Prolog
Patah hati yang terburuk adalah, ketika kau tahu ia bersamamu, tetapi hatinya memilih yang lain.
***
Sesak, pengap. Dia tidak lagi dapat bernapas dengan normal. Harumnya bunga mawar putih, seperti racun yang menyiksa Luna setiap detik dan menitnya. Wajahnya mengukir senyuman, sungguh cantik. Namun, ketika melihat ke dalam netra indah miliknya, semua orang akan sadar ia sedang terluka dan mencoba bertahan.
"Dad, aku ke atas sebentar." Luna berpamitan sejenak dari resepsi pernikahan saudara kembarnya Lana Aurora Cavali. Nama yang cantik, seperti pemiliknya. Meski mereka kembar, tapi Lana lebih segalanya dari Luna.
Dia cantik, pintar, dan selalu bisa mendapatkan apa yang ia inginkan. Termasuk, sosok kekasih idaman yang kini resmi menjadi suaminya.
Lana tidak salah karena dia tidak tahu kalau Raja Armani adalah pria yang ia cintai.
Pria yang selama tiga tahun ini terus berada di dekatnya, menjadi teman suka duka dan yang terpahit untuk Luna kenang adalah mereka baru dua bulan resmi berpacaran.
Raja memutuskannya, dengan alasan Lana lebih membuatnya nyaman. Lana adalah wanita idamannya. Lelaki manapun tidak akan menolak sosok Lana yang terlahir bagai dewi Aphrodite. Mereka kembar itu benar, tapi Luna tidak memiliki kesempurnaan fisik seperti Lana.
"Ah....senangnya bisa punya pacar cantik, dan pintar bela diri. Aku jadi tidak perlu takut kalau kamu pergi jauh. Kamu benar-benar kekasihku yang sempurna. Aku mencintaimu Luna Senja Cavali."
Air mata Luna kembali berjatuhan, membasahi pipinya. Secepat itu ternyata cinta berpaling dari sosok yang tak sempurna seperti dirinya. Warna kulitnya yang tak sebening Lana, rambut ikal miliknya, dan tubuhnya yang tidak seramping Lana membuat dia akhirnya kalah secepat ini.
"Luna maaf, aku tidak tahu kau dan Raja sudah berpacaran. Aku memberitahukannya kalau aku mencintainya. Andai aku tahu kalian sudah bersama, aku akan memendam saja semua ini. Namun, sekarang dia memilihku, apa kau mau memaafkan kami? Lebih tepatnya aku yang egois ini?"
Permintaan Lana bagaikan belati tajam kala itu yang semakin mengoyak lukanya. Dia diam, tidak mampu menjawab permintaan saudara kembarnya tersebut. Hingga berselang dua minggu saja, Lana kembali mendatanginya. Memberikan gaun biru muda yang Luna pakai saat ini. Menatap pantulan dirinya didepan cermin kamar mandi hotel termahal yang ada di Jakarta ini, tempat dimana pesta pernikahan Lana dan Raja berlangsung.
Luna tertawa pelan, hingga tawanya pecah di iringi dengan derai air mata. "Nona anda tidak apa-apa?" tanya seorang Pria yang mungkin masuk mendengar suara tawanya yang seperti orang tidak waras.
Luna sejenak menatap pria tersebut, dia menyunggingkan senyum dan berteriak mengusir pria asing tersebut.
Luna tidak sanggup kembali ke acara tersebut, tapi apa yang bisa dia lakukan?
Bersambung...
Aku kasih visual cast untuk di awal ya...
Karena mungkin ke depannya, akan jarang 🤭
Luna Senja Cavali
Alessandro Da' Vinci
Ray Cavali
Lana Aurora Cavali
Raja Armani
Jangan lupa juga follow FB nadra ya...
Kalau Ig bisa cari nama akun wp.nadramahya atau nadraelmahyabakrie
Jangan lupa follow ya...diriku akan adakan give away okeh...😘
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro