senyum
Hai salam kenal
Penulis newbie yg mencoba menulis. So hasilnya pasti abstrak
Happy reading guys
5 oktober 2000
Seperti sore-sore yang sudah-sudah, aku menghabiskan soreku dengan duduk di bangku taman sambil sibuk dengan sebuah novel. Hingga aku tenggelam dalam cerita novel tersebut, tapi sayangnya keasikkan diriku terganggu oleh tawa dia orang gadis di depanku. Aku melirik dua gadis itu dan betapa indah senyum di salah satu gadis itu. Setelah tersadar baru saja aku memuji senyum itu aku pun langsung pergi dari tempat itu.
28 desember 2004
Sudah 4 tahun lebih sejak aku melihat senyum gadis itu. Waktu berlalu sangat cepat dan tanpa sadar aku kembali duduk di bangku yang sama seperti 4 tahun yang lalu. Walaupun bangku terlihat sudah mengelupas catnya tapi aku masih ingat bangku ini adalah saksi bisu saat aku memuji senyum gadis itu. Aku pun kembali dengan rutinitasku yaitu membaca novel yang ku bawa. Hingga aku menyadari bahwa gadis itu datang lagi dan duduk di bangku yang sama persis pada 4 tahun yang lalu. Bagaimana aku tahu bahwa dia adalah gadis yang sama? Aku tahu hanya dengan melihat senyum dia. Senyum yang bisa membuat hatiku berdebar. Sungguh bodoh padahal kita sama tapi mengapa hati ini bertindak seperti itu hanya karna dia.
Tapi senyum di wajahku tidak berlangsung lama karena tiba-tiba saja ada sosok pria yang mendekati dirinya. Dan dia memberikan sebuah senyuman kepada pria itu. Duh mengapa hati ini begitu sakit melihat dirinya. Padahal aku saja belum tahu siapa namanya, mengapa diriku bisa langsung suka kepada dirinya. Mereka berdua pun langsung pergi meninggalkan taman ini dengan senyuman yang mengembang di wajah masing-masing
24 juli 2014
Tak terasa sudah hampir 10 tahun berlalu dan aku masih sama duduk di bangku taman ini. Bangku yang menjadi kenangan bagi diriku. Tanpa sadar aku melihat bangku yang ada di depanku kulihat ada seorang gadis kecil yang sedang menangis. Tapi ke perhatikan lagi wajah gadis itu mirim dengan gadis yang memiliki senyuman indah. Aku pun hanya duduk sambil memperhatikan, tapi gadis kecil itu semakin menangis sangat kencang. Aku pun sudah bangkit dari bangkuku untuk menghampiri gadis itu. Tapi niatku ku urungkan karna aku melihat gadis itu dan seorang pria yang sama menghampiri gadis kecil itu. Samar-samar aku mendengar gadis kecil itu memanggil mereka berdua dengan sebutan mama dan papa. Entah mengapa saat aku mendengar itu hatiku seperti tertusuk oleh belati yang tajam dan tanpa sadar air mataku mengalir cukup deras.
21 april 2016
Setelah 2 tahun aku mengalami patah hati. Aku tidah pernah membuka hatiku pada siapapun lagi. Seolah-olah hatiku telah di curi oleh gadis pemilik senyum indah. Dan dengan senang hatinya dia tak pernah kembali untuk hatiku ini. Sungguh bodohnya diriku ini bisa jatuh hati kepada orang yang belum aku kenal dan lebih parahnya lagi aku jatuh cinta pada sosok yang sama dengan diriku. Yah sosok perempuan yang bahkan sudah memiliki suami serta anak.
Saat aku terlamun dengan kesedihan diriku. Aku melihat gadis pemilik senyuman indah duduk di bangku yang sama. Namun bukan wajah penuh senyuman yang kulihat beberapa tahun yang lalu melaikan wajah penuh kesedihan yang terlukis di wajahnya.
Niatan hatiku ingin menghampiri dirinya dan ingin membuat dia tersenyum. Walaupun jika aku gagal membuat dirinya tersenyum tapi setidaknya aku bisa mengurangi beban yang dia miliki dengan dia bercerita ke padaku. Namun itu semua hanya anganku. Karna aku tidak berani untuk menghampiri dirinya dan menghapus sedihnya itu. Sungguh diriku ini begitu pengecut tidak berani menghampiri dirinya.
14 agustus 2018
Sungguh menyedihkan diriku ini. Diriku yang tak pernah bisa berpaling dengan wanita pemilik senyum itu, bahkan sampai 18 tahun aku masih mengingat senyum yang bisa menggetarkan hatiku. Sungguh beruntung pria yang bisa mendekapannya waktu itu. Sayangnya aku tak akan pernah bisa mendekapnya dirinya. Bahkan setelah 18 tahun aku belum pernah mengetahui nama dirinya. Sungguh aku benar-benar merasakan cinta buta. Kupikir di dunia ini tidak ada yang seperti namun semua itu salah ternyata cinta buta itu memang ada.
"Hai". Ku liat gadis pemilik senyum itu menyapaku. Aku pun terdiam cukup lama melihat dirinya. "Halo" dia pun kembali menyapaku, aku pun tersadar,"hai".
"Boleh kah aku duduk di sini? Karna tempat yang biasa ku duduki di pakai orang lain". Setelah berkata seperti aku pun melihat ke depan benar saja bangku itu diduduki oleh sepasang kakek dan nenek. Tanpa menunggu persetujuan ku dia pun langsung duduk di sampingku. Hening cukup lama menemani kita, entah lah aku tidak tahu apa yang di pikirannya yang ku tahu dia sedang melihat pasangan di depan kita. Hingga dia memecahkan kesunyian dengan berkata "sungguh beruntung pasangan itu". Aku langsung paham dengan maksud pasangan itu. Aku terdiam cukup lama karna bingung harus mengatakan apa di tambah lagi dari awal dia menyapa diri jatung ini tidak berhenti berdetak kencang.
"Iya mereka sungguh beruntung mereka bagaikan tanah dengan tumbuhan. Mereka saling menopang satu sama lain. Andai aku sama seperti mereka, mungkin aku akan bahagia selamanya."
Terlihat di wajah dia penuh kesedihan tanpa sadar aku mengucapkan " jika kau mau aku bisa menjadi tanahmu, tanah tempat bertopang hidupmu". Duh sungguh bodoh diriku sampai terlepas ucapan seperti itu, mungkin dia akan mengganggap diriku aneh, namun yang kudapatkan adalah sebuah senyum yang sangat indah. Aku pun tak sanggup untuk memalingkan wajahku." Apa kamu benar-benar ingin menjadi tanahku? Tanah yang menopang kehidupan tumbuhan seperti yang kamu katakan tadi".
Sungguh kepala ini langsung mengangguk saja, entahlah aku merasa pikiran dan tubuh saat ini tidak saling bekerja sama.
Dan tanpa sadar tindakanku berakhir denga sebuah senyuman beserta dengan sebuah genggaman tangan dari dia. Dan dia memutuskan untuk mengajakku jalan-jalan tanpa melepaskan genggaman itu.
Sungguh hari ini tak akan pernah ku lupakan, dan bangku itu akan menjadi saksi bisu perjalanan cintaku. Aku mungkin tidak tahu bagaiman perjalanan kedepan, tapi aku berharap bahwa hubungan kita akan sama seperti pasangan kakek nenek itu. Pasangan yang saling menopang seperti tanah dan tumbuhan.
Flashback
5 oktober 2000
Aku sedang tertawa bersama temanku. Namun aku melihat seorang gadis yang sepertinya seusian dengan diriku dan ku lihat di melihat ke arahku. Aku pun memberikan senyuman terbaikku. Entahlah aku tidak tahu apa yang mendorongku untuk melakukan itu tapi aku bahagia ketika melihat dirinya, namun sayang dia langsung pergi meninggalkan taman. Semoga saja di masa depan aku bisa mengenal dirinya
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro