Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bully (2)

"Jawab gue kresek. lo budeg, hah?!" tanya cowok itu yang mulai melangkah ke arahku.

Tuhan, tolong hamba, semoga ini tidak lagi

Aku berdoa dalam hati berharap doaku dikabulkan oleh tuhan. Karena aku sudah capek jika harus di sakitin lagi.

"Budeg? iya?" pertanyaan nya kali ini aku jawab dengan gelengan kepala.

"Terus kenapa lo diam? dan berani-beraninya lo natap gue kayak tadi." Tiba-tiba tangan cowok itu sudah meraih kerah bajuku dan menariknya.

Sumpah demi apapun jantungku berdebar tidak karuan. Sungguh, ini bukan debaran cinta, tapi ketakutan yang luar biasa. Tanganku di bawah saja sampai gemetaran.

kali ini apa lagi?

"Mending lo jawab yang jelas. Ngapain lo berisik di sini, kresek?" tanyanya tepat di depan wajahku, "gue udah nanya segala selembut mungkin. Jangan sampai gue pakai kekerasan ke lo." Lanjutnya.

Selembut mungkin? apa barusan dia berbicara dengan nada lembut?

"Maaf," cicitku. Hanya kata itu yang keluar dari mulutku.

"Gue gak mau dengar permintaan maaf lo, tapi alasan lo disini. Mana tadi teriak-teriak kayak orang kesurupan. Lo selain jelek juga gila ya?"

bisa tidak ya dia pergi saja dari hadapanku? kenapa dia harus sekepo ini? gak mungkin lah aku kasih tau kalo aku stress gara-gara dia dan teman-temannya.

"Jawab!" bentaknya membuat aku terkejut.

"Maaf, aku gak tau tadi itu aku kenapa. Aku cuma ngerasa penat aja seharian di sekolah. Maaf kalo tadi bikin kamu terganggu, Vero. Aku gak tau kalo kamu disini juga." Ucapku sembari menunduk.

"Penat?" Vero tiba-tiba tertawa kecil, kemudian melanjutkan perkataannya. "Lo penat karena sekolah? apanya?"

"Hah?"

"Apanya yang bikin lo penat di sekolah ini?"

pertanyaan macam apa ini? apa dia tidak sadar gara-gara siapa aku jadi seperti ini? jelas-jelas ini ulahnya!

"Pp--pelajarannya." Jawab ku gugup. Harusnya aku jujur saja tadi. Berharap dia masih punya hati untuk tidak berlebihan kepadaku.

"Pelajaran? kok gue ragu ya. Apa jangan-jangan bukan karena pelajaran?"

Aku tidak menjawabnya, tapi aku mengangguk pelan. Ah, sialan. Entah kenapa saat kata-kata itu keluar kepalaku secara refleks malah mengangguk.

Sekilas aku melihat raut wajah Vero yang tengah tersenyum miring. Senyuman yang aku benci. Karena, setelah senyuman itu hilang dia akan berbuat sesuatu padaku.

"Sini lo ikut gue." Ucapnya membuat aku secara refleks langsung mengikutinya. Bukan karena aku menginginkan nya melainkan tangan Vero yang sudah menarik tanganku.

Ternyata cowok itu membawaku ke bangku panjang yang berada dekat tembok balkon. Aku tidak tahu apa yang akan dia lakukan setelah ini. Karena dia hanya membawaku untuk duduk, dan tiba-tiba.

"Ve...ro?"

"Diam."

Aku terkejut saat Vero tiba-tiba berbaring di atas pahaku. Ya tuhan, apa maksud cowok ini? sebenarnya dia berniat apa?

"Vero."

"Vero?" panggilku sekali lagi. Dan saat tidak mendapatkan jawaban, pelan-pelan aku melihat ke bawah dimana cowok itu ternyata sudah terlelap. Dia seperti orang yang sangat kelelahan.

Lama-kelamaan aku melihatnya Vero ternyata tampan juga. Pantas saja tiap harinya selalu ada siswi dari kelas lain yang berkumpul di depan kelasku hanya untuk menunggu Vero keluar. Ya, sebenarnya tidak dapat di pungkiri kalau hanya Vero yang memiliki wajah paling tampan di sekolah ini. Hanya saja kelakuan cowok ini begitu minus. Mungkin karena itu selama ini aku tidak dapat melihat ketampanan darinya. Baru sekarang saat dia tertidur yang begitu terlihat tenang, aku baru menyadari ketampanannya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro