Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Percayalah, Tsun Itu Menyulitkan

Soraru POV

-Pukul 18:30-

   Aku membuka handphoneku karena terdengar banyak notif yang masuk ke handphoneku. Ternyata notif tersebut datang dari sebuah grup tak jelas. Aku berfikir bahwa apalagi yang mereka bicarakan. Pastilah sebuah hal yang tak penting dan tak berguna. Namun aku salah. Aku menemukan sebuah berita mengejutkan.

Mafu sakit dan kini ia berada di rumah sakit.

   Bisa kulihat di grup itu semuanya perlahan-lahan saling sahut menyahut. Mereka berencana menjenguk Mafu. Hanya aku yang tak ikut obrolan disana walau aku sudah membacanya. Bisa kuketahui Amatsuki, USSS, Kain, Luz, Kashi, dan EveSou sekeluarga sudah menjenguk walau sebentar.

Aku kesal akan hal itu.

Kenapa bukan aku saja yang membawa Mafu ke rumah sakit?

Kenapa orang pertama yang mengetahui Mafu sakit adalah Amatsuki dan bukannya aku?

Dan kenapa walau hatiku berkata "Kau harus menjenguknya!" Tapi kaki ini begitu gengsi untuk sekedar menggerakkan kakinya menuju rumah sakit?

Kenapa selalu begitu?

   Dahulu ketika ibuku dan adik adikku sakit pun begitu. Aku begitu khawatir dengan mereka. Tapi kenapa kaki ini tak pernah digerakkan untuk menjenguknya? Kenapa mulut ini tak mau mempertanyakan keadaan ibuku dan adikku yang saat itu sedang sakit? Padahal aku sangat menyayangi mereka.

Pada akhirnya aku selalu dianggap paling cuek dengan keluargaku.

   Mereka tak tahu, semua orang tak tahu saat mereka berkata, "Ih, si Soraru kok gitu ya? Padahal semua orang ngejenguk ibunya. Khawatir ama ibunya. Inimah Soraru ada di rumah pun gak ngerawat ibunya yang lagi sakit. Jangankan ngerawat. Nengokin ataupun nanyain udah baikan atau belum aja enggak." Padahal hatiku tertusuk mendengar itu. Aku khawatir. Padahal aku yang lebih merasa khawatir dengan ibuku.

   Tapi kenapa disaat teman-temanku yang sakit--contohnya Lon--aku begitu simpatik kepadanya? Mulutku tak ragu untuk bertanya keadaannya. Kakiku juga tak ragu untuk menjenguknya.

   Kupikir itu bagus. Semua orang akan merubah pikirannya tentangku yang cuek. Tapi nyatanya tidak. Bahkan hanya bertambah buruk.

"Tuh, liat! Si Soraru giliran temennya yang sakit dijenguk, dirawat ama dia. Giliran ibunya yang sakit enggak digituin. Hati ibunya pasti sakit tuh tau anaknya kayak gitu."

Kenapa? Kenapa aku selalu salah?

Kenapa kalian tak pernah bisa melihat isi hatiku? Kenapa kalian hanya bisa berburuk sangka padaku?

Habis manis sepah dibuang.

Itukan yang kalian pikirkan padaku?

   Aku sendiri bahkan tak tahu kenapa aku bisa seperti ini. Kenapa seseorang yang kuanggap penting, malah kucuekkan disaat sakit? Padahal maksudku tidak seperti itu? Kenapa?

Aku benci kaki dan mulutku ini.

   Kalian tahu? Menjadi orang sepertiku itu sangat menyusahkan. Bahkan sebenarnya aku tak mau menjadi orang yang seperti ini sekarang. Dulu, aku ingat ada seorang temanku yang berjualan kue-kue kering. Dahulu aku sering menolaknya. Namun ketika aku mengalahkan rasa gengsiku untuk membelinya, ia pun mengira aku hanya bercanda. Dan berakhir aku tak bisa membeli kue-kue kering itu.

Aku benci sifatku ini.

Kenapa sifatku yang satu ini sudah mendarah daging?

   Kalian tahu? Aku sangat kesal ketika ingat Mafu sedang sakit. Kenapa aku tak bisa menjenguknya? Bahkan adiknya saja yang rumahnya jauh dari sini datang hanya untuk menjenguk kakaknya. Padahal aku dikenal oleh semua orang bahwa aku dekat dengan Mafu. Namun apa nyatanya sekarang? Pasti mereka berfikir :

"Kemaren pas lagi ada butuhnya deket. Eh sekarang pas ga ada butuhnya lagi ninggalin. Temen macam apa itu?"

"Temennya sakit kok dicuekin? Katanya deket. Ah, apa jangan-jangan malah didoain supaya sakitnya nambah parah?! Atau malah doanya itu supaya temennya cepet mati?!"

FUCKING BULLSHIT!

   Kenapa sekarang aku malah kesulitan hanya untuk menjenguk seorang Mafu? Aku benci ini.

Aku menutup kelopak mataku dan memeluk gulingku. Aku meringkuk di tempat tidurku. Lama-lama aku masuk ke alam mimpi.

× × ×

"Nee, Soraru-san!"

"Hm?"

"Kenapa kamu tak menjenguk aku di rumah sakit?"

"Entah."

"Heee?! Maa, ii yo. Lagipula aku lebih suka disini."

"Eh?"

"Disini sejuk, damai, tentram. Tak seperti di dunia yang penuh polusi, keributan, masalah, dan lain sebagainya. Disini bersih. Lihat langit itu! Sangat berbeda bukan? Langit biru yang bersih dengan awan putih yang mempercantik langit. Ah, kenapa aku malah kepikiran ke kamu ya? Hehehe~"

"Maksud kamu apa Maf?"

"Maksudku, disini lebih indah Sor! Nih, rumputnya hijau. Sungai disana masih jernih. Bahkan kita bisa melihat jelas ikan-ikannya! Batu-batunya juga bentuknya sangat indah. Bunga-bunga disana bermacam-macam bentuk, warna, dan jenisnya. Disini juga banyak hewan. Lihat, itu burung, capung, dan kupu-kupu bebas berterbangan dimana-mana. Inilah tempat yang kuidam-idamkan! Aku suka tempat ini!"

"... Kenapa? Bukankah di dekat rumah kita juga ada?"

"Ada sih. Tapi tak sejernih dan semurni ini. Apalagi sepertinya alergiku tak kambuh disini meski banyak kucing berkeliaran disini. Aaa~ Neko-chaaan sini doong~"

Mafu terlihat sangat bahagia. Ia benar-benar menyukai tempat itu.

"Mafu, kamu suka tempat ini?"

"Iya!"

"Sangat suka?"

"Iya!"

"Sampai kapan kau akan berada disini?"

"Hmm.. mungkin selamanya! Karena aku sangat menyukai tempat ini!"

"A-apa kau akan kembali?"

"Mungkin tidak mungkin juga iya."

"Kapan kau kembali?"

"Ketika aku sudah bosan berada disini. Tapi sepertinya aku tidak akan pernah bosan disini. Karena aku belum menjelajahi seluruh tempat ini."

"Apa.. kamu tak akan kembali kepada kami?"

"Kami? Siapa?"

"Teman-temanmu."

"Hee~ Memangnya aku punya teman? Aku tak pernah ingat kalau aku punya teman."

"A-apa maksudmu?"

"Oh ya? Baiklah-baiklah. Kita berkenalan saja. Aku Ren Rukari. Kau?"

Oh, dia kembali ke ingatannya yang dulu.

Ini sama sekali tidak baik. Ini buruk. Sangat buruk!

× × ×

"TIDAAAK!!"

   Nafasku terengah-engah saat bangun. Aku masih shock. Bagaimana jika Mafu benar-benar tak kembali? Bagaimana saat ia kembali, ia benar-benar melupakan semuanya? Atau aku harus bersyukur karena itu hanyalah mimpi?

Apa itu bagus jika itu hanya mimpi?

Tapi bagaimana jika mimpi itu menjadi kenyataan?

Apa ia akan melupakanku dan semua orang?

Atau yang ia katakan di mimpi itu jujur?

Yang berarti..

Dia tak menganggap siapapun sebagai temannya.

Bersambung...

Nah, kemaren yang kangen ama Soraru mana nih? Chapter ini isinya Soraru semua. Chapter ini lebih pendek dari biasanya sih. Cuma 996 kata. Biasanya kan 1000+. Btw chapter ini sedih gak sih? Sebenarnya Mizu gak niat bikin yang sedih. Tapi mungkin ini kerasa agak sedih(?) Ya begitulah hidup. Kadang sedih kadang senang. Eak :v

See you next chapter!!

-Mizu-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro