Mimpi Buruk Candace
Cyno: akhirnya dapet temen ᕙ(@°▽°@)ᕗ
Bakura: cih, nambah anak.
Marik: subhanallah, sudah ada Cyno terbitlah titisan kakak gua yang baru :((
Malik: gua bagian terima nasib aja, toh si kendis ini jadi murid kk fujo gua.
Rishid: (・-・;)ゞ
Ryou: congrats Candace, terpilih jadi pemegang millenium tauk selanjutnya.
Ishizu: Cyno millenium rod dan Candace millenium tauk ( '◡‿ゝ◡')
Candace: aku mau pulang :((
Cyno: engga bisa, kamu harus nemenin aku di dalam mimpi buruk ini.
Ishizu: kalian tebak-tebak aja di gambar ini, Kalau kalian tidak kenal aktornya selain Cyno dan Candace.
=WELCOME TO SHADOW REALM=
Wanita perkasa layaknya seorang gladiator terjebak di dalam rumah bawah tanah setelah diculik oleh orang misterius. Wanita ini sudah berusaha untuk keluar dari tempat ini tetapi pintu keluar sudah dikunci rapat dan orang misterius itu berkata, "KALAU KAMU MAU KEMBALI KE TEYVAT HARUS BERTAHAN HIDUP SAMA MEREKA SELAMA SEMINGGU! KEKEKEKE!". Wanita ini melongo, sudah diculik ditimpa tangga pula. Wanita perkasa bernama Candace ini tidak tahu keluarga seperti apa yang akan menemaninya selama seminggu di Shadow Realm.
Ya, orang misterius itu menyebutnya Shadow Realm, karena bisa membuat orang tersiksa secara mental dan juga raga.
Contohnya Cyno, dia sudah lebih dulu merasakan Shadow Realm luar-dalam sampai dia harus rajin minum panakol tiap kali kepalanya sakit. Urat malunya juga sudah putus sampai memperkenalkan diri sebagai Cyno Ishtar.
Pokoknya Cyno yang kelihatan waras ini jadi agak sinting karena siksaan di Shadow Realm, jangan berharap kalian keluar dari sini akan sehat walafiat.
Image Cyno yang serius turun pangkat seketika jadi badut maniak duel, Dark Magician Girl simp, ditambah dengan makanan speciality-nya yang bagaikan tumpeng nasi kuning berbentuk kalung Yugi dibalik.
Efek kebanyakan keluar-masuk Shadow Realm.
Kita lupakan dahulu hidup Cyno yang nano-nano itu, kita kembali ke Candace yang sedang menuruni tangga dengan waspada persis maling masuk rumah targetnya.
Senjata dan duel disk --perisainya-- disita oleh orang misterius itu terpaksa Candace mempersiapkan tinjunya kalau ternyata anggota keluarga ini orang jahat.
Lebih tepatnya karena insiden Marik dendam sama pharaoh, label "orang jahat" lebih cocok disematkan pada keluarga ini tambah mantu mereka yang emang tidak jelas juga.
"Siapa disana?"
Candace baru saja menuruni anak tangga terakhir langsung disambut oleh millenium rod terarah padanya. Posisi Candace sekarang sudah siap tarung sementara pemegang millenium rod berambut putih dihadapan Candace memperhatikannya dari atas sampai bawah.
"Oh ... aku kira ada maling masuk, ternyata kamu, orang yang diramalkan Tante Ishizu," ucapnya dengan tenang sembari menurunkan millenium rod-nya. Hatinya menyahut kalimat yang dirinya sendiri ucapkan, mana ada maling masuk ke rumah miskin ini.
"Diramalkan? Apa maksudmu?"
"Kata Tante Ishizu akan ada anggota keluarga baru, perempuan perkasa dengan aksesori Mata Ra di dahi."
Candace menurunkan sedikit pertahanannya, menurut insting orang di depannya ini tidaklah jahat. "Kamu siapa?"
"Hmhmhm ... maaf aku lupa memperkenalkan diri." Anak laki-laki berambut perak panjang sepunggung itu mengulurkan tangan kanannya. "Namaku Cyno Ishtar, anak pungut keluarga ini," nada suaranya seperti orang bercanda, lalu aura disekelilingnya berubah, aura hitam menguar dari tubuh, di dahinya muncul bentuk mata warna hitam keungunan.
"Aku orang yang terpilih oleh millenium item ini." Tangan kirinya mengangkat millenium rod.
Candace mengambil langkah mundur, aura gelap yang dirasakannya ini sangat mengintimidasinya seolah memaksanya untuk tunduk. Tatapan orang itu seperti sudah siap membunuhnya kapan saja.
"Kamu ... kamu tidak bisa mengendalikan pikiranku dengan benda murahan itu!" bentak Candace.
Suara tepuk tangan tiga kali tiba-tiba saja bergema dan mengembalikan suasana seperti semula, setelah itu muncullah laki-laki berambut ash blond sepunggung, tinggi berkulit hitam, sepasang mata ungu, memakai rompi, celana panjang dan sendal jepit swallow.
"Cyno, sampai situ saja, kamu bisa menakuti anggota keluarga baru kita," katanya ala ibu-ibu menasihati anaknya.
"Namamu Candace 'kan? Maafkan anakku ini, dia ... sedikit salah asuh karena ibunya dua, ayahnya juga dua," jelas laki-laki itu sambil mengusap kepala Cyno gemas.
Tanda tanya muncul di atas kepala Candace, orang tuanya dua pasang?
"Marik, gua laper bikin sesuatu dong."
Muncul lagi orang yang mirip dengan Marik, bedanya lebih slengean, rambut ash blond jabrik seperti landak, wajahnya sangat menyeramkan, memakai kaos hitam tanpa lengan.
"Kamu ajarin apa ke Cyno? Ni anak tadinya baik-baik, udah disayang dan dirawat seperti malika sama Ryou dan aku."
"Hah?! Gua cuman ajarin dia pake milennium rod, tujuan dia kita pungut 'kan itu bego."
"Tapi dia sampe ada tanda mata di dahinya, lu apain anak gua?!"
"Gua cuman ajarin dia pake millenium rod doang anjing. Kalo ada maling dia bisa usir malingnya pake itu benda laknat."
"Mau berantem lu sama gua?!"
"LU MAU DUEL SAMA GUA?! AYOK! SIAPA TAKUT?! YANG MENANG JADI ORANG TUA ASLINYA CYNO."
Kepala Cyno berdenyut ngilu, dia harus melerai kedua ayah dan ibunya ini sebelum terjadi kebakaran (lagi) di rumah hanya karena menggunakan seonggok Kartu Dewa Ra. Keluar-masuk Shadow Realm itu merepotkan, menurutnya.
"Jangan berantem di depan Candace, Mih, Pih."
Candace makin tidak mengerti dengan apa yang terjadi, apakah yang ada di depannya ini adalah opera sabun? Atau drama sinetron tidak lulus sensor? Hanya Tuhan dan orang misterius itu yang tahu.
Keluarga macam apa ini? hati dan pikiran Candace bertanya demikian.
Dalam waktu tidak singkat Cyno berhasil melerai bapak dan ibunya, mereka berdua pun memutuskan untuk pergi ke dapur, mau masak katanya.
Candace yang sudah dianggurkan 15 menit mengerjap, dia masih belum bisa menerima keadaan ini, tadi juga dia sempat melihat munculnya Dewa Ra yang membuat suhu naik seketika dan mengingatkannya akan padang pasir Sumeru.
Cyno menaruh millenium rod di belakang punggung, lalu menghampiri Candace.
"Maaf ya soal tadi," Cyno mengulurkan tangan kanannya, "Aku ulang lagi perkenalannya, namaku Cyno (Ishtar), aku anak adopsi keluarga ini, salam kenal."
Candace menyambut tangan Cyno sedikit ragu. "Namaku Candace, salam kenal juga."
Cyno pun meminta Candace untuk mengikutinya ke ruang keluarga. Rumah bawah tanah ini persis rumah pada umumnya, bedanya lorong lebih sempit dan panjang dari rumah biasa. Karena jarak menuju ruang utama cukup jauh keduanya berbincang-bincang.
"Cyno, kamu punya orang tua berapa?" tanya Candace blak-blakkan.
"Dua pasang, sebenernya cuman dua tetapi karena sisi jahat mereka memisahkan diri ya ... jadi dua pasang ...."
"Hooo ... begitu. Cukup memprihatinkan hidupmu."
Cyno menghembuskan napas panjang, pasrah dan menerima fakta itu.
Candace bertanya lagi. "Yang tadi itu siapa?"
"Yang mukanya kaya pecahan gelas itu Papih (Yami) Malik dan mukanya kaya orang jahat Mamih Marik."
Candace menggaruk tengkuk, hanya diganti huruf 'L'nya. "Kamu sudah berapa lama bersama mereka?"
"Setelah leaks tentangku mulai bermunculan, berkat otak sialan siluman kelinci itu aku menjadi punya keluarga."
Candace mendapat kilas balik ke update terakhir sebuah buku, Aether bilang Cyno itu memiliki rambut seputih Bakura, kulit secoklat Marik, mulut sekasar Yami Malik dan maniak permainan kartu seperti Yugi.
Yang terakhir bukan Aether yang bilang tetapi kamu sendiri Candace.
Candace sudah mulai mendengar berbagai suara dari ujung lorong.
"Candace jangan kaget ya."
"Kaget ap--a ...."
Cyno dan Candace sudah berada di ruang utama, biasa disebut ruang keluarga sama penghuni rumah. Sekali lagi melongo, Candace hanya sedikit shock dengan empat orang yang diduga orang tua Cyno, dimatanya yang tidak normal hanya mereka berempat saja, sisanya normal termasuk Cyno.
Cyno memutar badannya menghadap Candace, dia menunjuk laki-laki berambut putih sepunggung, sorot mata tajam, memakai kemeja warna biru, kaos garis putih-biru, celana panjang abu-abu sedang duduk di sofa menyusun deck dengan serius. "Dia papahku, Yami Bakura," jari telunjuknya berpindah ke sebelah kiri, perawakannya mirip Bakura tetapi kelihatan lucu, imut, polos minta ampun dan memakai kemeja warna hijau dilapisi sweater krem. "Dia Mamahku yang paling imut, baik, penyayang dan lain sebagainya, Bakura Ryou, panggil saja Ryou atau Mama Ryou."
Kedua alis Candace bertaut, dahi mengkerut, wanita perkasa ini sedang mencoba untuk memproses perkataan Cyno tadi.
Cyno lalu menunjuk perempuan berambut panjang lurus seperti habis dicatok 8 jam, memakai kalung emas --millenium tauk--, memakai gaun panjang berwarna krem sedang duduk bersimpuh di karpet sembari menonton televisi. "Dia, Tante Ishizu nanti kamu akan mendapat jadwal latihan denganya mulai besok." Jari telunjuk Cyno berpindah ke sebelah kiri Ishizu. "Ini Abang Rishid, baik kok walaupun mukanya kasar seperti pecahan piring."
Candace memegang wajah bagian kanannya, setelah melihat tato di wajah Rishid membuat merinding dan membayangkan dirinya ditato seperti itu juga di wajah.
"Kamu kenapa?" Cyno khawatir pada Candace yang sudah mulai memucat. "Tenang saja, yang jadi korban penyiksaan kakek cuman Mama Marik dan Abang Rishid kok, untungnya tuh kakek sialan udah mati."
Candace menggigit bawah bibirnya, dia harus menyelesaikan mimpi buruk ini dengan cepat sebelum kesehatan mentalnya makin terkikis.
"WAH! INI ANAK BARU KELUARGA KITA?!"
Cyno dan Candace dikagetkan dengan kehadiran Ryou, anak ini setelah menemukan seorang Candace dalam jarak penglihatan matanya langsung loncat dari sofa, kedua tangan Candace digenggam olehnya, tatapan matanya bercahaya seperti menemukan teman main baru.
"Iya ... namaku Candace."
"NAMA YANG CANTIK!"
Candace melirik Cyno, Cyno melambaikan tangan pada Candace sembari tersenyum, gerakan itu seperti ucapan perpisahan dan tidak berniat untuk membantu Candace setelah ini.
"BAKURA! AYOK DUEL!" ajak Cyno.
"Heh bocah yang sopan dikit sama orang tua lu, ayok."
"DUEL!"
"STOP! BERHENTI! Kalau mau duel pake benda laknat buatan KC mending diluar jangan ngalangin kami menonton TV."
Cyno dan Bakura pun tereliminasi dari ruang keluarga, kembali pada Candace yang mati kutu karena Ryou.
"Nanti di akte kelahiran nama orang tuanya mau siapa?"
"Akte?"
"Ya! Biar terkesan official."
Ishizu menyahut dengan entengnya. "Gimana kalau Malik dan Ryou saja? Jadi nanti si Malik dan Marik ga bakal bertaruh jadi orang tua asli Cyno tiap berantem."
"Ta ... tapi 'kan ... aku hanya menjadi murid saja ...."
"Menjadi murid sama dengan menjadi bagian dari keluarga ini."
Candace pingsan ditempat.
"Ah, kalian udah membunuh anak orang," celetuk Malik yang baru saja kembali dari dapur sambil membawa semangkuk sup.
=CANDACE=
Candace terbangun di atas ranjang keras, dia seperti tiduran di atas batu, Candace memutuskan untuk menutup matanya lagi, semua yang telah dirasakannya kemarin sungguh nyata dan membuat tubuhnya sangat lelah. 5 menit setelahnya Candace membuka dan mendapati dirinya sedang berdiri di sebuah ruangan, dia berhadapan dengan banyak buku bertumpuk dan ada sebuah prasasti batu juga.
"Ada apa ini?"
"Sekarang aku ingin kamu memakai millenium tauk untuk membaca masa lalu dari batu prasasti itu."
"Ha?" Candace menyentuh lehernya, sebuah kalung dengan hiasan mata satu sudah berada di lehernya.
"Pejamkan matamu, lalu letakkan kedua tangan dalam keadaan terbuka di kiri kanan leher kamu."
Candace mengikutinya saja tanpa protes, yang penting dia berhasil melewati satu minggu bersama Keluarga Ishtar.
Disaat praktek itu muncul Marik, Marik memperhatikan Candace, lalu melirik ke meja kerja kakaknya, setumpuk novel BL beserta bukti nyata --batu prasasti-- ada disana.
Marik berteriak saat melihat darah menetes dari hidung Candace. "KAK! Candace mimisan, jangan dipaksa berlebihan."
"Biarkan saja."
"BIARKAN PALA KAKAK BOTAK SETENGAH KARENA BIKIN NOVEL BL! SASARANNYA SALAH! JANGAN SURUH DIA MELIHAT PROSES LAKNAT PEMBUATAN BUKU HARAM ITU!"
Marik masuk ke dalam dan mencoba untuk menyadarkan Candace.
"Sadar Candace, sadar, jangan dinikmati karya laknat itu, cukup Cyno aja yang udah salah asuh."
"Ughh ... apa yang terjadi? Aku dimana?"
"Candace apa yang sudah kamu lihat?"
"Duel ... pendeta dan raja berduel."
"Berduel di mana?!" Marik makin panik.
"Di istana ... dengan batu besar yang menyegel monster."
"O ... oh ... kukira duel yang lain, yaudah yuk, mending temenin aku ke pasar sama Rishid."
Candace pun dicullik Marik, sementara Ishizu mengembangkan sebuah senyuman.
=CANDACE & CYNO=
Pagi ini Candace jalan-jalan ke pasar bersama Marik dan Rishid tanpa Cyno, biasanya mereka bersama Cyno tetapi karena hari ini keuangan sudah menipis Marik mengurungkan niat ngajak Cyno keluar dari persembunyian. Alasan? Alasannya simpel, jangan sampai Cyno mencuri kantong uang untuk membeli kartu di warung Dori. Terakhir Marik mendapatkan catatan kasbon Cyno yang sudah menumpuk dari Dori. Jumlah angka mengutang itu juga diluar akal sehat, mempunyai anak adopsi maniak permainan kartu menambah latihan kesabaran seorang Marik Ishtar.
Sedang keliling pasar, Candace bisa merasakan kehadiran seseorang yang sedang mengikuti mereka di belakang, ketika melirik ke belakang, Candace melihat dua telinga anubis mencuat dari balik kotak kayu berukuran sedang dekat warung buah.
"Sesuai dugaanku, dia kayaknya berusaha untuk mencuri uang dari Kak Rishid."
"Kamu mau sesuatu Candace? Ada yang kamu mau?"
Candace melirik ke kiri dan kanan. "Tidak, tidak ada."
"NAK MARIK! ANA PUNYA STRUCTURE DECK EXODIA LIMITED EDITION! BELI HARI INI DAPET DISKON 50%!"
Seorang wanita berperawakan seperti anak kecil memakai kacamata melambaikan tangannya pada mereka bertiga.
"Mau lihat-lihat Warung Spesial Mbak Dori?" tanya Marik.
"Boleh deh ...," jawabnya lirih smebari melirik ke belakang, Cyno masih setia menguntit mereka.
Mereka bertiga mengunjungi Warung Spesial Mbak Dori.
"Ayok dilihat-lihat, selain menjual kartu, aku juga menjual rempah-rempah langka, perisai yang bisa menjadi duel disk, aksesori langka khas mesir kuno dan ...," seringai muncul di wajah Dori, "figurin Dark Magician Girl."
Tiga tamu warung membeku, nama karakter itu sudah disebut, sebentar lagi insiden berdarah akan terjadi. Marik lebih dulu sadar, kedua tangannya sigap memegang pergelangan tangan Candace dan Rishid.
"KITA PERGI DARI SINI!"
Tepat setelah mereka bertiga lari menjauh dari warung Dori, tempat itu berubah menjadi tempat lelang dan dipenuhi banyak orang termasuk laki-laki berambut putih memakai jubah hitam bertelinga anubis.
"KENAPA CYNO IKUTAN?! Padahal udah aku iket di tiang rumah!" Marik menjerit frustasi. "Telinganya tajem banget untuk seorang Dark Magician Girl simper. Kalian pulang duluan aja, aku harus ngurus anak nakal penghabis uang kas negara (keluarga) dulu."
Candace menggaruk kepalanya yang tidak gatal, turut berdua dengan keawarasn Cyno, padahal awal bertemu Cyno nampak keren. "Kak Rishid, apakah ini sering terjadi?"
"Maksudnya anak itu berantem dengan Marik-sama?"
"Iya ...."
"Mereka hanya akan berantem saat uang kas negara dipertaruhkan."
"Benar-benar memprihatinkan."
Fokus pada Cyno dan Marik, ibu-anak ini paling sering menambah kemeriahan lelang, keduanya sudah siap dengan duel disk masing-masing. Tatapan penuh semangat terpancar dari keduanya. Semangat mendapatkan figurin waifu idaman dan semangat menghentikkan aksi kasbon anaknya.
"Kalau aku menang izinkan aku menimang figurin Dark Magician Girl!" serunya sembari memasukan deck Gravekeeper miliknya ke duel disk.
"Izin akan kuberikan kalau kamu berhasil mengalahkan Dewa Ra."
"DUEL!"
Setelah pernyataan perang dinyatakan sebuah ledakan besar terjadi.
"Ohok-ohok ... efek serangan Ra terasa sampai sumsum tulang," kata Cyno sambil membersihkan debu dan pasir yang menempel di jubah hitamnya.
Kemudian Cyno merasa diangkat seperti anak kucing dari belakang.
"Anak nakal, udah dibilangin engga ada jatah buat jajan bulan ini, ucapkan dadah sama kartu ace si Yami Yugi."
"Kok gitu sih Pah?! Aku sudah jadi anak baik dan membabu selama dua minggu."
"Jadi babu keluarga bukan berarti lu bisa dapet jatah jajan figurin yang lebih mahal dari jet punya bapaknya Collei itu."
Marik menghela nafas lega. "Akhirnya uang kas negara aman."
Dori berdeham, menghancurkan perasaan lega seorang Marik, Dori menyerahkan selebaran pada Marik.
Marik membaca selebaran itu dengan cepat, akurat dan tanggap. "DEMI YAMI MALIK YANG DEMEN BABUIN GUA! CYNOOOOOO! LU KALO KASBON SAMA NIH DEDEMIT PINK BERKACAMATA INGET MAKAN NAPA?! APAAN INI TOTAL BELI KARTU SAMPAI 10 JUTA?!"
"CYNO LU HARUS IKUT BANTING TULANG SAMA KITA-KITA BUAT BERESIN UTANG LU INI!"
Candace membalikkan badan menghadap kamera. "Keluarga Ishtar pun hidup dengan damai selama-lamanya bersama utang Cyno ...?"
END?
.
.
.
Marik: dapet surat utang lagi.
Cyno: (pura-pura ga tau dan ga mau tau)
Bakura: suruh Cyno nelpon Collei, siapa tau di KC ada posisi yang bisa dapet gaji gede.
Ryou: wah~ kayaknya posisi jadi samsak Kaiba bisa dapet gaji gede.
Malik: gua ga ikutan ya.
Marik: lu juga harus tanggung jawab juga, BAPAKNYA BUKAN?!
Malik: (ngasih akte kelahiran Candace ke Marik) gua udah pindah profesi jadi bapaknya Candace.
Marik: BAKURA! BESOK KITA MELESAT KE KC! KITA SUJUD DI DEPAN KAIBA.
Cyno: bapak sama emak gua ga ada harga diri banget.
Candace: yang nyebabin ini 'kan kamu -_-"
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro