Part III
[edited]
Halloooo.... how was your day? sebenernya gue mau Update lagi kalo readernya udah lewat 50, tapi.... karena tangan gue udah gatel buat nge update jadinya gue update aja dehh.... okayy,, gue mau ngasih info buat di 10 Chapter pertama mau gue fokusin buat perkenalan karakter yang nantinya bakal berhubungan sama cerita ini dan cerita baru yang bakal gue buat (kalo di notes gue udah ada 15-20part buat cerita ini). so, here it is... hope you like it :)
--------------------------------
"Kembalilah kerumah, sayang. Kau harus tau betapa aku dan mommy mu merindukan gadis kecil kami." ucap Daddy nya tepat ketika Floretta membuka pintu ruang kerja ayahnya di kedutaan besar. Daddy nya terlihat gagah saat berdiri dari kursi kerjanya dengan jas bvlgari dibalut dasi biru lautnya, tidak terlihat bahwa ia sudah hampir memasuki kepala 5 walaupun rambutnya sudah mulai memutih. Floretta hanya tersenyum kecil sambil memutar kedua bola matanya saat memasuki ruangan ayahnya.
"Urgh, Daddy. Aku baru saja datang. Setidaknya beri pelukan pada anakmu yang cantik ini sebelum mulai berbicara." cibir Floretta yang sudah memeluk ayahnya yang saat ini mulai tertawa kecil dan membalas pelukan putri kecilnya dengan erat.
"Hahahaha, kau tidak pernah bersikap layaknya putri mahkota, baby. Hmm... maaf, Princess. Aku hanya benar-benar merindukan suara tawamu di dalam istana." gumam King Phillip. Yang berhasil membuat Floretta mengerucutkan bibirnya.
"Daddy tahu kan hari ini jadwalku untuk berkumpul dengan teman-temanku. Jadi, beritahu aku mengapa kau memanggilku kesini? Kuharap bukan dengan alasan minggu lalu karena kau mengancam untuk mengambil jabatanku di kantor Uncle. And please don't call me princess, father." tanya Floretta kesal. Bagaimana tidak? Sejak pesta kerajaan bulan lalu ayahnya hampir setiap minggu datang ke tempatnya dengan berbagai alasan yang selalu membuat Floretta membatalkan banyak janji dengan banyak orang. King Phillip menatapnya ragu.
"Hmmm... Daniella, maukah kau membantu ku? Daddy membutuhkanmu untuk mengurus dan mendekorasi sebuah pesta besar." Floretta hanya menatap ayahnya terkejut dengan membuat bentuk "o" dari bibirnya.
"Daddy...." "Kau tahu aku tidak mau ikut campur dengan urusan kerajaan sampai 6 bulan sebelum ulang tahun ku? Kau mau berkata itu, kan? Daddy tidak memaksamu untuk ikut campur dalam urusan kerajaan yang akan menjadi milikmu, daddy hanya ingin kamu membantu daddy menyiapkan pesta untuk menyambut kedatangan Jeremy, princess. Dan aku tak ingin orang lain yang mendominasi pesta itu, Baby..." potong Daddy nya tepat saat Floretta ingin menjawab permintaan ayahnya. King Phillip tahu benar apa jawaban dari Putrinya karna jawaban yang akan dikeluarkan Floretta selalu sama dan ucapannya tak pernah bisa diganggu gugat. Hanya saja kali ini ia ingin Putri kecilnya membantu persiapan pesta keluarga kerajaan terbesar tahun ini. Dilihatnya Floretta menghela napas panjang karena bingung harus menjawab apa.
"Alright, daddy tidak akan memaksamu, Sayang. Lakukan apa yang ingin kamu lakukan saat ini. Maafkan sikap daddy yang agak memaksa tadi." lanjut Phillip yang tidak tahan melihat putrinya menunjukan ekspresi kecewa dan ketika mendengar kalimat terakhir Daddy nya ia kembali menunjukan ekspresi bahagianya.
"Benarkah, Daddy? Hmmm... aku akan memikirkannya. mungkin aku akan sedikit membantu. jika aku tidak sibuk, tentunya." sambil mengecup pipi daddy nya. Phillip hanya tertawa kecil melihat tingkah laku putrinya yang sudah berumur 22 tahun tetapi masih terlihat seperti balita yang selalu mempunyai banyak ekspresi. Dan Phillip tidak pernah menyesal, malah bersyukur karna telah dihadiahi seorang Anak gadis yang amat sempurna baginya.
"Baiklah, princess. Kupastikan kau takkan sibuk saat aku membutuhkanmu. Tapi sekarang, tetaplah ada disini dan temani daddy. Daddy ingin mendengar apa saja kegiatan mu minggu ini dan apa yang kau lakukan dengan teman-temanmu." ucap Phillip sambil berjalan dan duduk di sofa yang berada di pinggir ruangan yang sudah diduduki oleh gadisnya. Tampak jelas anaknya itu bahagia ketika daddynya ingin mendengarkan cerita gadis kecilnya yang tidak pernah bisa berhenti berbicara.
°°°
Waktu sudah menunjukan pukul 9 malam. Trevor sudah berada di salah satu ruangan khusus di club milik Kevin bersama teman-teman nya. Sesekali ia melirik kearah teman nya, Dean dan Kevin sedang asik bermain game di Xbox nya; Bradden yang sibuk menggoda Gabriella serta Harry dan Victoria yang asik bermesraan di ujung ruangan. Sementara Trevor? asik menikmati pemandangan dari mini bar, karena baru pertama kalinya ia memiliki sekelompok teman untuk menghabiskan waktunya yang membosankan sambil meminum cocktail nya.
Kembali ia mengingat salah satu dari tiga gadis di kantor Dean. Floretta. Kenapa ia tak bisa berhenti memikirkan gadis itu? Ia yakin sekali jika ia pernah bertemu gadis itu, entah dimana. Kini Bradden telah ada disamping nya sambil menuangkan champagne yang baru saja diantarkan oleh salah seorang pelayan.
"Sedang memikirkan apa, Trey? Berhenti memandangi kita seakan orang asing dan berbaur." kata Bradden sambil terkekeh. Trevor hanya menyesap sedikit minumannya dan tersenyum kearah sahabatnya itu.
"I will, Brad. Setelah aku menghabiskan minumanku."
"Kau tidak pernah seperti ini sebelumnya, apa karena Flo?" Terdengar nada jahil Bradden yang membuat Trevor tertawa lirih.
"Tidak, bodoh. Aku hanya memikirkan sesuatu yang tidak terlalu penting," balas Trevor sambil tertawa. Berharap Bradden tidak sadar jika ia hanya menjawab asal.
"Kau tak pernah bisa berbohong padaku, dude. Hahaha. Ayo cerita padaku bagaimana kau bisa mengira berpikiran kalau kau pernah bertemu dengan Flo yang bahkan hampir tak pernah bisa di deteksi keberadaannya." ucap Bradden dan Trevor mengangkat kedua bahunya.
"Aku yakin pernah bertemu dengannya. Beberapa kali... di sebuah pesta." ucapan Trevor berhasil membuat Bradden terbahak-bahak hingga hampir mengeluarkan airmata dan menarik perhatian seluruh temannya.
"Coba ulangi. Floretta Smith? Pergi ke sebuah pesta? Kau bercanda, brother!" ucap Bradden yang masih terbahak.
"She is a shop-a-holic, but not a kind of girl who will attended a party. alone, Trey. Mungkin kau salah lihat. Maafkan kelakuan Bradden sepertinya Dia sudah mulai mabuk." ucap Victoria sambil menepuk pundak Trevor. Trevor tersenyum kecil dan meminum kembali wine nya.
"Aku sudah terbiasa menghadapinya saat sedang bersama kawanannya di masa kuliah, girl. Oh benarkah? Mungkin benar aku salah orang..." ucap Trevor akhirnya.
"Flo hanya mau datang ke pesta jika kami semua bersamanya. Dan sangat jarang sekali kami bisa berkumpul dalam satu pesta yang sama, tak mungkin kau bisa menemukannya di sebuah pesta tanpa bertemu dengan kami," ucap Bradden meyakinkan. Trevor mengangguk seakan mengerti.
"Gomen, aku sedikit terlambat. Aku harus mengatasi seorang client yang sangat berisik dan menyebalkan." suara yang tiba-tiba terdengar dan menarik perhatian Trevor sepanjang hari Ini. Trevor mulai melihat ke asal suara itu. Dilihatnya gadis dengan rambut yang menggunakan dress hitam pendek tanpa lengan dengan rambut yang di ponytail sedang tersenyum.
"Always. Dan geez, berhentilah berbicara maaf dengan bahasa anehmu, babe." gerutu Victoria yang membuat gadis itu tertawa. Namun tawanya terhenti saat melihat Trevor yang duduk diantara Bradden dan Victoria.
"Biarkan saja, dia memang sudah gila, Trey. Tertawa, marah, merajuk, tersenyum disaat yang sama," ucap Victoria sambil tertawa.
"Shut up, Victoria! Dan tak kusangka kita bertemu lagi, Trey." ucap gadis itu sambil tersenyum.
Senyumannya dipaksakan. Pikir Trevor yang membalas ucapan Floretta dengan senyuman.
Trevor melangkah kearah Dean dan Kevin lalu mulai mengganggu kedua sahabatnya itu.
"Jadi, ceritakan apa yang di minta oleh Clientmu itu," Tanya Gabriella yang saat ini sudah ada diantara Floretta dan Victoria. Floretta memutar bola matanya malas dan meminum orange juice yang disediakan oleh pelayan di meja dekatnya.
"Dia memintaku untuk melakukan proyek besar dan menyebalkan. dan tentunya kutolak. Aku langsung meminta uncle untuk mengurusnya." ucap Floretta santai.
"Kau harus tahu, babe. Trevor tak berhenti menggumamkan sesuatu pada kami sejak kau pergi dari tempat Dean tadi." bisik Gabriella dan membuat nya menegang.
"Menggumamkan apa?" Tanya Floretta ragu.
"Dia terus mengatakan pernah menemuimu di beberapa pesta. Tapi ia tak yakin karna ia berkata bahwa ia sedikit mabuk saat itu," jelas Gabriella dan Floretta menghela napas lega saat ia mengetahui bahwa Trevor mabuk saat itu.
"Sepertinya dia tertarik padamu," ucap Victoria yang sukses membuat wajahnya merona namun tertutupi dengan blush-on yang di gunakannya saat ini.
"Tidak mungkin dan kupastikan itu takkan pernah terjadi." gumam Floretta tersenyum sambil menatap lekat kearah Trevor yang saat ini sedang bermain dengan Dean dan Kevin di tengah ruangan. Suaranya tidak terlalu terdengar sehingga kedua sahabatnya tidak berhenti untuk menggodanya.
Little did she knows, Gadis itu akan memakan ucapannya sendiri.
-------------------------------------------------
Gimana? maafin ya kalo rada sampis soalnya gini deh gue gabisa merangkai kata kata apalagi pake bahasa Formal.. huhuh. actually gue ga mengharapkan comment dan Vote.. Because I write because i love to write too much, tapi.. dengan melihat reader yang setiap harinya nambah walaupun cuma satu atau dua itu bener-bener bikin semangat gue bertambah hueheheheh. makasih ya buat yang baca masukin cerita gue ke reading list kalian dan yang nge vote. gaada yang bisa ngalahin perasaan seneng gue ehehehhe.. so see you in the next part, when i reach 100 readers, and 5 votes for each part. gue menerima kritik dan saran kok :)
Xoxo,
20th of October 2015
Revised 4th of July 2017
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro