Special Chapter : Urban Legend x Utaite
This chapter is when utaite meet urban legend. What is the meaning of urban legend? Urban legend is mitos di some daerah. For example : Tuyul from indo.
This chapter is not scary. Don't worry gaes :v Ya itu sih menurut saia. Karena yang biasa Mizu baca lebih serem.
Oya, cerita disini gak ada sangkut pautnya sama cerita chapter biasa. So, maklumin aja kalo cerita di chapter ini kayak berlawanan sama chapter biasa.
Kuchisake-Onna
Suatu hari, Soraru sedang pergi ke rumah Lon untuk collab. Tumben, biasanya mageran. Tapi ternyata, mereka selesai collab jam 1 malem. Soraru yang males pengen nginep aja di rumah Lon. Tapi Lon nya gak ngizinin sambil nendang Soraru keluar dari rumah dan teriak, "HENTAAAI!!"
Apa daya Soraru yang udah ngantuk tapi malah diusir sang pemilik rumah? :")
Soraru pun terpaksa kembali ke rumahnya. Karena sudah malam, ia memutuskan untuk berjalan kaki karena transportasi sudah tidak terlalu banyak. Namun entah kenapa, ia merasa hawa tidak enak saat melewati rumah sakit. Ia pun mempercepat perjalanannya.
Tak lama, ia melihat seorang wanita cantik bermasker dibawah tiang lampu. Soraru bingung. Ini sudah sangat larut. Dengan jiwa kemanusiaan yang minim ia punya, ia pun menanyakan hal tersebut kepada perempuan itu.
"Permisi, apa yang kamu lakukan larut-larut begini disini?" Tanya Soraru. Si perempuan itu menoleh.
"Apa aku terlihat cantik?" Tanya perempuan itu.
"Tentu. Oleh karena itu sebaiknya kamu pulang. Nanti ada seseorang yang berbuat jahat kepadamu jika kamu tetap disini."
"Apa sekarang aku masih cantik?"
Perempuan itu melepas maskernya dan tersenyum lebar. Saking lebarnya sampe ke kuping. Yap, hantu bermulut robek. Soraru terpaku. Ia ingat urban legend ini yang pernah diceritakan Mizu kepadanya. Tapi ia tak percaya. Soraru pun mengingat ingat jawaban apa yang tepat yang harus ia berikan.
"Be-begitulah." Jawab Soraru. Soraru ingin berlari. Namun ia kembali terpaku saat ia melihat ke arah kakinya yang ditahan oleh suster ngesot. Suster atau apa ya? Mukanya banci gitu sih.
"Abang jangan kemana-mana dong~ Muach~" Kaki Soraru dicium oleh suster ngesot itu. Dan lihat Kuchisake Onna itu sudah siap untuk merobek mulut Soraru hingga ke telinga.
R.I.P Soraru
Ketukan Pintu
Suatu hari, Mafu yang tidak sedang ada jadwal kuliah pun bersantai-santai di kosannya. Sampai tiba-tiba pintu kamar kosnya diketuk. Mafu segera membuka pintu itu. Lalu nampak 4 orang temannya tersenyum jahil.
"Hei, Maf. Ke kamar si Mamat yuk!" Kata salah satunya.
"Ngapain? Ama-chan kan lagi kuliah." Jawab Mafu.
"Gak papa, iseng aja. Hehe~"
Mereka pun pergi ke kamar Amatsuki dan mengetuk pintu kamarnya. Kemudian mereka tertawa karena tindakan mereka ini sangat konyol. Mengetuk pintu kamar yang tidak ada penghuninya, itu konyol sekali.
Setelah puas tertawa, mereka pun kembali. Mafu berada di posisi paling belakang karena mereka berjalan layaknya berbaris.
"Tok tok tok"
Mafu menoleh. Asal suara itu dari satu-satunya kamar yang ada di belakangnya. Yaitu kamar Amatsuki. Mafu yakin ia tak salah dengar. Ia pun menceritakan kepada teman temannya tadi. Tapi tak ada yang percaya perkataan Mafu. Mungkin kalian percaya? Apa kalian mau mencobanya?
Sreeeeek...
Ini terjadi saat Urata dan Sakata duduk di kelas 5 SD. Dan ini akan menjadi kisah paling menyeramkan yang pernah mereka alami.
Sakata dan Urata adalah dua bocah nakal yang tidak pernah jera. Suatu hari, mereka berencana untuk menginap di suatu tempat berdua untuk mencari harta karun. Merekapun mengemasi barang-barang mereka ke tasnya. Yaitu jus, manga, dan senter. Mereka pergi tanpa sepengetahuan orang tua mereka.
"Nee, Ura-san. Kita mau kemana?"
"Hmm.. kemana ya? Kesana saja yuk!"
Urata pun menunjuk salah satu gubuk sedang yang berdiri di pinggir persawahan. Itu adalah gubuk yang sudah lama tak terpakai. Mereka pun masuk ke dalamnya dan mencari harta karun yang ada di dalamnya. Di dalam gubuk itu hanya ada peralatan bersawah, traktor manual (atau apalah itu), dan jerami yang nampak nyaman untuk mereka tiduri.
Mereka pun segera berbaring di jerami tersebut. Setelah itu, mereka mengeluarkan manga dan senter untuk membaca. Mereka pun saling bertukar manga agar tidak bosan. Namun tak lama setelah itu mereka mendengar suara aneh dari luar.
"Sreeeek.. Sreeeek.."
"Nee, suara apa itu?" Tanya Sakata.
Mereka pun mengintip ke arah jendela. Dan terlihat seorang nenek berkulit pucat dan kurus kering serta punggungnya yang bungkuk dan ia menyeret karung goni. Mungkin itu yang menyebabkan suara tersebut.
"Sreeeek.. Sreeeeek.."
"Sial! Apa itu nenek sihir yang dibilang tinggal di gunung itu?!" Kata Urata.
Urata pun langsung menarik Sakata masuk ke dalam jerami. Jerami itu cukup luas dan lebar sehingga mereka bisa tersembunyi dengan baik disana.
"BANG!" Pintu gubuk terbuka.
"Ada dimana kalian? Keluarlah. Aku tidak akan menyakiti kalian." Kata si nenek itu dengan suara serak dan parau.
Sakata dan Urata semakin ketakutan begitu melihat karung yang diseret nenek itu bergerak-gerak seperti ada makhluk hidup di dalamnya. Tiba-tiba ada tangan yang mencuat keluar karung tersebut.
"Masuk!" Si nenek itu menendang karung itu dan kembali memasukkan tangan itu kedalam karung tersebut.
Tanpa sengaja, Sakata menginjak ranting kayu sehingga menimbulkan suara.
"Apa mungkin kalian disini?" Si nenek menusuk-nusuk jerami dengan garpu taman. Sakata dan Urata hanya bisa berdoa agar garpu itu tak mampu mencapai mereka. Beruntunglah mereka, jerami itu luas.
Tiba-tiba garpu taman itu dibanting. Kemudian terdengar suara karung yang diseret itu menjauh dari mereka. Walau begitu, tak ada dari mereka yang berani keluar dari sana. Mereka tetap berbaring meringkuk disana. Kemudian Sakata merasakan angin malam meniup tengkuknya. Sakata pun menokeh ke arah lubang yang menjadi sumbernya. Pantas saja mereka tak kehabisan napas karena disana ada lubang berdiameter sekitar 5 cm. Sakata pun mendekatinya dan melihat ada apa di luar sana.
"KAU NAMPAK LEZAT, NAK!" Kata si nenek itu dan menarik wajah Sakata keluar dari jerami tersebut.
Setelah itu Sakata pingsan. Begitu pula Urata. Tidak ada yang tahu pasti kejadian setelah itu. Saat mereka bangun, mereka tiba-tiba berada di kantor polisi karena orang tua mereka yang melaporkan mereka. Mereka nampak bahagia sedangkan orang tua mereka nampak marah. Tentu saja mereka bahagia karena mereka berhasil selamat dari nenek itu.
Mereka pun menceritakan semua yang mereka alami. Namun semua orang tak mempercayainya. Ibu mereka pun menekankan kepada mereka bahwa itu hanyalah mimpi buruk.
Tapi Sakata tahu itu bukanlah mimpi buruk.
Sebab bekas tangan si nenek masih membekas di wajahnya.
Work Late At Night
Beberapa hari yang lalu, anjing Kogeinu mati. Kogeinu sedih. Namun ia berusaha menghiraukannya dan fokus kepada pekerjaannya yang kunjung bertambah.
Malam itu ia sedang kerja lembur di rumahnya. Namun ia ketakutan bercampur bingung.
Ia bingung harus takut karena ada suara anjingnya yang menggonggong atau karena ada kepala yang mengintip di balik pintu balkonnya.
Intruder
Malam itu Kuroneko terpaksa tidak ikut keluarganya pergi menjenguk neneknya yang sakit di rumah sakit karena esok hari ia harus mengikuti ujian.
Namun saat ia belajar, ia terusik dengan suara menyeramkan. Ia pun mengunci pintu kamarnya karena khawatir si "sumber suara" mendekatinya. Namun yang ia lakukan itu salah.
Karena gadis itu malah mengunci dirinya sendiri bersama para makhluk itu.
Reflection
Luz yang baru dikirimkan paket pakaian baru dari ibunya mencoba untuk memakai pakaian itu.
Setelah ia mencobanya, ia bercermin dan tersenyum lebar disana karena dirinya yang nampak tampan dengan pakaian itu. Kemudian Luz mengangkat tangan kanannya. Sama seperti yang berada di cermin, mengangkat tangan kanannya.
Parent's Love
Senra sangat menyayangi kakak perempuannya. Ia berumur 8 tahun sedangkan kakaknya berumur 12 tahun.
Senra dan kakaknya lahir dari keluarga yang sangat teramat miskin. Suatu hari kakak Senra menghilang. Senra sangat sedih. Ia mengira bahwa kakaknya kabur dari rumah karena kondisi keluarga mereka yang memang akhir-akhir ini semakin parah. Ia pikir setidaknya kakaknya mengajak dirinya. Sebab Senra juga sudah muak dengan keluarga itu.
Namun semua pikiran Senra segera sirna ketika pagi itu ia melihat ibunya membuka koper dengan isi uang yang sangat banyak.
"Darimana ibu mendapatkannya?" Tanya Senra.
"Ah, kemarin ibu menemukan tiket lotere di tong sampah. Dan lihat, ibu memenangkan lotere!"
Awalnya Senra berfikir bahwa sejak hari itu ia kondisi keluarganya akan berubah. Namun ternyata ia salah. Ayah ibunya malah menghambur-hamburkan uang itu. Ayahnya malah membeli mobil mewah dan TV lebar sedangkan ibunya malah membeli beberapa pakaian mahal dan bagus serta perhiasan mahal.
"Bagaimana kalau uang itu habis?" Tanya Senra.
"Jangan khawatir." Kata ibu Senra. "Kami masih punya kau."
Bersambung...
Gak serem kan ya? Well, collabnya Kuchisake-Onna sama suster ngesot tuh serem sih. Mudah-mudahan aja gak ada setan jepang yang diimpor ke Indo. Gak mesti setan jepang deh. Setan negara lain juga jangan sampe diimpor ke Indo. Nanti hasil collabnya serem :")
See you next chapter!!!
-Mizu-
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro