Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Sepertinya Ada Cahaya Ilahi di Hari Kelima

Prompt hari kelima: ambil buku terdekat, buka halaman 41, lakukan pencarian kata pertama di halaman itu dengan google images, lihat gambar kesembilan. Tada, silakan tulis menggunakan gambar tersebut

⊰⊹ฺ⊰⊹ฺ⊰⊹ฺ⊰⊹ฺ⊰⊹ฺ⊰⊹ฺ⊰⊹ฺ⊰⊹ฺ⊰⊹ฺ⊰⊹ฺ⊰⊹ฺ⊰⊹ฺ⊰⊹ฺ⊰⊹ฺ⊰⊹ฺ⊰⊹ฺ

Mirror mirror on the wall

Kalian pas tahu, kan, ungkapan semacam siapapun nanti yang akan menjadi pasanganmu, dia pasti merupakan cerminan dari dirimu.

Haha, mana ada.

Kemarin, sewaktu aku dan orang itu berkunjung ke rumah karibnya—untuk merayakan ulang tahun—kami memainkan sebuah game. Kalian tahu, kan, permainan yang mengharuskan dua orang (atau lebih) memilih salah satu opsi yang dilemparkan oleh moderator secara cepat? Misalnya, ketika moderator berkata, "laut atau gunung?" lalu kamu dan pasanganmu harus memilih salah satu dengan cepat. Semakin banyak jawaban yang sama, maka semakin tinggi pula poinmu.

Hari itu, kami bermain bergantian. Teman-teman si orang itu bersama 'teman dekat' mereka masing-masing mendapat giliran untuk bermain, hingga tiba saatnya giliranku. Ah, sebetulnya aku sudah tahu bagaimana hasil akhirnya. Aku bahkan sempat menolah untuk ikut serta. Akan tetapi, orang itu terus merayuku untuk ikut bermain. Katanya, hanya untuk senang-senang saja. Tidak betulan untuk mengetahui seberapa besar kemiripan—kecocokan—kami.

Pada akhirnya, akupun meng-iya-kan. Lalu, apa kau tahu bagaimana hasilnya?

Nahas. Tidak ada satupun pertanyaan yang bisa kami jawab dengan jawaban serupa.

Aku lebih menyukai warna hitam dibandingkan dia yang menyukai warna putih.

Aku lebih menyukai musim panas dibandingkan dia yang menyukai musim dingin.

Aku lebih menyukai musik rock dibandingkan dia yang menyukai RnB.

Aku lebih menyukai membaca buku dibandingkan dia yang menyukai aktifitas fisik.

Aku lebih menyukai tidur di rumah dibandingkan dia yang menyukai datang ke pesta.

Aku lebih menyukai kucing dibandingkan dia yang menyukai anjing.

Aku merupakan seseorang dengan karakter introvert untuk orang dengan karakter ekstrovert sepertinya.

Aku terlalu tidak sabaran untuk anak penyabar seperti dirinya.

Aku terlalu mudah goyah untuk anak yang sangat collected seperti dirinya.

Tuhan, entah apa yang orang ini lihat ke dalam diriku. Bahkan semua orang di tempat itu sudah mulai berpikir, bagaimana bisa dua orang yang sama sekali tidak memiliki kesamaan ini berakhir bersama? Oh, pasti ada sesuatu yang salah dengan kepala mereka. Jadi ... begitulah. Aku berakhir hanya duduk diam memandangi lampu lampu jalan di sepanjang perjalanan pulang.

Lalu, sekarang, orang ini entah bagaimana justru berakhir di ruang belajarku. Sesekali mondar-mandir ke sudut-sudut ruangan untuk melihat-lihat, sementara aku masih sibuk menyelesaikan paper yang harus aku serahkan besok lusa. Sebenarnya, aku bisa saja mengerjakan paper ini di waktu lain. Sayangnya, aku terlalu termakan oleh perasaan tidak mengenakkan yang menyelimuti hati dan pikiranku.

"Masih marah?" tanya orang itu.

Aku cukup terhenyak mendengar pertanyaan tanpa basa-basi darinya. Jari jemariku berhenti berdansa di atas keyboard komputer untuk beberapa saat sebelum akhirnya aku menjawab, "Aku nggak marah, tuh. Siapa yang marah," jawabku. "Bete. Sebel. Beda sama marah."

Orang itu hanya terkekeh kecil mendengar jawabanku.

"Coba kesini sebentar," ujarnya kemudian.

"Huh?" celetukku bingung.

"Sini, sebentar," ulangnya sambil berjalan mendekat kearahku, lalu menarik tangan kiriku.

Ia membawaku untuk berdiri di depan standing mirror yang berbentuk persegi panjang. Orang itu memegangi kedua pundakku dari belakang. Kemudian ia menghela napas singkat.

"Pernah dengar jodoh cerminan diri, kan?" tanyanya.

"Kemarin kan banyak yang bilang," gerutuku kesal.

Ia terkekeh lagi, "Iya. Pernah dengar ya berarti. Nah, sekarang, ini tangan apa?" tanyanya lagi sambil mengangkat tangan kananku.

"Kanan," jawabku sambil mengernyitkan dahi.

"Bener, tangan kanan," ujarnya, masih terus mengangkat tangan kananku. "Tapi kalau untuk dia, itu tangan apa?" tanyanya lagi sambil menunjuk bayanganku di cermin.

"Kiri," jawabku.

"Iya, kebalikannya, kan?"

"Iya," jawabku menyetujui.

"Jadi, kalau ada yang bilang jodoh cerminan diri, bisa juga kalau serba kebalikan dari kita, kan? In a good way, of course."

Aku menganggukkan kepala.

"Good. Jadi, udah, ya, ngambeknya?"

"Iya ...."

"Bagus," ujarnya sambil tersenyum simpul, lalu mendaratkan kecupan di keningku.

Dayum. []

⊰⊹ฺ⊰⊹ฺ⊰⊹ฺ⊰⊹ฺ⊰⊹ฺ⊰⊹ฺ⊰⊹ฺ⊰⊹ฺ⊰⊹ฺ⊰⊹ฺ⊰⊹ฺ⊰⊹ฺ⊰⊹ฺ⊰⊹ฺ⊰⊹ฺ⊰⊹ฺ

Sabtu, 5 Februari 2022. qanturis♡

Serius deh, prompt ini ide siapa sih, kreatif minta ampun (〒﹏〒)

Jadi, ini dia yang aku dapat




haduh, maafkan mode penghalang cahaya biru lupa posisi off




Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro