24# Usia - Wonwoo (SVT)
Umur tidak masalah, yang paling penting adalah cinta kita.
***
Hari ini aku sangat sedih... Mengapa? Karena...
Flashback
"Bukankah ayah sudah bilang. Ayah tidak merestui hubungan kalian berdua.", kata ayah tegas sedangkan ibu cuma diam dan menonton saja.
"Ayah, aku mohon. Biarkan aku dan Wonwoo berbahagia. Ayah tidak bisa memutuskan seenaknya.", kataku memohon pada ayah dan akhirnya ibu membuka mulut.
"Dia tua kamu 6 tahun nak! Kamu mau berpacaran orang yang lebih tua darimu??", sentak ibu membuatku mundur.
"Ibu!"
"Pokoknya ayah tidak akan merestui hubungan kalian! Jika engkau nggak segera putus! Aku akan-"
Tiba-tiba suara bel rumah berbunyi dan sepertinya ada tamu datang. Omongan ayah telah dipotong setelah mendengar suara bunyi bel. Ayah meminta salah satu pembantu rumah untuk melihat siapa itu dan ternyata... Wonwoo??
"Berani sekali, dia mau datang ke rumahku. Jangan mengizinkannya masuk!", kata ayah pada pembantu tersebut. Aku menatap ayah dan memohonnya untuk berhenti membenci Wonwoo, tetapi ayah marah dan menyuruh Ibu untuk membawaku ke kamar kalau bisa mengunciku di dalam. Ibu pun mendengarkan ayah dan memaksaku untuk mendengarkannya. Aku tidak bisa membantahnya, sebab aku tahu kalau sifat Ayahku sungguh egois dan setelah itu aku terkurung di dalam kamar berjam-jam dan tidak mengizinkan keluar.
End of flashback.
Aku sudah lama sekali tidak menelepon Wonwoo oppa, lebih tepatnya sudah berjam-jam. Aku tidak bisa tidak meneleponnya, bisa dibilang aku akan mati jika tidak menghubunginya. Hp ku disita oleh ayah dan aku tidak bisa mengambilnya kembali. Aku tidak bisa apa-apa tanpa HP ku sebab itu adalah satu-satunya yang bisa kuhubungi ke Wonwoo. Apakah nggak ada rencana lain?
Orang tuaku sangat tidak suka Wonwoo Oppa hanya karena usia kami yang terlalu jauh. Usia ku 23 tahun sedangkan Seung Cheol 29 tahun. Kami beda 6 tahun dari usia kami dan sebentar lagi Seung Cheol akan berumur 30 tahun. Makanya orang tuaku tidak merestui hubungan kami. Bisa dibilang hidupku ini seperti kisah cinta Romeo and Juliet.
Aku mendengar ada suara batu mengenai jendelaku, tidak cuma sekali tetapi dua kali. Aku mengecek keluar jendela untuk melihat ada apa diluar, ternyata...
"Wonwoo oppa?", kataku dengan shock sebab Wonwoo ada di pohon yang tidak jauh dari kamarku. Sepertinya dia manjat sampai sini, tetapi bukankah ada anjing penjaga?
"Aku akan lompat ke sana. Jadi menjauhlah.", katanya seakan dia sudah siap untuk melompat. Aku dengan segera mundur dan dia berhasil masuk ke dalam, aku langsung memeluknya.
"Aku rindu padamu!", kataku padanya.
"Aku juga.", katanya sambil peluk berhasil. Aku melepaskan pelukan tersebut dan menatapnya.
"Bukankah di bawah ada anjing penjaga? Kok kamu bisa masuk ke sini diam-diam?", tanyaku dengan bingung. Soalnya ayah tidak mungkin ceroboh atau lupa untuk melepaskan anjing-anjing itu keluar.
"Oh. Aku membelikan mereka tulang-tulang ayam yang kubawa. Ternyata mereka terlalu gampang tergoda.", katanya sambil tertawa. Kok ngakak ya? Aku pun ikut tertawa dan kembali memeluknya dan bilang aku sangat rindu padanya.
Wonwoo oppa mengajakku untuk keluar diam-diam dari rumahku ini. Dan aku ikut padanya, dia lompat dari jendela kamarku ke pohon itu lagi dan dia menyuruhku untuk melompat. Sehenarnya aku agak takut, tetapi dia bilang tidak apa-apa karena dia bakal menangkapku, aku pun lompat dan kita berhasil keluar dari rumahku.
Setelah kami keluar dari rumahku, aku duduk kursi yang disediakan di depan minimarket sambil menunggu Wonwoo untuk membeli sesuatu di dalam. Dia keluar dan membawa sepasang sandal untukku.
"Kau membeliku sepasang sandal?", tanyaku sambil tertawa kecil, melihatnya memakaikan sandal itu padaku, aku jadi teringat kalau ini sungguh mirip dengan cerita Cinderella.
"Ternyata pas.", katanya sambil melihat kakiku yang kecil ini. Kami pun memulai jalan-jalan kami bisa dibilang kencan kami. Dia memegang tanganku dengan erat seperti tidak ingin kehilanganku lagi dan kami berjalan bersama sambil memegang tangan.
Kami pergi ke tempat dimana kami mau pergi, termasuk kios dan warung tersebut. Kami mencoba memakai kacamata imut ini ketika Wonwoo oppa memakai kacamata biasa aja, entah mengapa dia terlihat cocok dengan kacamata itu. Bisa dibilang agak cool dan kalem. Setelah mencoba memakai kacamata, kami pun pindah ke tempat lain untuk lihat-lihat. Aku tidak membawa uang setelah kami pergi, tetapi Wonwoo oppa bilang dia akan mentraktirku. Kebanyakan sih... Aku membeli makanan dibandingkan barang-barang. Sepertinya aku akan menghabiskan uangnya.
Setelah kencan kami sudah selesai dan hari pun sudah menjelang sore. Aku dan Wonwoo berada di jembatan sungai bawah dan kami sedang duduk disana sambil melihat matahari yang sebentar lagi mau terbenam.
"Matahari sudah mau terbenam ya?", kataku padanya. Oppa cuma menjawab "Hm" dan masih menatap matahari tersebut. Apakah ini artinya adalah hubungan terakhir kita? Aku ingin waktu tidak berjalan cepat dan membiarkanku bersamanya lama lagi.
"Ini adalah hari terakhir kita ya?", tanyaku bersedih. Tiba-tiba Wonwoo oppa mendorongku berbaring di perumputan dimana kami duduk dan dia diatasku, menatapku dengan kesal.
"Siapa bilang ini adalah hari terakhir kita?", katanya dengan marah.
"Wo-Wonwoo oppa.", kataku dengan shock dan dia masih melanjutkan omongannya.
"Aku tidak akan menyerah. Aku akan terus datang ke rumahmu dan memohon pada orang tuamu agar aku bisa menikah denganmu.", katanya membuatku tambah shock. Tunggu... Menikah?! Aku tidak tahu kalau dia berencana mau melamarku.
"Aku akan melamarmu setelah mendapatkan persetujuan dari orang tuamu. Jadi... Aku mohon jangan putus asa dan tetap menjalankan hubungan kita.", katanya membuatku tersentuh, tetapi apakah ayah dan ibu bakal menerimanya? Ayah terlalu egois.
"Tetapi... Kau tahu kan ayahku-", kataku dengan bimbang, tetapi omonganku langsung terpotong olehnya.
"Umur tidak masalah, yang paling penting adalah cinta kita."
Mataku langsung membesar ketika mendengarnya. Melihat tatapannya yang serius, dia benar-benar serius akan pergi menemui orang tuaku. Awalnya aku bimbang, tetapi sekarang nggak lagi. Aku langsung memegang mukanya dan bangun untuk menyentuh dahiku dengan dahinya dan berkata.
"Aku akan menunggumu untuk melamarku. Aku tidak akan putus aja, jadi... Berjuanglah, Wonwoo oppa. Aku percayakan padamu.", kataku sambil tersenyum gembira. Dia yang melihatku tersenyum pun ikut tersenyum dan menjawab.
"Ya."
The end
★☆★☆★☆★☆★☆★☆★☆★☆★☆
Singkat tetapi aku puas 😤
#Day24
#RamadhanBerkisah
#PenaJuara
Words : 972.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro