Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

5

Pagi yang menyebalkan, ia ingin berangkat sendiri ke kantor sebenarnya sambil memperbaiki mood. Dan berpikir ulang untuk kembali ke apartemennya.

Sakura memang memutuskan untuk kembali tinggal di rumah orang tuanya untuk menghapus kenangan lama dan semua hal yang mengingatkannya tentang hubungan mereka. Karena, apartemen itu salah satu saksi bisu perjalanan cinta mereka.

Tapi semua gagal, ia harus kembali berangkat bersama Gaara karena tiba-tiba pria itu muncul di rumahnya dan mengobrol santai dengan Ayahnya.

"Kenapa kau datang?" Itu pertanyaan pertama Sakura setelah keluar dari pintu rumahnya.

"Ingin berangkat bersamamu?" Gaara menjawabnya dengan pertanyaan retoris.

"Kau bahkan hari ini shift malam, Gaara."

Gaara terkejut. Dari mana Sakura tahu?

"Kau memberitahuku semalam." Kata Sakura lagi, seolah menjawab pertanyaan batin Gaara.

Gaara menggaruk tengkuknya. Ia gugup, modusnya seperti terlihat jelas sekarang.

Gaara tertawa canggung kemudian, "Baiklah, aku memang sengaja ingin mengantarmu, Sakura."

"Kau tahu, aku merasa sepertinya--"

"--Aku menyukaimu." Lanjutnya.

Sakura terkejut mendengarnya tentu saja, bagaimana bisa, Gaara, temannya sejak dahulu kala, mengatakan jika ia menyukainya?

Ya Tuhan, Sakura semakin gila rasanya.

"Sakura? Bagaimana menurutmu?" Tanya Gaara lagi, tinggal satu traffic light lagi sampai di kantornya.

Sakura diam saja, ia masih memasang wajah berpikir dengan pikiran kalut.

"Aku sampai. Terima kasih, Gaara." Sakura bergegas pergi. Ia tidak ingin berlama-lama dengan Gaara di situasi seperti ini.

Gaara tersenyum kikuk, ia berniat melambaikan tangannya pada Sakura, tapi gadis itu sudah pergi bahkan tanpa menunggunya terlebih dahulu.

***

Sasuke mendesah lelah, ini masih jam sebelas pagi, tapi pikiran Sasuke sudah bercabang kemana-mana. Memikirkan Ibunya dan memikirkan perintah atasannya untuk pergi menggantikannya workshop di kantor pusat.

Satu jam lagi, ia harus menahannya selama itu sebelum memberi keputusannya pada atasannya dan menelepon Ibunya untuk berdiskusi tentang tawaran tadi.

"Sasuke-san, Manajer Nakamoto memanggilmu." Salah satu rekannya memanggilnya, memintanya untuk datang menemui Manajer.

Sasuke mengangguk dan bergumam sebelum pergi.

***

"Ayolah, Sakura... Kau hanya perlu pergi dan menginap di hotel selama 2 hari. Aku ada acara penting hari itu." Bujuk--setengah memaksa-- atasan Sakura.

Sakura berdecak. Bukannya ia tak mau, tapi ia tidak bisa. "Tuan, aku tidak masalah dengan apapun itu. Tapi ini masalahnya menyangkut profesionalitas,"

"Maaf, aku tidak bisa."

"Sakura." Atasannya terus merengek.

See? Bahkan dia hampir empat puluh tahun.

"Tuan Kakashi, aku tidak bisa!" Dan berakhir dengan membentak bosnya itu.

Hanya Sakura yang berani, tenang saja.

"Kenapa tidak bisa? Kenapa kau meragukan profesionalitasmu?" Cecar Kakashi. Ia memang baru enam bulan menjabat, jadi wajar saja jika ia tidak tahu keadaan Sakura.

"Aku tidak bisa jika itu dengan mantan kekasihku! Kami berakhir dengan cara yang buruk!" Sakura menjawab setengah membentak. Ia kesal sekali, Gaara, Sasuke dan kenangan lama seperti berputar di depannya.

"Kau--kau mantan Naruto?" Kakashi tidak percaya. Sakura yang keras kepala, pernah menjalin kasih dengan Naruto? What the hell.

Sakura menjatuhkan dirinya di sofa di ruangan Kakashi. Peduli setan dengan sopan santun, baginya Kakashi hanyalah Kakashi.

"Bukan, Kakashi-san. Aku tidak pernah berkencan dengan idiot itu." Sanggahnya lelah. Bicara dengan Kakashi, rasanya seperti bicara dengan tiga klien.

"Lalu? Bukannya Naruto yang akan berangkat?"

"Sasuke. Pergi. Dia yang menggantikan Naruto." Jelas Sakura.

Kakashi masih diam mencerna semuanya menghubungkan kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi, dan...

"Jadi kau mantan Sasuke setelah putusdengan Naruto?"

Gantung saja aku...

"Tidak, Kakashi. Sekali lagi, Aku tidak pernah berhubungan kuning idiot itu."

"Ah, jadi begitu.. Tapi dari mana kau tahu jika Sasuke menerimanya tawarannya?"

***

"Kau mau 'kan Sasuke?" Naruto bertanya pada Sasuke yang hanya diam di depannya. Ia dan Sasuke teman sejak lama, dan ia meminta Sasuke bersikap biasa saja saat sedang berdua.

"Apa aku bisa menolak?" Sasuke melirik sinis pada Naruto, yang menjadi atasannya di kantor.

Naruto tersenyum canggung. Sebenarnya, ini hanya akal-akalannya saja karena ia begitu gemas dengan Sasuke dan Sakura.

Ah, tiba-tiba dia rindu Hinata.

"Baiklah, artinya kau setuju dan juga persiapkan dirimu dengan baik, Sasuke. Jangan sampai sakit." Setelah berkata seperti itu, Sasuke berlalu dari ruangan Naruto.

------

Bandel ih, dibilang jangan rajin update -,-

Ada yg jam segini udah buka gengs?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro