"haloo"

disa membuka knop pintu ruang musik dan disana terpampang jelas seorang pemuda yang sedang sibuk dengan gitarnya.

pemuda itu menatap disa seraya tersenyum kemudian ia mengambil kursi dan menyuruh disa untuk duduk disampingnya.

"nih ndra kumpulan puisi-puisi aku" disa menyerahkan buku putih yang berisi kumpulan puisi-puisi miliknya.

indra mengambil buku itu lalu ia membuka halamannya dengan acak, "melodi, judulnya bagus"

disa mengangguk, "makasih ndra"

melodi, katanya dirimu bisa membuatku tidur dengan nyenyak

disa memandangi wajah indra dari samping yang tengah membaca puisinya itu dengan seksama.

melodi, katanya dirimu bisa menghiburku disaat aku sedang bersedih

tanpa disa sadari senyum dibibirnya mulai mengembang.

melodi, katanya kamu bisa membuat suasana hatiku bagus

suara rendah milik indra seolah menyihir disa untuk beberapa detik.

melodi, apakah kamu itu dia?

senyum indra pun juga mulai mengembang ketika membaca bait terakhir puisi milik disa itu.

karena dulu yang bisa membuatku tidur nyenyak, yang bisa menghiburku disaatku bersedih dan yang bisa membuat suasana hatiku bagus itu hanya dia

dia yang kini telah berbahagia bersama orang lain

tepuk tangan indra membuat disa sadar dari lamunannya, "wah! kak yaampun bagus banget"

"aku suka" lanjutnya lagi.

disa pun juga bertepuk tangan, "wah ndra, makasih loh kamu udah suka sama puisi aku"

"samasama kak, kakak berbakat banget. nah rencananya aku pengen ngajakin kakak jadi partner aku nih" tawar indra.

disa mengernyitkan keningnya, "partner? partner apa ya ndra?"

"partner kak, jadi puisi kakak ini aku realisasikan jadi sebuah lagu. masa jadi partner hidup? haahah" ujar indra sembari tertawa.

duh, kalau disuruh jadi partner hidup disa sekarang pun juga mau.

disa mengangguk, "boleh ndra! boleh banget"