Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Insiden

   Keesokan harinya, Mafu dkk pamit pulang. Padahal suasana masih berkabung. Tapi Mafu terpaksa pulang demi membersihkan nama baiknya.

    Sepulang dari sana, mereka mampir ke rumah Mafu terlebih dahulu. Sedangkan Mafu segera menelfon Soraru.

"Moshi-moshi Soraru-san?"

"Hng.."

"Cepatlah bersiap. Kita akan pergi ke sana."

"Hn."

Telfon dimatikan.

Sungguh telepon yang berfaedah. Hanya berkata "Hng" dan "Hn". Untung aja Mizu bukan emaknya. Kalo Mizu emaknya Soraru, udah Mizu coret dari kartu keluarga.

   Sekitar setengah jam kemudian, datanglah Soraru. Tanpa membuang waktu, mereka semua pun pergi ke salah satu pusat penerbitan majalah terkenal yang paling dipercaya oleh warga dunia.

   Sesampainya disana, mereka langsung bertemu dengan kepala perusahaannya langsung dan menceritakan semuanya. Sang kepala perusahaannya mengangguk mengerti dan memanggil anak buahnya untuk mendokumentasi semua kisah asli yang akan mereka ceritakan.

   Setelah menceritakan semua kisah aslinya, mereka juga menyodorkan bukti bahwa sebenarnya mereka sudah menjelaskannya lewat twitter. Tapi para awak media tidak menggubrisnya.

    Mungkin si kepala perusahaan ini orangnya perasa, sehingga ia sendiri kesal dengan perbuatan para awak media.

Oh, for your info, hanya majalah inilah yang tak mengeluarkan berita itu. Karena majalah tersebut hanya mengeluarkan berita akurat. Bukan kabar gosip.

Si kepala perusahaan berpihak kepada SoraMafu, bukan kepada netizen. Karena jelas sekali yang salah disini bukanlah SoraMafu.

[ Mizu : Kok Mizu bacanya kayak pair gitu ya :v ]

   Berkat bantuan si kepala perusahaan, foto mereka ber-7 pun dimuat di cover book majalah tersebut. Dan dalam waktu seminggu, itu adalah majalah terlaris yang mereka dapatkan. Sang kepala perusahaan sangat berterima kasih kepada SoraMafu dkk. Karena berkat mereka, perusahaan mereka mendapat banyak keuntungan.

   Sebenarnya SoraMafu juga sangat berterima kasih. Karena dengan itu, sudah tak ada lagi gosip gosip tak jelas tersebar. Apalagi mereka tak perlu menyogok untuk menjadikan foto mereka cover majalah.

   Gosip itu dimulai tanggal 12 Februari. Dan baru benar-benar hilang tanggal 31 Maret. Cukup lama. Kemudian hubungan persahabatan mereka kembali normal. Bahkan lebih erat. Karena tentunya mereka masih harus menguatkan Mafu yang benar-benar terpukul karena kematian adik tersayangnya.

Ah, bagaimana kabar ibunya Mafu?

Ia dipenjara.

   Dan ayah Mafu pun sendirian di rumah. Rika sudah tiada, istrinya sudah dipenjara, Mafu sendiri sedang bekerja.
Kini hanya ialah yang menjaga rumah. Itupun hanya dalam waktu 6 atau 7 jam. Sisanya beliau berada di luar rumah untuk bekerja. Rumah orang tua Mafu pun menjadi sepi.

   Setelah hari pelepasan semua masalah itu, mereka pun bermain ke rumah Soraru. Tumben diizinin.

   Mereka kembali tertawa dengan normal. Sudah tak ada yang mengganggu mereka. Tapi tentu saja masalah belum berhenti disana. Mereka belum menyadari ini.

   Saat mereka berkunjung ke rumah Soraru, mereka memutuskan untuk main game bersama karena sudah lama mereka semua tak bermain bersama. Mabar apa?

PUBG mungkin(?)

Wait, Mizu bingung. Kenapa PUBG dibacanya pabji? Kenapa gak pabej?Kan kasian "G" nya dibaca pisah. Sendiri tuh gak enak :( Mizu mah bacanya Pe u be ge.

Eh? Kesannya malah kayak ada orang ultah terus kita tagih PU.

"OY! PU BEGEEE!!"

Ya kan? :v

Kalo ngomongin game, Mizu tuh nol banget sih. Awal denger kata "Mobile Legend" aja kukira game balapan.

Ini apa si? Melenceng beud--

   Mereka semua bermain di ruang keluarga. Di tengah-tengah keasyikan mereka bermain, Soraru bertanya. "Eh, tadi yang terakhir dateng siapa?"

"Emm.. Sakatan kan?"

Soraru pun bertanya pada Sakata, "Sa, kamu udah nutup pintu depan belom?"

"Hah? Belom. Aku lupa!"

"Tutup sana! Nanti ada tikus masuk." Kata Soraru.

Yak Soraru mah bodo amat rumahnya mau dirampok atau apapun itu yang sejenisnya. Yang ia takuti hanya jika makhluk sebangsa tikus dan kecoak memasuki rumahnya. Pinter emang.

Oh, mungkin pikirnya kalo ampe rumahnya kena perampokan, dia bisa ngungsi ke rumah Mafu.

   Sakata pun bangkit untuk menutup pintu rumah Soraru. Kemudian Sakata melihat ke arah luar.

"Eh? Pagarnya memang belum kututup? Seingatku sudah. Atau hanya perasaanku?" -Sakata

Sakata pun keluar dan menutup pagar rumah Soraru. Setelah itu ia langsung kembali dan mengunci pintu rumah.

Tiba-tiba..

Cklek!

Suara senapan yang baru diisi ke dalam pistol.

   Semua orang langsung menoleh ke arah suara. Mereka tak menemukan siapa-siapa. Tapi..

Jdor!

"URATAAAAAAAAAAAN!!" Jerit Sakata. Sakata langsung berlari ke arah Urata. Urata tertembak di bagian ulu hatinya. Keluar darah dari mulutnya.

"SIAPA ITU?! SIAPA YANG BERANI MENEMBAK URATAN?!" Jerit Sakata. Bisa kita pahami bahwa Sakata sangat sedih melihat sahabat karibnya tertembak seperti itu.

   Semua mulai bersiaga. Mereka menggunakan seluruh indra mereka demi kewaspadaan. Terutama indra pendengaran.

Bugh!

Semua langsung melihat ke arah Kashi yang telah pingsan dan dengan cepatnya seseorang yang menyerang Kashi tadi menyuntikkan sesuatu ke dalam tubuh Kashi. Luz yang berada di dekat Kashi reflek menyerang si penyerang Kashi. Namun sayang, Luz kalah lincah.

Dor!

Kepalanya malah tertembak oleh si penembak.

Sakata, Amatsuki, dan Mafu merasa takut. Sangat takut. Soraru hanya menahan ketakutan.

Jika pada awalnya mereka kira penyerang mereka hanya si penembak, itu salah.

"AAAAAAAAAAAAA!!!!" Jerit Amatsuki tiba-tiba. Saat Sakata, Soraru, dan Mafu menoleh, pemandangan yang disuguhkan adalah kedua mata Amatsuki yang tertusuk peluru. Tak hanya itu, nadi di lehernya pun tertusuk. Itu membuat darah berceceran dimana-mana.

"Sial! Dimana mereka?! Kenapa setiap pergerakan mereka tidak bisa aku prediksi sama sekali?!" -Soraru

"MAFU! AWAAAS!!!!"

Crash!

"SAKATAAAAAAN!!!" Jerit Mafu. Ini menyebalkan. Mereka belum sempat menangis. Kenapa serangan ini begitu cepat?!

Kini tersisa Soraru dan Mafu. Mafu ketakutan, ia pun menggenggam tangan Soraru. Namun, nahas di detik berikutnya, sendi siku Mafu tergeser karena orang yang tiba-tiba muncul di belakang Mafu tanpa disadari. Mafu menjerit sangat keras.

   Secepat apapun reflek Mafu dan Soraru kini, itu tak berguna. Karena pergerakan si penyusup ini sangat terkoordinir dan rapi.

Malah kini jantung Mafu telah ditusuk.

"MAFU!!"

"S-soraru-san.. Lari-lah. Ca-ri bantuan. To-long."

"Tidak! Aku tak akan meninggalkanmu Mafu!" Kata Soraru sambil menangis.

Mafu sudah berposisi merebahkan diri. Tangannya mencoba menangkup pipi Soraru. "Tetaplah hidup, Soraru-san. Itu permintaan ter-akhirku." Ia tersenyum sebentar, lalu matanya menutup dan tangannya jatuh.

"MAFUUUU!!!!!"

Jleb!

Nahas, Soraru juga tertusuk.

☆☆☆

   Setelah selesai melakukan pembunuhan itu, 5 orang penyusup itu segera keluar dari rumah dengan hati-hati.

   Tak lama, datanglah Kogeinu dan Stungun ke rumah Soraru. Mereka ingin mengembalikan CD game yang dipinjamkan Soraru. Awalnya mereka heran dengan kondisi rumah Soraru.

Ah, tidak. Mereka malah heran dengan kondisi rumah Mafu yang terlampau sepi. Karena.. kau tahulah..

Rumah Mafu selalu berisik.

  Kemudian mereka menyadari ada yang tidak beres di dalam karena tak biasanya Soraru membuka pintu rumah dan pagarnya secara bersamaan. Mereka pun bergegas masuk ke rumah untuk memastikan keadaan.

Seketika mata mereka membelalak.

   Stungun dan Kogeinu kaget, panik, bingung, dan sedih.

"A-apa yang terjadi di sini?!" Tanya Kogeinu yang panik.

"Entah! Cepat telfon ambulans dan polisi!!" Kata Stungun.

   Darah berceceran dimana-mana. Kemudian banyak alat tajam pula yang tersebar dimana-mana. Badan mereka semua masih hangat. Artinya insiden tersebut belum lama terjadi.

   Tak butuh waktu lama, ambulans dan polisi datang. Mereka semua dilarikan ke rumah sakit oleh beberapa ambulans. Sedangkan polisi mulai menyelidiki TKP. Rumah Soraru pun diberi police line. Kogeinu tetap disana untuk menjelaskan apa yang ia tahu. Sedangkan Stungun ikut pergi ke rumah sakit. Ia menghubungi teman utaitenya juga. Seperti Shakemii, Lon, Kain, Madotsuki, InvaderT, Hanatan, dll.

   Sesampainya di rumah sakit, mereka semua langsung dibawa ke UGD. Biaya rumah sakit?

Tenang. Holkay mah beda kok.

   Sekitar setengah jam, sang dokter keluar dari UGD dan mengatakan para pasien harus dipindah ruangan karena mereka harus mendapatkan perawatan lebih lanjut karena adanya infeksi pada luka maupun darah yang tak berhenti mengalir. Stungun pun menyetujui apa yang akan dokter itu lakukan selanjutnya.

    Tak lama setelah itu, Shakemii dan Lon datang. Mereka menemani Stungun.

"Apa yang terjadi?" Tanya Lon.

"Sepertinya pembunuhan secara massal." Jawab Stungun.

"Lalu bagaimana? Apa mereka sudah dipastikan telah tiada?" Tanya Shakemii. Stungun menggeleng.

"Saat ini para dokter sedang menanganinya. Kita hanya bisa berdo'a demi keselamatan mereka. Semoga para dokter itu berhasil menyelamatkan nyawa mereka. Karena seperti yang kalian tahu, mereka bagaikan emas. Sangat disayangkan jika menghilang di dunia perutaitean. Akan ada beribu-ribu bahkan mungkin berjuta-juta fans yang akan sedih ketika mendengar kematian mereka semua secara bersamaan. Tak hanya itu, kita juga pasti akan merasa kehilangan sosok teman dan rekan kita yang berharga bukan?"

   Mereka pun menunggu sekitar 1-2 jam disana. Setelah itu, salah satu dokter bersurai cokelat keluar dari sana dan berkata :

"Maafkan kami, kami tak bisa menyelamatkan mereka. Kami sudah berusaha sekeras yang kami bisa. Namun tetap tidak cukup untuk menyelamatkan nyawa mereka."

-The End-

Pernah ngeliat ff comedy yang end-nya bad? Atau baru kali ini lihat?

:D

Thank You For Reading!

- Mizu :D -

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro