaki dan Iori mengangguk paham. Mereka semua paham mengapa Riku mengatakan kalimat yang berasal dari lirik lagunya tersebut.

Pemuda itu selalu bersembunyi di balik punggung orang-orang yang melindunginya, untuk pertama kali ia ingin melindungi orang-orang tersebut seperti halnya orang itu melindungi dirinya. Orang yang di maksud adalah para member Idolish7, Keluarga keduanya.

"Kenapa kau telat?"

"Bukan urusanmu."

"Tentu saja ini urusan ku, aku leader disini. Kau harus menuruti perkataan ku."

Tatapan tajam di layangkan ke pemuda bersurai platinum yang menjabat sebagai leader tersebut. Kernyitan dahi dan ekspresi bertanya tercipta di wajah Gaku, ia menatap serius Tenn yang masih setia tajam menatapnya.

"Hanya karena kau seorang leader, jangan pernah berani mengatur ku, Gaku. Kau bukan siapa-siapa."

"Aku tahu tapi aku peduli denganmu. Ayolah, beberapa hari ini kau berbeda dari biasanya! Aku dan Ryu khawatir. Kita tema--"

"Partner. Bisnis."

Gaku terdiam mendengar perkataan Tenn yang menekankan bahwa mereka hanya partner bisnis.

Malam ini Trigger ada pemotretan untuk sebuah majalah, pemotretan harusnya di mulai jam 7 Malam tapi Tenn terlambat beberapa menit dari yang di jadwalkan, manajer mereka, Anesagi Kaoru, Tak henti-hentinya bertanya di mana Tenn. Masalah kecil memang, tapi tidak seperti Tenn yang selalu datang tepat waktu, kali ini dia terlambat.

Gaku juga tahu bahwa beberapa hari ini Tenn tampak memikirkan sesuatu dan sering tidak fokus akan pekerjaannya. Apa salahnya jika Gaku bertanya atau merasa khawatir? Jika terjadi sesuatu pada Tenn maka Trigger lah yang akan kena imbasnya dan mereka akan di marahi oleh Sachou mereka.

Tenn akhirnya pergi menjauh dari Gaku, meninggalkan si surai silver itu di lorong sendiri.

"Gaku.."

Gaku berbalik, disana berdiri pemuda tinggi dengan surai coklat menatapnya lembut.

"Bagaimana dengan Tenn?.."

"Dia masih tidak bisa di ajak bicara, kau tau dia kan. Dia suka sekali menyembunyikan sesuatu."

"Sudah biarkan saja dia, mungkin Tenn punya alasan sendiri untuk tidak memberitahu kita."

"Tapi.."

Gaku mengambil ponsel dari saku bajunya, menatap layar kecil di benda pipih itu. Hanya hitam yang ia lihat, tidak ada apapun.

"Nikaido berkata bahwa..."

Ryu ikut menatap ponsel Gaku sama seperti yang Gaku lakukan.

".. hubungan Tenn dan Nanase sedang tidak baik.."

(Flashback)

"Kujou..."

"Kujoushi.."

"..Tenn-nii.."

Sepasang manik merah menatap lekat pemuda berambut baby pink di depannya, tatapan sendu bercampur gembira terlihat jelas namun di balas oleh si surai baby pink  dengan tatapan tajam.

Mitsuki yang melihat hal tersebut langsung berdiri di depan Riku seolah melindunginya, bagaimana pun Riku sudah seperti adiknya yang kedua setelah Iori walau Riku tidak mempunyai hubungan darah dengannya.

"Bukannya kemarin kau sakit? Kenapa jalan-jalan?"

"Aku--"

"Riku sedang refreshing desu."

"Sou. Riku butuh hiburan, jadi kami berdua membawanya jalan-jalan hari ini."

"Seharusnya kalian memanfaatkan waktu untuk berlatih, bukan bermain seharian seperti ini. Terutama kau, Nanase Riku."

Tenn menatap Riku dengan datar, sangat datar sampai Riku tidak bisa mengenali tatapan kakaknya sendiri. Bertanya pada lubuk hati terdalam, kemana perginya tatapan lembut yang selalu di layangkan kepadanya itu?

"Kenapa kau sok mengatur sekali Kujou? Manajer kami saja tak masalah kami pergi bermain bahkan dia menyarankan hal ini."

"Ini lah alasan grup kalian tidak pernah berkembang. Kalian suka sekali membuang waktu--"

"Maaf saja Kujou-san tapi sepertinya bermain dan meluangkan waktu untuk hal tidak berguna seperti ini juga perlu."

"Riku..."

Tenn sedikit terkejut namun ia masih bisa mengendalikan ekspresi wajah nya.

"Kau... Berani menjawab ku?"

"Tentu saja, aku akan membantah orang yang menghina Idolish7 lagipula Kujou-san yang mengatakannya sendiri jika kita hanya rival  bukan?.."

Riku sedikit menekan kata'rival' untuk membuat Tenn paham namun sepertinya amarah Tenn memuncak hanya karena itu.

"Kau--"

"Kita bukan Keluarga. Ingat?"

"Ku katakan padamu. Kau hanyalah seorang yang merepotkan Nanase Riku dan selalu bersembunyi di balik punggung teman-teman mu."

"Aku tidak seperti itu. Aku akan melindungi teman-teman ku seperti halnya mereka melindungi ku."

"Riku..."

Mitsuki dan Nagi tertegun melihat perubahan sikap Riku yang sedikit berbeda, Mitsuki pun tak mempercayai hal ini.

Tenn mengepalkan tangannya dan berbalik lalu pergi dari sana, ekspresi wajah Riku melunak, matanya sedikit berkaca-kaca dan sepertinya ia ingin menangis saat ini juga.

"Riku... Are you okay?.."

"Daijoubu Nagi... Ayo pulang.. ini sudah hampir malam.."

"Ah iya ayo. Aku belum memasak apapun."

Mereka berjalan seiring matahari tenggelam di ujung barat, Sinaran oranye yang menyinari surai ketiganya mulai menghilang tergantikan warna hitam malam dengan bulan yang bersinar.

"Daiji ni mamorareteru dake ja iya dayo mamoritai"

'Aku tidak ingin di lindungi tapi aku juga ingin melindungi'
-Nanase Riku (Septet For)-

-------------------------------------------

Amazinggu~ berdebu:D

Gaku: udah berapa bulan ini terlantar?

Touma: kayaknya dua bulan.

Sembarang!

Yamato: kayaknya iya dua bulan.

Hehe:) ku sibuk sekolah dan Bucinin Riku--

Tenn: ekhem...

Ampun kamzeng.

Oke.

Jangan lupa vote dan komen, saran atau kritik juga boleh^^

Sampai jumpa~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro