Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

0.4 Hari Buruk

Pernahkah kamu berada di titik menyerah sebelum berperang? Ya, aku berada dalam titik itu.

Semula sudah kuteguhkan hatiku bahwa dalam cinta aku harus berjuang. Sudah kubulatkan tekadku untuk mengejarnya, namun satu peristiwa memupuskan semua niat.

Pagi itu cuaca cerah, matahari bersinar dengan ceria. Aku bangun pagi setelah semalaman bermimpi tentangnya, tidak terpikirkan sama sekali olehku bahwa aku akan membenci hari ini.

Kamu pasti penasaran apa yang terjadi padaku, maka biar aku ceritakan.

Pagi itu, aku melangkah dengan langkah ringan-walau kutahu bahwa berat badanku tak seringan itu-memasuki kelas. Tidak pernah sekalipun aku persiapkan hati untuk melihat hal itu.

Aku masuk, tepuk tangan riuh terdengar. Hadi dihadapanku dengan senyum lebar, tak tahu apa yang terjadi aku hanya tersenyum bego. Ia perlahan menarik tangan kanannya yang semula disembunyikan dibelakang punggungnya, dari sana mencuat buket bunga mawar merah.

Jantungku berdebar, segala persepsi mulai menghinggapi. Apakah Hadi mau nembak aku? Aku menahan napas ketika Hadi berjalan mendekati diriku. Aku sudah baper sebaper - bapernya. Terbang melayang ke langit yang ketujuh.

Hal itu hanya bertahan beberapa detik, hingga ia berbelok ke sampingku. Annie, tujuannya adalah Annie, aku jatuh bebas dari langit ketujuh. Tiba-tiba saja dadaku sesak, rasanya sakit lebih sakit dari hari-hari sebelumnya.

"Naava udah baper, tuh."

"Jahat banget si Hadi. Pake acara baperin Naava...."

"Naava yang sabar Yoo."

"Poor Naava."

"Jangan sedih Naava, bercanda tuh si Hadi."

Aku memejamkan mata sebentar menahan air itu terjatuh. Menekan sekuat-kuatnya rasa sakit itu. Lalu menyunggingkan senyum selebar-lebarnya.

"Hadi nembak Annie 'ya?" Tanyaku disertai cengiran.

"Iya tapi Annie-nya belum jawab," kata Hadi dengan santai tanpa beban.

Hadi memandang Annie yang dari tadi kelihatan gugup disampingku. Ia melirik kearahku.
Apa yang Annie harapkan? Mengapa ia harus melirikku?

"Annie pasti terima lo, ya kan, Ann?"

Mata Annie membulat, wajahnya memerah. Ia terlihat misu-misu sambil menggerutu kepada ku.

"Ann, be my girlfriend?" Tanya Hadi dengan sungguh-sungguh.

Aku tak tahu persis yang terjadi karena setelahnya aku melenggang pergi, suara tepuk tangan meriah sayup-sayup terdengar. Aku tahu Annie sudah menerima Hadi, karena sejak awal Annie pun menyukai Hadi.

Aku tidak marah, hanya saja kesal pada diri sendiri. Tadi malam aku sudah berjanji pada diri sendiri bahwa akan berjuang mendapatkan Hadi, tapi sebelum berperang aku kalah telak.

Bodoh Naava! Pasti Hadi nggak bakal ngelirik kamu! Kamu itu cuma cewek genduk yang jeleknya kebangetan!

"Huft, kenapa sakit banget ya?" Tanyaku menyentuh dadaku.

Kunyalakan keran air. Sehingga suara tangisanku tak terdengar, aku ingin melampiaskan semua emosiku. Aku ingin cabut saja satu mata pelajaran, aku tidak ingin selama pelajaran melihat pasangan baru itu. Semoga tidak ada yang menyadari aku menangis dikamar mandi.

. . .

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro