Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 2

"Jangaaan!"

(Y/n) pun menghentikan aksinya tersebut dan membuka mata tuk mencari dimana keberadaan suara yang menghentikan aksinya tersebut.

Mata (y/n) melebar ketika melihat sosok pria dengan pakaian kemeja coklat tua dan rambut berwarna merah kecoklatan. "Si-siapa kau?" (Y/n) pun mencoba menjauh dari sosok pria tersebut.

"Eh? Kau bisa melihatku?" Tanya heran pria tersebut.

"Eh? Apakah kau ... hantu?" Tanya (y/n) dengan ragu.

"Yah ... begitulah." Ucap pria tersebut sembari melihat-lihat penampilannya. "Aku tak menyangka aku kembali ke sini, hm ... penampilanku juga biasa saja, tak seperti hantu pada umumnya." Ucap pria tersebut sembari menatap lekat wajah (y/n).

"Ka-kau siapa?" Tanya (y/n) dengan terbata-bata.

"Aku? Oda Sakunosuke." Ucap pria tersebut yang diketahui bernama Oda Sakunosuke.

"Sepertinya aku pernah mendengar nama itu ... namun dimana yah ...." Pikir (y/n)

"Ah lupakan saja, palingan nanti ingat juga." Lanjutnya.

"Mengapa kau menghentikan aksiku?" Tanya (y/n).

"Hahh kau ini, aku sudah mendengar semuanya dan yasudah aku hentikan, lebih baik kau menghargai hidupmu." Ujar Oda.

"Pfft! Bwahahah. Menghargai? Aku sudah muak dengan semua ini! Tiada yang peduli denganku ... yah, orang yang aku sayangi telah pergi dan aku sendiri tak mengetahui dimana keberadaan kedua orang tuaku." Ujar (y/n) yang menundukkan kepalanya

"Hiks aku selalu mencari-cari keberadaan mereka kemana-mana namun masih saja tak tau dimana mereka ... di sekolah aku selalu ditindas dengan berbagai perlakuan tak pantas oleh teman sekelasku. Kau lihat kan? Luka di sekujur tubuhku ini merupakan hasil pembullyan yang ada." Jelas (y/n)

"Aku lelah ... sehingga aku ingin mengakhiri hidupku tadi dengan menggunakan sebilah pisau ini." (Y/n) mengangkat pisau yang ia genggam saat ini.

"Begitu kah ... sebaiknya kau tidak melakukan itu, ku dengar kau sangat sayang pada nenekmu itu? Ia telah mengharapkan banyak kepadamu hingga akhir hayatnya, setidaknya kau masih diperhatikan olehnya di suatu tempat." Ujar Oda.

(Y/n) pun tertegun akan hal itu namun dia segera mengendalikan ekspresinya tersebut.

"Kulihat kau ternyata rapi dalam mengobati sebuah luka." Lanjut Oda seusai melihat luka-luka yang telah diobati dan dibalut oleh kassa yang bersih.

(Y/n) pun memerengkan kepalanya tanda bingung. "Ah iya! Maaf aku lupa memperkenalkan diri, namaku (y/n) yoroshiku Sakunosuke-san." Ujar (y/n).

"Salam kenal kembali, melihat semua perban tersebut mengingatkanku pada temanku semasa aku hidup." Gumam Oda.

"Teman?"
"Ah lupakan saja."
"Eh?"
"Bukan apa apa, lupakan saja."

(Y/n) mengembungkan pipinya yang chubby tersebut. Namun Oda tak terpengaruh akan hal itu.

"Ah sudahlah lebih baik aku mengganti baju dan mandi." Ujar (y/n) sembari ke kamar mandi dengan membawa handuk ditangannya beserta setelan ganti. Oda hanya duduk di pinggiran kasur tersebut sembari termenung dan mengingat kejadian sebelumnya.

Time skip

"Fuuh akhirnya, segar juga." (Y/n) keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah melekat di tubuhnya.

"Sudah?" Oda pun berdiri sembari melihat jam dinding.

"Huuh iya. Apakah aku lama?" Tanya (y/n).

"Tidak juga."
"Souka ...."
"Huft ... aku kesepian."

"Hm?" Odasaku pun menoleh ke wajah (y/n)

"Entahlah ... aku bingung."
"Hm ... kalau kau ingin menangis, ya menangislah, tidak usah sungkan."
"Aku tak tau mengungkap kannya bagaimana."
"Yasudahlah."

(Y/n) pun seketika menangis dalam keheningan, hujan juga masih turun disertai petir yang menyambar. Oda hanya bisa mengelus kepala (y/n).

"Shhh aku akan berada di sisimu." Ujar Oda yang berusaha menenangkan (y/n).

Isak tangis (y/n) kian memudar, Oda pun bingung dan melihat keadaan (y/n) dan ternyata (y/n) tertidur dengan mata yang sembab karena habis menangis.

Wajah damai dan tenang (y/n) terlihat disertai senyuman manis yang terpatri di wajahnya. Oda yang melihat hal tersebut tersenyum tipis lalu membenarkan posisi tidurnya (y/n).

"Sampai jumpa lagi." Lalu Oda menghilang bagaikan hantu (ya iyalah dia kan hantu).

Time skip

Keesokan harinya (y/n) kembali berangkat ke sekolah sekitar pukul 06.00 karena jarak sekolah dan rumahnya bisa dibilang lumayan jauh. Ia berjalan kaki sembari melihat sekeliling. 'Kemana dia?' Batin (y/n).

(Y/n) pun menaikkan bahunya tanda tak peduli dan kembali berjalan. (Y/n) yang telah sampai di sekolahnya pun mengganti sepatunya dengan sepatu khusus di dalam ruangan.

Braak

"(Y/n)~ akhirnya kau datang juga ne." Seringai menyebalkan terpatri di wajah salah satu orang yang ikut adil dalam membully (y/n), wajah (y/n) hanya mengekspresikan sebuah emosi yang datar. Indri yang nama perempuan mencoba menggoda (y/n) tersebut geram karena (y/n) tak menjawab dan hanya di tatap dengan datar lantas Indri mengangkat tangannya dan ingin menampar (y/n)

'Aku mengambil alih sebentar.'

Terdengar sebuah bisikan ditelinga (y/n) dan (y/n) hanya mengangguk. Seketika pandangan (y/n) yang datar menjadi awas akan keadaan sekitar dan menghentikan tamparan tersebut.

"A-apa?!" Raut wajah Indri kemudian terkejut kaget akan gerapakan (y/n) beserta reflek yang bagus. Indri kemudian melancarkan serangannya dengan cara ingin menjambak rambut (y/n) namun di gagalkan karena tangan lagi satu di tahan lalu diputar sehingga memblok pergerakan Indri.

Plok plok plok

Suara tepuk tangan kemudian terdengar dari belakang (y/n). "Well well wel gerakan yang bagus b*t*h." Ucap seseorang yang berada di belakang (y/n), kemudian (y/n) berbalik dengan melepaskan Indri yang ketakutan dan bersembunyi di balik sosok yang bertepuk tangan dan berkata dengan nada meremehkan.

"Senpai, dia sudah kurang ajar denganku." Ujar ketakutan Indri akan perlakuan (y/n) tadi.

"Kau siapa?" Ujar Oda yang merasuki tubuh (y/n). (Kok serem jadinya? 😂)

"Masa kau lupa, *it*h? Ini aku, ratu di sekolah ini, anak dari wakil kepala sekolah ini." Seringai menyebalkan terpatri di wajah perempuan tersebut.

"Aku tidak tau siapa kau." Ujar Oda yang merasuki tubuh (y/n)

"Ah sudahlah mungkin kau amnesia akibat perlakukan kami kemarin, aku adalah Liana, camkan itu baik-baik *i*ch." Ujar Liana dengan sombongnya.

Oda yang sedang mengendalikan tubuh (y/n) hanya menatap wajah Liana tak tertarik sama sekali. Bagaimana tidak? Sudah make up tebal, menor ditambah sifatnya yang sombongnya minta ampun.

"Lho kenapa tidak ada respon? Dasar *i*ch." Sebuah kepalan tangan pun meluncur namun Oda bisa menggagalkannya dengan satu tangan saja lalu memblok gerakan dari Liana tersebut.

"Kau hanya mulut yang besar namun tak bisa apa-apa sama sekali." Ujar Oda.

"A-ampun."

Oda yang merasuki tubuh (y/n) lantas melepaskannya. "Baiklah, mulai hari ini jangan ganggu aku."

Liana hanya mengangguk dan ngacir untuk menyelamatkan diri dari (y/n). Lalu Oda keluar dari tubuh (y/n) dan bersandar di dinding loker sepatu para siswa SMA tersebut.

"Apakah kau baik-baik saja?" Tanya Oda.

(Y/n) yang langsung lemas pun terjatuh lalu ditangkap ama Odasaku. "Maafkan aku."

"Tidak, seharusnya aku meminta maaf dan berterimakasih." Ujar (y/n).

"Minta maaf? Untuk apa?"

"Karena kau telah menyelamatkanku Sakunosuke-san." Senyum tulus membingkai wajah (y/n).

"Ah ... baiklah, sama-sama."

Tbc

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro