4
Setelah pertemuan itu, hati Sasuke kembali berdebar. Sensasinya terasa seperti pertama kali jatuh cinta pada wanita itu, meski kenyataannya ia tidak pernah berhenti untuk terus jatuh pada Sakura.
Pertemuannya dengan Sakura sudah berlalu seminggu, dan Sasuke belum bisa melupakannya. Bahkan, Ibunya pun heran karena tidak pernah menemukan mata bengkak Sasuke lagi setiap pagi.
"Selamat pagi, Ma." Sapanya. Kali ini Ibunya hanya menyiapkan roti panggang dan selai. Bukan menu sarapan lengkap seperti hari-hari kemarin.
Ibunya hanya menyahut dengan deheman. Apa beliau sakit?
"Apa Mama baik-baik saja?" Tanya Sasuke melihat respon Ibunya yang tidak bersemangat kali ini.
"Ya, aku baik-baik saja. Aku hanya kelelahan Sasuke, jangan khawatir." Jawab Ibunya dengan tenang, berusaha tidak membuat putranya itu khawatir.
Sasuke mengangguk, lagipula ia tahu jika Ibunya tidak suka direcoki dengan banyak pertanyaan.
"Hanya roti panggang, tidak apa-apa 'kan?" Tanyanya. Dan Sasuke mengangguk lagi.
"Jangan lupa minum obat dan istirahat, Ma." Ingat Sasuke. Ia tidak ingin Ibunya itu sakit.
***
Seperti pasangan lainnya, hari Minggu ini ia menghabiskan waktunya dengan Sasuke dengan berjalan-jalan di taman kota kemudian ke taman hiburan.
Ia memang sudah menunggu momen ini cukup lama, karena kesibukan keduanya mereka sulit mendapatkan waktu yang pas. Jika dirinya yang tidak dinas ke luar kota, pasti Sasuke yang pergi menemani atasannya ke luar kota. Selalu seperti itu.
Sakura bangun dengan keadaan kacau pagi ini, matanya bengkak dan wajahnya sembab. Terlihat seperti bukan Sakura sekali.
Mereka bertemu di stasiun dekat taman kota, tidak ada acara saling menjemput atau apapun. Bukankah hal seperti ini lazim di Jepang?
Sakura turun dari keretanya, ia mengenakan dress selutut dan flat shoes berwarna pastel. Ia melihat Sasuke yang sudah menunggunya di ujung sana, pria itu mengenakan kemeja biru muda dan celana jins. Ugh, Sasuke tanpa setelan kantor jauh lebih tampan.
Ia bergegas menghampiri pria itu, dan menyapanya. "Sasuke, sudah lama menunggu?" Sakura bertanya setelah menyapanya.
Sasuke menggeleng, kemudian berdiri. "Tidak, aku juga baru sampai sepuluh menit yang lalu."
"Ayo." Ajak Sasuke, ia menawarkan tangannya untuk Sakura raih. Dan tentu saja, dengan senang hati ia akan menggandeng tangan itu.
Mereka hanya berjalan-jalan mengitari taman kota, melihat banyak orang yang beraktivitas di sana di hari libur. Anak-anak dan orang tuanya. Orang-orang dan anjing mereka dan ada juga sepasang orang tua yang duduk tenang menikmati suasana taman.
Dan mereka berdua yang berjalan-jalan menikmati hari juga. Ah, terlihat sangat serasi sekali. Bahkan Sakura senpat mendengar gadis-gadis yang memekik iri padanya.
Sasuke dan Sakura duduk di bangku taman yang sekiranya cukup teduh bagi mereka beristirahat sejenak sebelum keduanya melanjutkan perjalanan ke taman bermain. Es krin dan Americano menjadi teman keduanya beristirahat kali ini.
"Masih ingin ke taman hiburan?" Tanya Sasuke, memastikan.
Sakura mengangguk, sudah separuh jalan kenapa tidak dilanjutkan? Begitu pikirnya.
"Baiklah, ayo berangkat sekarang. Aku takut jika kita pulang terlalu larut." Sasuke bangkit dari duduknya dan bergegas?
"Kenapa harus takut?"
"Aku meninggalkan Mama sendirian di rumah dan aku harus memastikanmu sampai di rumah tepat waktu." Jawab Sasuke sambil menepuk kepala Sakura.
Nulis ini baper sendiri :')
Sakura mengangguk mengerti. Hoho, Sasuke yang perhatian. Lalu meraih lengan Sasuke dan bergelayut padanya.
"Kalau begitu, Ayo!" Serunya. Bahkan ia melompat-lompat kecil.
Biang lala, komedi putar, stan makanan dan permainan mereka sudah mencoba semuanya. Sakura terlihat sangat bahagia dan Sasuke pun demikian.
Sesekali Sakura merengut karena Sasuke berhasil mencuri ciuman di pipi dan bibirnya. Apa-apaan itu, lagipula ini tempat umum makanya Sakura sempat protes dengan tingkah Sasuke tadi.
Sekarang mereka berdua sedang menikmati makanan di kafe yang berada di dalam taman hiburan. Kue-kue manis, minuman dingin dan es amerikano kembali menemani mereka. Perlu diingat, hanya Sakura yang makan semua itu, Sasuke hanya meminum es Amerikanonya.
Sasuke tentunya sadar dan ia merasa malu karena Sakura yang terus memandangnya intens.
"Kenapa terus memandangku terus?" Tanya Sasuke pada akhirnya. Ia merasa risih marena ditatap seperti itu.
Sakura hanya diam saja, ia tidak menjawab apapun. Mata cantiknya kini memerah dan berkaca-kaca hingga membuat panik Sasuke sendiri.
"Sakura, kenapa? Apa ada yang sakit?" Tanya Sasuke panik. Ia harus segera pergi dari sini dan membawa Sakura ke rumah sakit.
Sakura menggeleng pelan, dan perlahan air matanya meleleh. "Aku... Aku bahagia sekali, aku merasa sangat bahagia hari ini. Terimakasih, terimakasih, Sasuke."
Sakura terbangun. Ia cukup terkejut dengan mimpinya baru saja. Ia masih ingat jelas, itu di bulan Agustus saat musim panas. Ia dan Sasuke menghabiskan waktu liburnya dengan berjalan-jalan.
Dan tiba-tiba Sakura merindu, ia ngin mengulangnya lagi. Ia ingin ke taman hiburan lagi, bersama Sasuke.
***
Rajin update bikin otak panas. Udah ini terakhir (!)
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro