Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

JATUH CINTA

Siapa yang tak terpesona dengan kemolekan tubuh Liani? Begitu juga dengan parasnya yang cantik.Hampir semua lelaki yang mengenal dekat dengannya, selalu berakhir dengan perasaan cinta.Di Usianya yang tak lagi muda, Liani cukup selektif mencari teman pria.

Hingga, matanya yang bulat menatap tajam pada seseorang yang berdiri tak jauh darinya.Pria dengan tubuh yang tinggi dan warna kulit sedikit kecoklatan. Sangat menawan.Manis dan seksi.

"Bu Liani!" tegur David anak buahnya.

Liani terlihat gelagapan, mendengar namanya dipanggil.Dia berusaha untuk bersikap wajar dan tenang. Bibirnya sedikit mengulas senyum.

"Perkenalkan, ini Bapak Ferdy Wijaya," ujar David.

Liani langsung mengulurkan tangan.Pria itu, melepas kacamata hitamnya.Wajah manisnya terlihat angkuh, menyambut uluran tangan Liani.

"Bapak Ferdy adalah General Manager yang baru di hotel ini, Bu." Penjelasan dari David membuat Liani paham, siapa pria yang berdiri di hadapannya.

"Saya, Liani Pak," imbuh Liani dengan mengurai senyum.

Namun, pria angkuh itu tak membalas senyumannya.Dengan tubuhnya yang tegap dan langkah perlahan, Ferdy kembali melanjutkan mengelilingi seluruh area hotel dan resort yang terletak di pinggir pantai itu.

Lian, merasa sedikit kesal dengan sikap Ferdy. Dengan bibir yang sedikit cemberut, Liani bersama David, mengikuti langkah pria itu. Kemudian, David mulai menunjukan ruang kerjanya.Liani pun tampak memberi sedikit penjelasan mengenai pekerjaan.

Dengan santun, akhirnya Liani berpamitan. Raut wajahnya masih terguarat sedikit kesal.

"Orang mana dia, Vid," tanya Liani.

"Sepertinya orang sini juga, Bu."

Liani kembali menuju ruang kerjanya.Belum sampai dia menghentakkan tubuhnya di kursi, tiba-tiba telepon berdering.

{Siang, Bu Liani. Bapak Ferdy akan mengundang seluruh bagian untuk meeting pukul tiga sore. Terimakasih }

{Baik, terimakasih Vero}

Liani terlihat malas. Pasti pergantian pimpinan perusahaan ini, akan ada beberapa peraturan baru dan perubahan system.Dalam benaknya bergelayut rasa kekhawatiran.

Huuuuufhhh!

Wanita cantik itu menghela napasnya.

***

Tepat pukul tiga sore.

Dalam sebuah ruangan, yang terdiri dari meja bundar besar dan beberapa kursi terlihat penuh dengan staf hotel yang memiliki jabatan di divisi mereka.

Raut wajah serius tampak jelas dalam tatapan mata yang hadir di ruangan itu.Tak sampai sepuluh menit, Ferdy Wijaya memasuki ruangan.Dia mulai memperkenalkan dirinya.

Raut wajah Liani terlihat serius menatapnya.Namun, isi kepala dan benaknya melompat jauh dari materi yang dijelaskan.Dalam pikirannya saat ini, 'aku telah jatuh cinta pada pria itu.'

Jemari tangan Liani tak berhenti bergerak.

"Bu Liani, bagaimana menurut anda tentang perubahan yang saya bicarakan?" Liani sedikit gelagapan. Raut wajahnya terasa panas. Dia terlihat sedikit kebingungan mendapat pertanyaan itu.

Ferdy menatap wajahnya cukup lama.

"Eeeh..selama perubahan itu membawa progress yang lebih baik terhadap hotel dan resort kita, saya rasa harus kita jalankan Pak."

Degub jantung Liani yang semula berdetak kencang, perlahan mulai teratur kembali.

'Aaaaahhh! Pria ini cukup membuat perasaanku tak karuan. Apalagi tatapan matanya,' gumam Liani dihati.

***

Malam ini, Liani masih terbayang pria manis itu.

"Aaaahhhh...."

Helaan napasnya terdengar keras.

Mengapa aku memikirkan dia? Huuufhhh! Liani terdengar mendesah kesal.

Liani membolak balikkan badannya, tak bisa tidur. Dia mencoba bangkit dan turun dari ranjang. Bergegas, mengganti pakaian tidurnya dengan rok jeans dipadu blouse berleher rendah. Sengaja dia menggerai rambutnya yang panjang sebahu.

Dia mulai berjalan menyusuri pantai, yang masih sangat ramai oleh para turis. Hingga, dia mengayunkan langkahnya ke sebuah café yang tak jauh dari tempatnya.

Seorang teman melambaikan tangan ke arahnya.

"Li...."

Liani, membalas dengan lambaian tangan dan tersenyum.Alunan live musik terdengar cukup kencang. Wanita cantik itu berjalan pelan dan sesekali ikut bergoyang mengikuti irama lagu."Ngapain, Li," tanya Ana.

"Suntuk," jawab Liani singkat.

Kemudian, dia kembali ikut bergoyang bersama para tamu di café itu.Tangan kanannya membawa segelas minuman bersoda. Liani terlihat celingukan mencari tempat duduk yang nyaman.

Pyaaaaaarrr!

Liani merasakan gelas yang dipegangnya jatuh.Kacanya berserakan di lantai.

Uuups!

Seorang pria langsung, meminta maaf padanya. Pria itu dengan cepat, mengeluarkan sapu tangan dari saku celananya dan mengusap tumpahan air soda di pakaian Liani.

Liani mencekal tangan pria itu dan menatap wajahnya.Seketika, matanya membulat lebih besar.

Dia....

Gumamnya dalam hati. Pria itu, mendekati Liani yang masih terperangah dengan kehadirannya.

"Maaf, Bu Liani," ucapnya. Suaranya yang berat, terdengar sangat merdu di telinga Liani.

'Aku sudah gila!'Bisiknya dalam hati.

"Eeeh...oh iya, Pak," balas Liani ramah. Dia tak menyangka jika akan bertemu dengan Ferdy.

Kemudian pria itu mengajak Liani.Wanita itu tanpa penolakan mengikuti langkah pria yang berada di depannya.

"Silahkan, Bu. Saya rasa di sini tempatnya lebih nyaman," ujar Ferdy.

Sesaat Liani melihat, sosok pria yang kini duduk di hadapannya adalah sosok yang berbeda.Dia tak seperti yang tadi pagi dikenalnya.Kali ini, pria itu terlihat lebih ramah.

"Ibu, sudah lama bekerja di hotel?"

"Eeeh...hampir empat tahun, Pak."Liani merasa kikuk.Dia hampir tak pernah membalas tatapan mata pria itu.

"Cukup panggil saya, Ferdy.Kita saat ini bukan sebagai rekan kerja," ucapnya. Bibirnya menyungging. Senyum mengembang di sudut bibirnya.

Liani sesaat terpana. Pria itu semakin terlihat menarik hatinya. Wanita cantik itu, memainkan jarinya di pinggiran gelas. Sesekali tatapan matanya, mengamati hidangan yang ada di meja.

Liani menyesap perlahan isi gelasnya.Ferdy hanya menatap tajam dan berani.Ferdy bisa melihat jika wanita yang duduk di hadapannya tengah gelisah.

"Kamu, ingin pulang?" tanya Ferdy seketika.

"Belum."

Kali ini Liani masih ingin meneruskan perbincangannya, walau kaku. Kaos hitam dengan model kerah v yang dia kenakan, membuat dada bidangnya terlihat sedikit oleh Liani.

Degub jantungnya semakin berdebar keras. Berkali-kali Liani mencoba untuk mengalihkan perhatiannya.Namun, pesona Ferdy tak mampu dia hindari.

"Sudah menikah?" pertanyaan Ferdy begitu tiba-tiba.

Liani menjawab dengan anggukan, kemudian dia juga menggelengkan kepalanya.Ferdy langsung tertawa melihat tingkah wanita yang duduk di hadapannya yang terlihat kikuk.Raut wajah Liani langsung merona.

"Saya single parent dengan anak dua," jawabnya dengan menunduk.

"Kamu cantik, kenapa tak menikah?"

"Belum ada yang cocok."

Pria itu langsung melempar pandangannya keluar.Liani mencoba untuk bisa bersikap lebih santai menghadapinya.Sesekali terdengar tawa mereka terbahak-bahak.

"Sedangkan kamu? Sudah menikah?" tanya Liani. Namun, Ferdy seolah tak mendengar pertanyaannya. Dia mengabaikan tatapan mata Liani yang penuh tanya.

Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.Ferdy mengantar Liani ke rumah kontrakannya.Mereka berjalan berdua menyusuri pantai.

Sesampai di depan pagar, Ferdy melambaikan tangannya. Wanita itu menyambut dengan senyuman.

"Aaaaahhh! Aku jatuh cintaaa...."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro