Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part V

[edited]

song for this chapter: Fearless - Taylor Swift

----------------------------------------


"Beri satu alasan mengapa kau baru menemuiku, sementara kau telah berada dikota ini dan tahu jika aku berada disini sejak dua minggu yang lalu?!" ketus gadis yang sedang duduk di pinggir tempat tidur dengan tajam ke arah gadis yang sedang berdiri tak jauh dari hadapannya. Gadis itu hanya mengangkat kedua bahunya tak peduli dan duduk di samping gadis itu tanpa dosa.

"Aku terlalu menikmati liburanku." ucap gadis itu sambil memakan coklat yang ia ambil dari laci nakas tempat tidur gadis yang menatapnya kesal.

"Liburan? Di saat kau sangat sibuk dan mempunyai perusahaan dan istana yang harus kau urus?" sarkasnya sambil merebut kembali cokelat miliknya yang sudah tinggal setengah bar dari Floretta. Floretta hanya mendengus dan membaringkan tubuhnya disamping gadis itu.

"Aku sedang sangat membutuhkan liburan, Tiff. Berhentilah mengintrogasiku! Dan maaf jika aku tidak langsung menemuimu. Kau tahu, aku tak pernah mengenal kota lain selain Jakarta dan Bali, di indonesia." ucap Floretta dengan penuh penekanan, gadis yang di panggil Tiff itu pun memutar bola matanya.

"Kau mempunyai pelayan, supir dan bahkan puluhan pengawal disini. Kau bisa bertanya pada mereka dan mereka bisa membawamu kemanapun yang ku mau. Hm, apa kau menyembunyikan sesuatu dariku? Kau tak seperti Floretta yang biasanya..." ujar gadis itu sambil menyipitkan matanya pada Floretta.

Saat ini, Floretta sedang berada di kamar hotel Tiffany Anastasya, satu-satunya sahabatnya yang mengetahui identitasnya sebagai seorang Putri. Berbeda dengan anggota kelompok lainnya, Tiffany memiliki identitas misterius seperti dirinya. Bukan karena sebuah rahasia, hanya saja Floretta tidak bertanya dan Tiffany tidak bercerita.

"Beritahu aku mengapa kau ada di Bandung saat ini?" ujar Floretta mengalihkan pembicaraan dan sukses mengalihkan inti pembicaraannya melihat saat ini Tiffany memperlihatkan binar mata yang sudah diduganya.

"Berwisata kuliner!" ucapnya bahagia. Tiffany memang suka berkeliling dunia yang katanya hanya untuk mencicipi makanan yang ada di penjuru dunia dengan tabungannya yang ia kumpulkan sejak sekolah menengah berhubung ia dan Floretta merupakan siswa khusus dengan beasiswa penuh di sekolah tempatnya sekolah dulu. Floretta tak ingin siapapun membantunya dalam mengurus keperluan sekolahnya dulu dan tidak ada yang bisa menentangnya. Kembali gadis ini memutar kedua bola matanya dengan malas.

"Menghabiskan tabunganmu, eh? Hm karena aku disini tidak mempunyai rencana apapun aku akan menemanimu berkuliner." ujar Floretta malas. Tiffany hanya mengangkat sebelah alisnya menunggu lanjutan kata-kata dari sahabatnya itu.

"Ya ya ya. Dan tentu saja aku yang akan mentraktirmu," lanjutnya "hm, aku tahu ada yang kau sembunyikan dariku. Ayo kita pergi!" ujar sahabatnya itu ceria sambil setengah menyeret Floretta keluar dari kamar hotelnya.

°°°

Bosan. Itu yang dirasakan Trevor sejak tadi. Ditambah lagi adiknya tidak dapat dihubungi. Ia duduk di sofa merah yang ada di depan tempat tidurnya dengan malas.

Kembali ia mengingat pertemuan terakhirnya dengan gadis yang berhasil membuat harinya berantakan sejak ia menghilang dari Benua Amerika. Dan tak disangka niatnya menemui adiknya yang hobi berpindah dari satu kota ke kota yang lain untuk menghilangkan kepenatannya pada urusan dunia membawanya pada pertemuan yang tak diduga-duga dengan gadis itu. Bahkan ia dengan jelas bahwa ia menginginkan Floretta.

Kembali Trevor men-dial nomor Adik yang amat ia sayangi. Adiknya berjanji akan menemaninya hari ini untuk mengelilingi Kota Bandung ditambah lagi ia tidak terlalu menguasai bahasa Indonesia. Teringat lagi ia akan kejadian seminggu lalu saat ia menemukan gadis itu. Floretta yang berbicara bahasa Indonesia tanpa cela seakan ia berbicara dengan bahasa sehari-harinya. Semakin ia dihantui rasa penasaran yang semakin menjalar di tubuhnya.

Siapa sebenarnya gadis itu.

Trevor yang sudah putus asa tidak berhasil menghubungi adiknya akhirnya melangkah kearah kamar mandi untuk bersiap. "Persetan dengan Vanilla, aku akan berkeliling sendiri!" ucapnya pada dirinya sendiri dan membanting pintu dengan keras.

°°°

Floretta memperhatikan sahabatnya dengan jelas. Tiffany sedang asik memakan dengan lahap tanpa memperdulikan dirinya.

"Bagaimana bisa seorang gadis didepanku mempunyai badan se-sexy ini mengingat porsi makannya yang seperti babi gendut yang kelaparan." gerutu Floretta sambil meminum air mineral didepannya. Tiffany hanya menatap tajam kearah sahabatnya tanpa membalas ucapan Floretta. Floretta hanya tersenyum bahagia dapat melihat sahabatnya puas dengan apa yang sudah didapatkannya.

Kemudian ia mengingat kejadian minggu lalu, saat trevor mengatakan bahwa ia menginginkannya. Sejak itu Trevor tidak pernah berhenti untuk hadir dalam pikirannya, bahkan lebih sering dari sebelumnya. Bahkan karena itu ia tak berani keluar dari mansionnya dan memutuskan untuk menenangkan dirinya. Lalu mendengar bahwa Tiffany juga ada di kota yang sama dan memutuskan untuk menemui sahabatnya itu.

"sedang memikirkan apa?" Tanya Tiffany tiba-tiba. Floretta masih terpaku tanpa menjawab pertanyaan sahabatnya, Tiffany menyipitkan matanya.

"Trevor...." ucap Floretta lirih, kecil hampir tak terdengar. Tiffany terbelalak kemudian tersenyum bagai iblis yang berhasil menggoda manusia.

"Siapa Trevor?" Tanya tiffany menyeringai. Napas Floretta tertahan sejenak.

"Bukan siapa-siapa!" jawab Floretta ketus. Tiffany menghentikan makannya dan menopang dagunya diantara kedua tangannya.

"Benarkah? Gosh bahkan aku jadi tak berniat melanjutkan makanku karenamu." gerutu Tiffany tak yakin. Floretta tersenyum.

"Iya benar, babe. Cepat habiskan makananmu dan temani aku berkeliling." rayu Floretta melihat sahabatnya itu mulai mengumpat dan berhubung saat ini mereka berbicara dengan bahasa indonesia dan Tiffany mengumpat dengan bahasa itu, mereka telah menjadi pusat perhatian orang-orang disekitarnya. Dengan tinggi, warna rambut dan bola mata mereka yang unik bagi orang Asia ditambah lagi kemampuan dua orang ini dalam berbahasa sukses menarik perhatian. Floretta yang tersadar bahwa mereka sedang diperhatikan akhirnya tak nyaman dan setengah memaksa membawa Tiffany keluar dari tempat tersebut.

"LO. GANGGU. SESI. MAKAN. GUE. FLORETTA BRENGSEK!" teriak Tiffany yang masih di tarik paksa oleh sahabatnya. Floretta hanya tertawa geli dan tetap menariknya dan setengah mendorong Tiffany masuk kedalam mobilnya dan dengan segera pergi dengan mobilnya.

"GOSH! Gunakan bahasa sopanmu, sist. Tidakkah kau sadar umpatanmu menarik perhatian semua orang" ucap Floretta yang tertawa tetapi tetap fokus menyetir mobilnya tanpa melirik kearah sahabatnya itu. Tiffany hanya tetap duduk disampingnya sambil menyilangkan kedua tangannya dan menggerutu tanpa henti.

"Aku akan belikan kau yang baru. Oh Gosh, kenapa aku mempunyai sahabat yang hobi merajuk?" ucap Floretta berpura-pura kesal berharap sahabatnya akan meledak mendengar ucapannya.

1.... 2..... dan....

"JUST GO TO HELL FLORETTA DAMNIELLA VALENCIA!!!" ucap gadis itu dan akhirnya Floretta tertawa terbahak-bahak.

°°°

Trevor terlihat menunggu seseorang di sana. Jelas sekali ia melirik kearah jam tangannya setiap saat. Dan mengambil telepon yang ada di sakunya.

"Kau dimana?!" Tanya Trevor tanpa berbasa-basi

"...."

"Aku menunggumu..." gumam Trevor sedikit kecewa dan memutuskan sambungannya. ia hendak beranjak pergi saat gadis itu ada didepannya. Ya gadis yang dikiranya tak akan datang. Gadis yang selalu ada didalam pikirannya sejak mereka bertemu. Gadis itu menyilangkan kedua tangannya dan tersenyum.

"Sudah kubilang kau tak usah menungguku, bukan?" Ucap gadis itu setengah menyindir lalu tertawa kecil. Trevor pun tersenyum memandangi penampilan gadis itu saat ini. Rambut pirangnya di tata dengan model messy bun, makeup natural dengan bibirnya yang dibubuhi lip gloss nude pink, dress putih dengan roknya yang pendek setengah paha serta heels hitamnya yang membuat mereka mempunyai tinggi badan yang sama. Floretta Smith berhasil membuatnya terpana dengan dandanannya yang menurutnya amat sexy malam ini. Trevor menyunggingkan senyum miringnya dan duduk berhadapan dengan gadis itu.

"Karena kau sudah berada di depanku, eh? Dan kau terlihat perfect malam ini, Flo." ucap Trevor tulus. Kini wajah gadis itu terlihat merona dan salah tingkah seakan baru kali ini gadis itu mendengar pujian.

"Terima kasih. Dan kau terlihat... baik?" Ucapnya ragu sambil tertawa kecil. Tak disangka Floretta menerima ajakan makan malamnya yang bisa dibilang tiba-tiba ini. Dan tawanya... membuat lelaki ini melupakan dunia dan membawanya ke langit ketujuh. Bidadari ini tertawa dan tawa nya ini untukku. jangan bangunkan aku jika ini hanya mimpi. Gumamnya dalam hati.

"Well, Sebenarnya tak terlalu baik. Karena adik kecilku tak terlihat di hotel seharian ini. Padahal ia berjanji mengajakku berkeliling." ucap Trevor santai tetapi dengan jelas memperlihatkan ekspresi kecewanya. Floretta menatap lekat ke arah Trevor dan tersenyum.

"Oh, well, mungkin adikmu sedang bersantai di spa." hibur Flo.

Trevor menatap Floretta "kuharap begitu. Dan bagaimana harimu? Apa kau tak sibuk hariini?"

"Kau menyelamatkanku dari Gadis yang berbahaya, Trev. dan aku memang sedikit santai hari ini" Trevor mengerutkan dahinya tak mengerti. Dan Floretta kembali tertawa.

"Kau tahu, sahabatku hampir mencakarku karena aku menariknya yang sedang makan siang. Dan tepat saat itu kau menghubungiku" jelasnya yang membuat Trevor menggangguk mengerti.

"Sampai kapan kau ada disini?" Tanya Trevor ragu karena mungkin gadis ini akan mendapati perubahan mood-nya lagi. Ternyata tidak, gadis itu hanya meminum minumannya.

"Di Bandung? Beberapa hari lagi. Memastikan sahabatku akan baik-baik saja. Lalu menghabiskan sisa waktu liburanku di Jakarta, mungkin? Aku tak yakin" ujar Floretta tak yakin dengan perkataannya. "Dan kau?" Lanjutnya.

"Setelah menemui adikku. Lalu sama sepertimu, kembali ke Jakarta untuk menemui para staff pemerintahan"

"Aku pikir itu menyebalkan" gumamnya dan Trevor mengangguk setuju.

"Anyway, Kau punya teman disini? Maksudku, aku tak yakin Gab and Vic ada disini, karena yang kuingat mereka ada di Las Vegas sekarang"

"Ya, dia sahabat sejak sekolah menengah. Gadis yang sangat menarik, aku senang mengganggu mereka -Tiff dan Tori- dan aku amat menyayanginya dan yeaa... mereka -Tiff, Gab, Tori- adalah yang terbaik" ucap Floretta senang. Mood Floretta sedang baik dan Trevor menyukainya karna saat ini gadis itu menunjukkan banyak ekspresi dan tawa padanya, bukan Floretta yang berusaha menghindarinya dan menunjukkan kewaspadaan pada dirinya.

"Kau harus mengenalkannya padaku nanti. Dan kau tahu, aku juga mempunyai sahabat-selain Dean and the genk-" ujar Trevor dan gadis itu mengangguk tersenyum lagi.

"Tentu saja. Dan, oh ceritakan padaku" ucap Floretta antusias. Satu lagi hal yang diketahui Trevor malam ini, gadis ini mempunyai keingintahuan yang besar.

"Dia tampan, berambut cokelat Golden dan bermata Biru sepertimu, berkacamata dan sangat dewasa. Lelaki itu sering memakiku, dan kami tumbuh bersama. Dan satu lagi lelaki keturunan Asia yang mempunyai adik perempuan yang sangat menggemaskan. Walaupun mereka berumur beberapa tahun dibawahku."

"Apa Dean mengenalnya?"

"Mungkin, ia bukan teman kuliah kami" Floretta menatapnya kagum.

"Kau beruntung mempunyai seseorang yang berharga" ucapnya lirih, Trevor melihat kesedihan dimatanya walaupun sekilas dan langsung terganti lagi dengan senyuman tulus saat menatapnya.

"Kau bahkan mempunyai banyak saat aku hanya memiliki satu, Flo. Kau bahkan lebih beruntung dari aku" balas Trevor sambil memperlihatkan senyuman tulusnya. Gadis itu terlihat sedih. Pikirnya.

"Kurasa sudah saatnya kita pulang, Trev" bujuk Flo. Sebenarnya berat untuk Trevor meninggalkan malam ini begitu saja. Ia masih ingin bersama gadis itu. Dengan enggan Trevor tersenyum.

"Baiklah, aku akan mengantarmu" ucapnya sambil mengulurkan tangannya di depan Floretta. Gadis itu kembali tersenyum.

"Aku akan pulang sendiri, supirku ada didepan"

"Tidak ada penolakan untuk hari ini, Flo. Lagipula supirmu sudah pulang sejak tadi" senyumnya. Floretta hanya memutar bola matanya dan tersenyum

"Kurasa tidak ada pilihan lain bukan. Aku tidak mungkin naik Taksi berhubung Bandung kota yang asing bagiku" ucap Floretta. Tidak ada nada sesal di ucapannya, malah hanya nada bahagia yang dapat Trevor rasakan dan ia hanya tersenyum karena malam ini dia berhasil mendapati beberapa langkah kemajuan.

°°°

Sepanjang perjalanan pulang, mereka tak banyak berbicara. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. Floretta yang takut jika Tiffany ada dirumahnya dan melihat Trevor. Dan Trevor yang frustasi menentukan pilihan apakah ia akan mencium gadis itu malam ini. Akhirnya mereka sampai didepan pintu rumah Floretta, dan belum beranjak dari kursi penumpang.

"Emmm.... Flo? Kita sudah sampai" ujar Trevor memecah keheningan. Floretta menatapnya ragu dambil menggigiti bibir bawahnya.

'Damn! Sikapnya membuatku ingin melumat bibirnya' pikir Trevor dalam hati.

"Yea... terima kasih sudah mengajakku pergi malam ini" ujar Floretta sambil tersenyum.

"Kita bertemu lagi di Jakarta, okay" berharap gadis ini akan menerima ajakannya. Floretta terlihat sedikit kaget dengan ucapan Trevor namun dengan tersenyum dan mengangguk setuju. Tepat saat Floretta membuka pintu mobil, dan akan keluar Trevor menariknya dan membuat Floretta menatapnya. Trevor mendekatkan dirinya pada tubuh gadis itu. Mendekatkan bibirnya pada bibir Floretta dan menciumnya.

Floretta terdiam karena terkejut dengan tingkah Trevor, namun tak lama gadis itu mulai membalas ciumannya. Ciuman itu berlangsung lama, yang tadinya hanya kecupan kecil berubah menjadi lumatan dan saling menggigit bibir satu sama lain. Akhirnya dengan enggan, mereka melepaskan ciumannya karena sulit bernapas. Trevor menatap gadis itu yang sedang sibuk menghirup udara dengan tingkah konyolnya. Floretta terlihat merona dan salah tingkah. Ciuman pertamanya kah? Tanya Trevor dalam hati.

"Maaf..." ujar Trevor. Floretta menatapnya bingung

"Maaf untuk apa? Tidak ada yang perlu dimaafkan. Aku turun, ya" Ujarnya pelan sambil tersenyum. Floretta masih merona dan akhirnya keluar dari mobilnya.

"Aku akan menghubungi mu nanti. Masuklah. Dan selamat malam, babygirl" ujar Trevor sambil mengecup kening Floretta. Kemudian berjalan kearah pintu yang telah dibuka oleh pelayannya.

"Emm... Trev..." panggil gadis itu tiba-tiba. Floretta terlihat ragu dan menggeleng pelan.

"Tidak, tidak apa-apa. Selamat malam" ujarnya cepat lalu masuk diikuti pintu yang ditutup oleh pelayan rumah gadis itu. Trevor tersenyum dan masuk kedalam mobilnya dan dengan segera pergi meninggalkan mansion Floretta.

Trevor mengambil Iphone-nya yang berbunyi tanda notifikasi FaceTime lalu memelankan mobilnya dan mengangkatnya tanpa melihat siapa yang menghubunginya.

"Kau dimana?" Tanya orang itu tepat saat video call nya mulai menyala. Trevor melirik kearah Hpnya dan mengetahui bahwa yang menghubunginya adalah Dean.

"Di Bandung" jawabnya sambil bersenandung. Dean mengangkat sebelah alisnya curiga.

"Untuk apa kau disana? Dan hm, Kau terlihat sangat senang, Brother." ujar Dean dengan nada mengejek.

"Mencari adikku. Tentu saja, aku dinner dengan Floretta tadi" ujarnya santai dan lalu tersadar bahwa ucapan nya membuat Dean menjatuhkan Iphone-nya namun dengan cepat diambil kembali oleh orang lain.

"Jangan bermimpi, eh! Aku tahu kau tergila-gila dengannya" terdengar suara Harry yang membuatnya tertawa dan menghentikan mobilnya tepat di Lobby hotel miliknya.

"Tapi yang kudengar dari Gaby, Flo memang sedang berada di Indonesia" terdengar suara Bradden dari kejauhan. Trevor hanya tertawa sambil melihat layar Hpnya sambil menekan tombol lift khusus menuju presidental suite miliknya.

"Aku akan segera terbang kesana" Ujar Kevin yang saat ini memegang alih HP Dean dan masih tak percaya akan ucapan spontan dari Trevor.

"Aku akan kembali ke Jakarta, guys" ujar Trevor malas.

"Aku tak peduli" ujar Kevin yang langsung memutuskan FaceTimenya. Trevor melempar sembarang teleponnya ke tempat tidur dan merebahkan dirinya.

°°°

"LIHAT INI!" Teriak Victoria yang tiba-tiba menerobos masuk ruangan Dean yang diikuti oleh Gabriella. Victoria mengarahkan Iphonenya yang sudah terhubung dengan Videocall. Keempat lelaki yang berada disana yang sedang berkumpul menatap Iphone entah milik siapa. Mereka menatap kearah Victoria.

"Dimana kau? Dan mengapa kau terlihat habis pergi" Ujar Dean yang saat ini sudah ada di depan Victoria. Terlihat kaget dengan penampilan Floretta yang rapi.

"Emmm.... Bandung? Hahaha aku memang baru saja makan malam" ujar Floretta santai

"Dengan Trevor, eh?" Teriak Bradden dari kejauhan sambil tertawa. Dean melihat raut wajah Floretta berubah menjadi merah dan salah tingkah.

"Jadi benar, hm" ucap Dean. Floretta terlihat kebingungan disana.

"WHAT?! Aku akan kesana sekarang! Gab telepon Daddy Evan untuk meminjamkan Jetnya, kita kebandung sekarang" pekik Victoria yang geram karena Floretta yang tidak mengatakan apapun padanya.

"Satu, kau pergi berlibur dengan Tiff, TANPA BERKATA APAPUN KE AKU DAN GAB. Dua, BAGAIMANA BISA KAU BERKENCAN DENGAN TREVOR, NONA SMITH?" lanjut Victoria menekankan pernyataannya. Floretta hanya tertawa melihat Victoria disana.

"Wait, wait. First, I didn't told you about my destination because I really want to get a vacation. aku tidak berlibur dengan Tiff, baby. Aku baru tahu dan bertemu Tiff dua minggu setelah aku disini. Second, I'm not dating with anyone, I just had a dinner with Trevor. Dan tak perlu ke Bandung, besok aku kembali ke Jakarta" jelas Floretta yang tak kalah sinis. Victoria memutar bola matanya dan menghela napas.

"Tapi Tiff berkata... ah, I forgot that you guys sucks. Tetap saja kau dinner dengan Trevor. Okay, aku akan ke Jakarta dengan Gaby. Wait for me baby" ungkap Victoria santai.

"Tak usah menghubungi daddy, Gab. Kami juga akan kesana" ucap Harry santai dan sukses membuat Floretta terlihat Frustasi.

"Oh God, aku rasa aku harus kabur lagi dari kalian" ungkap Floretta dan memutuskan videocallnya

"Urgh, that bitch" ucap Victoria

"Aku juga baru saja menghubungi Trevor dan reaksinya sama" Dean tertawa santai.

"Pam berkata jet mu sudah siap, ayo kita berangkat. Dan anyway, who's Tiff?" Tanya Bradden.

"Aku berangkat dengan Tori dan Dean ajak adikku bersamamu, okay" Harry menarik Victoria meninggalkan mereka sebelum kedua gadis itu protes.

Bradden hanya tertawa sambil mengacak-acak rambut Gabriella.

---------------------------

Xoxo,

13th of November 2015, Happy swift day!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro