Di Usia Senjaku
Disaat kaki ini sulit untuk berjalan
ditengah malam, menjerit kesakitan
apalah aku, wanita tua tak memiliki teman
mencoba mengais, sisa-sisa kesempatan dan harapan
Tuhan, terima kasih telah memberi kehidupan
kau ajarkan aku bersyukur tanpa mengemis belas kasihan
Tuhan, terima kasih telah memberi kekuatan
Di hari tuaku, aku memiliki engkau sebagai sandaran
Siang yang terik, kaki ini melangkah dengan yakin
Menapaki jalanan kampung hingga trotoar kota
menawarkan sesuatu yang sekiranya seseorang perlukan
di usia senjaku, aku bekerja demi menyambung hidupku.
Aku terkadang menangis tersedu
melihat barang daganganku yang tak laku
Harus kemana lagi aku berjalan?
Oh tuhan? Jiwa tua ini mulai rapuh
Dengan segenap tenaga, aku harus memaksakan untuk berjalan
membawa barang dagangan ini bersamaku, masih tetap teguh dalam asa.
Rezeki tuhan tidak akan kemana.
perutku terus saja memanggil, meminta sesuap nasi
air mata sungguh tak tertahan melihat dompet bulukku
aku tak memiliki sepeser pun uang
Disaat matahari mulai tenggelam, aku berjalan pulang
air mata masih saja menetes, aku tak tahu harus makan apa.
perlahan aku membuka pintu reot rumahku.
tak berselang lama, Adzan isya' berkumandang.
dalam doa, aku menangis.
Hanya tuhan yang tahu jalan hidupku.
Namun satu hal yang tertanam dalam jiwaku.
Di usia senjaku, haram bagiku mengemis
***
Sahabat yogi semua,
ingatlah, berbagi tidak akan membuat kita miskin.
berbagi merupakan karya seni tuhan tiada bandingannya
tak dapat dilukiskan bahkan dengan air mata.
berbagi bukan berarti hanya untuk kita yang sholat.
berbagi adalah kewajiban semua orang,
karena dalam rezeki yang tuhan berikan untuk kita, terdapat rezeki yang lain pula.
mari berbagi :
https://www.facebook.com/Share-If-You-Care-884226481654062/?pnref=story
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro