Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Sandiwara

Di dunia ini tidak ada manusia yang benar-benar tulus. Mereka semua hanya bersandiwara dibalik topeng yang mereka gunakan. Kalaupun ada, itu berarti langka. Namun, sejauh ini, hampir 19 tahun aku hidup di dunia jarang sekali menemukan orang-orang yang tulus padaku. Ya, termasuk aku juga, sih. Terdengar konyol bukan? benci orang-orang yang bermuka dua, tapi diri sendiri juga sama.

Ya, apa boleh buat. Aku menganggap dunia ini tempat yang penuh dramatis. Sampai aku juga harus ikut berakting di depan mereka semua. Aku muak. Karena berakting itu benar-benar melelahkan. Ya, aku cukup ahli dalam mengontrol ekspresi wajah saat di depan mereka. Bahkan, lebih jago dari para artis yang berperan memainkan film.

Seperti saat ini. Disaat dosen menyuruh membentuk kelompok banyak dari mereka yang berpura-pura tersenyum padaku agar aku satu kelompok dengan mereka. Nyatanya, bagian aku yang paling banyak mengerjakan, sedangkan mereka? hanya mengerjakan sedikit lalu setelah itu bersanda gurau sambil ber-selfie sana sini. Huh! menyebalkan.

"Hei kalian," mereka menghentikan aktivitas masing-masing dan menatapku.

"Kenapa, Ra?"

Dasar. Dengan tampang yang sok polos itu dia bertanya kenapa? Huh.

"Setengah tugas kita udah aku kerjakan, sisanya kalian dong." Ucapku sembari menggeserkan laptop.

Aku melihat mereka yang saling pandang dengan raut wajah yang merenggut. Apa? gak terima? enak saja kalian bersantai sedangkan aku lelah sendiri.

"Setengahnya lagi kenapa gak kamu lanjutkan aja, Ra? kan nanggung. Lagian yang presentasi besok aku sama Nindy."

"Kalau kalian cuma presentasi doang, itu terlalu dikit buat tugas kelompok. Dan lagi, karena kalian yang presentasi besok harusnya kalian juga ada ngetik tugas ini biar tau isi-isinya, gak sekadar baca doang." Ucapku blak-blakan. Ya, siapa yang peduli dengan respon mereka setelah ini. Dari awal mereka mengajakku bergabung di kelompoknya juga agar tugasnya diserahkan padaku.

"Kok kamu ngomong kayak gitu, Ra. Seakan-akan kita berdua gak ngerjain apa-apa. Emangnya kamu pikir presentasi di depan itu gampang? belum lagi ngejawab pertanyaan dari dosen dan anak-anak lain. " Ucap Nindy.

"Bener kata, Nindy. Ya, okelah yang nyari bahannya kamu sampai yang ngetik juga kamu. Tapi, itu bukan hal yang sulit dilakukan sendiri, kan? Kita tau kamu bakal gak PeDe maju untuk presentasi, makanya aku nyuruh kamu aja yang nyari bahan sama nyalinnya. Nanti pas di depan biar tugas aku sama Nindy. Bukan karena kita berdua mau dapat tugas yang dikit, tapi kita lebih ngertiin kamu, Ra." Jelas panjang lebar dari Kyana yang membuatku mengantuk.

Kata-kata yang muak aku dengar. Karena itu semua blushit! hanya jenaka semata agar aku tertipu, haha.

Aku terkekeh kecil, "oh yaampun, ternyata kalian begitu memperhatikan ku. Ya, baiklah, ini akan aku selesaikan sendiri. Besok kalian tinggal mempresentasikan hasilnya." Ucapku kembali mengambil alih laptop.

Sekilas aku melihat raut mereka yang sama-sama lega. Sudah ku duga, percuma saja berdebat dengan mereka. Pada akhirnya tetap aku yang mengalah, dan mereka merasa puas dan melanjutkan ketawa-ketawi nya. Sejujurnya aku mengalah bukan karena aku kalah dari mereka, atau menyerah, tapi itu hanya akan membuang-buang energi dan waktu. Ya, mungkin mereka bisa saling bercanda sekarang, tertawa sepuasnya, melakukan hal-hal yang mereka suka tanpa mempedulikan tugasnya. Tapi, kita lihat besok, apa mereka masih bisa bercanda seperti itu lagi? sekadar informasi saja, Dosen untuk presentasi besok adalah Dosen killer yang tidak ada belas kasih terhadap nilai. Di dalam kelasnya kita diharuskan mengikuti aturannya. Jika tidak?

Ya, seperti dugaan ku. Ketika hari ini tiba, saat giliran kelompok ku maju. Hanya aku seorang yang maju. Sedangkan dua orang lainnya? mereka maju juga, tapi hanya berdiri di depan kelas sampai matkul selesai. Nilai mereka sudah dipastikan 0, seperti angka yang tertulis di jidat mereka yang ditulis menggunakan spidol merah. Syukurnya Dosen ini bisa membedakan mana yang benar-benar kerja dan mana yang hanya numpang nama.

——————————

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro