Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

0.1 Kisah Pertama

=Kerah Baju=

A little things to make me fall so deep

===

Bell sekolah kami unik, dia tidak hanya berbunyi "ding-dong" atau "teeet". Dia bersuara layaknya suara announcement seperti di bandara-bandara. Aku mulai panik ketika baru sampai di depan gerbang suara bel sudah berbunyi mengingatkan waktuku tidak banyak lagi.

"Mohon perhatian, upacara bendera akan dimulai dalam lima menit. Seluruh petugas dan peserta upacara harap segera mempersiapkan diri."

Begitu bunyinya dari seseorang laki-laki berikutnya diikuti oleh suara perempuan dengan mengulang menggunakan bahasa Inggris.

"Attention please, the flag ceremony will be begin in five minutes. All cru and participant should be prepare."

Aku buru-buru turun dari boncengan motor ayahku, bahkan tidak sempat lagi menyalam beliau karena sudah keburu lari terbirit-birit mengejar waktu agar tidak terlambat. Malas sekali nanti kena hukuman hormat bendera satu jam mata pelajaran setelah upacara, mana hari ini cuacanya cerah, pasti panas banget.

Untungnya sejak naik ke kelas sebelas, kelasku pindah ke bagian agak depan, dulu waktu kelas sepuluh kelasku di bagian paling belakang sekolah. Setiap kali datang atau pulang rasanya lelah sekali, apalagi ditambah bawa tas berisi buku paket super tebal, beh... rasanya mau diantar jemput langsung dari pintu kelas saja. Bayangkan saja jaraknya kira-kira 300 meter!

Sekolahku memang luas sekali, maklum ada tiga jurusan. Ilmu Sosial (IS) ada sepuluh kelas tiap tingkatan, begitu juga jurusan Matematika dan Ilmu Alam (MIA), hanya Ilmu Bahasa (IB) yang hanya lima kelas per angkatan. Belum lagi ruangan praktek, lapangan olahraga yang super lengkap mulai dari lapangan bola kaki, basket, dua apangan badminton (putra dan putri), dua lapangan voli (putra dan putri), area lari, tiga kantin, ruang baca dan perpustakaan yang dibedakan, pokoknya banyak deh. Yang membuat sekolahku semakin luas adalah sekolahku tidak bertingkat, semakin banyak ruangan semakin luas tempat.

Akhirnya aku sampai di kelas buru-buru mengambil topi dari dalam tas, lalu memperbaiki letak dasi, juga menarik kaos kakiku agar tidak terlihat terlalu pendek. Maklum sekolahku penuh peraturan, dari gak boleh dibuat terlalu pendek, panjang kaos kaki minimal di atas mata kaki, rok haru panjang gak boleh di atas mata kaki, baju nggak boleh ngepas, rambut harus diikat tak boleh digerai kecuali pendek di atas bahu. Perempuan tidak boleh bersolek, apalagi pakai lipstik tebal-tebal, tidak boleh pakai aksesoris kecuali jam tangan, yang cowok tidak boleh punya janggut atau kumis panjang, tidak boleh ada tato, seragam harus rapi baju harus dimasukkan dalam celana atau rok, harus pakai ikat pinggang warna hitam, sepatu wajib berwarna hitam polos tidak boleh campuran warna lain. Oke, cukup sebenarnya masih banyak lagi, tapi kalau kujelaskan semua maka akan semakin panjang.

Saat aku akhirnya masuk barisan tepat waktu, napasku ngos-ngosan begitu kentara, sehingga cowok yang ada di sampingku berulangkali menoleh kasihan.

"Makanya besok jangan lama-lama datangnya kalau nggak mau lari-lari," katanya membuatku yang sudah lumayan bisa mengontrol napas membalas tatapannya.

"Tauuu, tadi kebetulan macet."

Pemimpin upacara telah memasuki lapangan, aku sedikit takut karena suaraku barusan lumayan keras, kepalaku menengok kanan kiri memastikan pengawas yang biasanya berjalan-jalan tidak memergoki kami mengobrol di barisan.

"Jangan diulangi lagi," katanya lagi, kini berani-beraninya bergerak menyerong lalu tanpa ba-bi-bu mengayunkan tangannya bergerak ke leherku. "Lihat kau sampaikan lupa memperbaiki kerahmu."

Aku merinding dengan perbuatannya, aku ingin mengomel begitu ia selesai memperbaiki kerahku, tetapi seorang guru berdiri di belakangku, mampus! Sudah kuduga tingkah kami akan kedeteksi pengawas.

Cowok tadi malah bertingkah biasa saja, melalui lirikan saja aku tahu dia tersenyum usai perbuatannya.

Sial!

Tahu nggak dia merapikan kerahku, tapi kini perasaanku yang acak-acakan? Shit, pengen teriak tapi masih upacara!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro