16 ➖ Sekaletta
Sampai duapuluh menit pun Sekala tetap tidak datang. Entah ia kejebak macet, motornya mogok, lupa jalan, atau apapun itu, intinya Aletta kesal karena bosan menunggu.
Aletta membuka lock kuncinya, ingin menulis pesan untuk Sekala, tapi tiba-tiba gerakannya terhenti saat sebuah pesan baru saja masuk dan pengirimnya adalah Sekala.
Xavier Sekala: You will die immediately.
Napas Aletta tertahan sesaat saat ia membaca isi pesan dari Sekala. Alisnya hampir bersatu, kerutan di kening juga semakin meyakinkan bahwa dirinya bingung —tak mengerti maksud dari kalimat itu.
Tak sampai tiga menit, sebuah pesan kembali masuk dan muncul di layar. Ia membaca isi pesan itu lagi dan seketika ia semakin terkejut.
Xavier Sekala: Die because of me.
Apaan sih?, batin Aletta.
Dan Aletta pun makin terkejut ketika sebuah anak panah muncul di hadapannya dari belakang. Aletta sempat terperajat akan benda yang biasa dilihatnya itu, dan sontak Aletta memutar kepalanya ke belakang. Dilihatnya seorang lelaki berdiri di sana dengan cengiran selebar jagad yang tadi telah membuatnya panik akan isi pesan yang disampaikan kepadanya.
Sekala melirikkan matanya ke anak panah yang ia sodorkan tadi, bermaksud agar Aletta mengambilnya. Cewek itu menurut dan menatap benda itu dengan kernyitan yang muncul lagi di dahinya.
"Aletta suka panah, kan? Tuh, gue beliin." Sekala berucap seraya memutari kursi panjang itu dan duduk tepat di samping Aletta. Sekala memandang Aletta yang ekspresinya tak seperti apa yang ia ekspektasikan. "Kok nggak kaget, sih? Harusnya lo kaget sampe jantungan karna gue udah bersikap romantis gini sama lo."
"Panah apaan ujungnya lope!?" Aletta protes.
"Itu bukan sembarang panah," kata Sekala, "itu panah cinta."
Aletta memandangi panah berwarna silver dengan ujung yang berbentuk hati berwarna merah muda. Ada ukiran tulisan juga di tengah-tengah panah itu. Sekaletta. Begitu tulisannya.
"Apaan Sekaletta?" tanya Aletta.
"Sekala dan Aletta. Unyu, kan?" celetuk Sekala.
"Ish, apaan sih Sekala!" Aletta menampol pelan pipi Sekala, membuat cowok itu terbahak keras.
"Karna gue nggak yakin cewek kayak lo bakal suka boneka. Makanya, gue beli aja gituan." Sekala masih tertawa.
"Mana busurnya?" tagih Aletta.
"Nggak perlu busur," jawab Sekala, membuat Aletta lagi-lagi bergenyit.
"Sebenernya anak panah itu gue." Sekala menatap benda yang Aletta pegang. "Gue itu ibarat anak panah dan lo lingkarannya. Gue harus bener-bener fokus buat gapai lo karena sekalinya gue meleset, bakal ada anak panah lain yang berusaha gapai lo juga."
"Maksud lo?!" Aletta salah nada, malah membentak.
"Maksudnya ... Gue —" Berhenti. Sekala tak melanjutkan ucapannya dan memilih untuk bungkam. Melihat Aletta yang menunggu kelanjutan ia bicara, Sekala malah cekikikan dan mencolek hidung mancung Aletta. Sekala belum siap mengatakannya sekarang bahwa ia kagum terhadap Aletta. Rasa kagum yang ia maksud mungkin lebih dari sekedar kata.
"Nungguin yaa!" Sekala menunjuk wajah Aletta, bikin cewek itu langsung menoyor kepalanya dengan telunjuk.
"Apaan nggak?" Aletta menyodorkan panah itu ke leher Sekala, bermaksud agar cowok itu melanjutkan omongannya.
"Lupain aja. Yang penting, lo simpen anak panah itu, jangan dihilangin!" ujar Sekala yang kemudian bangkit dari kursi dan berjalan meninggalkan Aletta di sana.
Lantas, Aletta ikutan berdiri dan berlarian kecil menghampiri Sekala. Setelah ia berjalan tepat di samping cowok yang lebih tinggi darinya, Aletta menghela napas berat sambil terus menatap anak panah tadi. Ia masih berusaha mencerna perkataan Sekala tentang pengibaratan itu, tapi, ia rasa otaknya kurang fokus untuk hal tersebut.
"Mau ke mana, nih?" tanya Sekala.
"Mana gue tau. Lo yang ngajakin gue," sahut Aletta.
Sekala tersenyum tipis, kemudian meraih tangan Aletta dan membawa cewek itu jalan cepat bersamanya. Aletta kali ini tidak protes, ia hanya menurut dan mengikuti kemana Sekala akan membawanya pergi. Tapi, kalau sampai Sekala berani macam-macam terhadapnya, mungkin anak panah yang Aletta pegang akan menghunus dada Sekala saat itu juga.
• • •
Alkana baru akan keluar dari rumah, tapi suara bariton milik ayahnya menginterupsi langkahnya. Alkana menoleh, mendapati Alfi yang berjalan mendekatinya.
"Mana Aletta?" tanya Alfi.
"Tadi pergi, aku nggak tau dia mau ke mana," jawab Alkana. "Emangnya dia nggak lapor ke Papa?"
"Dia bilang ke Papa mau ketemu sama temennya." Alfi menatap Alkana dengan memincingkan matanya. "Temennya itu nggak dateng ke rumah?"
Alkana menggeleng. "Nggak ada yang dateng daritadi, Pa."
"Jadi, Aletta pergi buat ketemuan sama orang itu?" tanya Alfi lagi. "Kenapa kamu nggak anterin dia?"
"Aletta marah, Pa. Aku udah nawarin diri buat nganterin dia, tapi dia nggak mau. Dia malah kabur dan dianter sama Pak Seno," tutur Alkana.
"Aku rasa dia mau ketemuan sama lelaki," celetuk Alkana lagi, "pacarnya mungkin."
"Aletta punya pacar?!" kaget Alfi.
Alkana mengangguk. "Buktinya dia nggak mau dianter sama aku, Pa."
Dada Alfi langsung bergemuruh mendengar penuturan dari anak sulungnya itu. Tak pernah sekalipun ia mendapati kabar Aletta memiliki seorang pacar. Biasanya Aletta selalu bercerita tentang apapun yang terjadi padanya. Tapi kali ini, Alfi mendengarnya dari mulut orang lain, bukan Aletta sendiri.
Lagipula, Alfi merupakan sosok ayah yang sangat protektif terhadap anak gadisnya. Ia tak mau Aletta terlibat salah pergaulan, berpacaran dengan lelaki yang tak memiliki etika baik dan hanya membawa pengaruh buruk bagi Aletta. Seharusnya Aletta membicarakan ini terlebih dahulu padanya, agar Alfi tak sekalap ini.
"Aku mau cari Aletta." Suara Alkana menyadarkan Alfi dari lamunan singkat. Alkana langsung menyalami tangan ayahnya itu dan berlalu dari hadapan Alfi.
Dengan senyuman miring yang menyungging di wajahnya, Alkana pergi menggunakan mobil miliknya yang berwarna hitam itu untuk mencari Aletta. Ia akan membuat berbagai cara agar Aletta tak bisa berjauhan dengannya.
Alkana terlalu sayang terhadap cewek itu, sehingga ia tak akan rela melepas Aletta untuk siapapun.
• • • • •
haaaaii! sori ya baru update sekarang. kemaren2 abis pindahan, ribet berhari2 soalnya harus urus ini-itu sampe gempor saya WKWKKWKWK;(
maaf juga part ini pendek. mau lanjut? comment dulu!!!😂💖💖💖
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro