Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Ch.2 : Pelajaran Pertama

Menjelang pagi setelahnya, kau disambut kabut putih di sekeliling rumah Master. Cukup membutakan, namun berkat suara-suara alam seperti kecipakan kolam para Kappa, itu membantimi untuk mengetahui dimana dan kemana kau akan berjalan lagi.

Kau menemukan master sudah menunggumu di suatu ruang yang berletak tepat dibawah rindangnya pohon sakura.
Kau yakin betul semalam pohon itu tak berwarna merah muda, seingatmu hijau tua seperti pepohonan di musim panas. Lantas, bagaimana bisa mekar dalam semalam?

"Masuklah, (name)," panggilnya padamu yang sempat terdiam menaruh tanda tanya soal sakura itu.

Kaki mu kau tekuk terduduk berhadapan dengannya. Segelas ocha dia sesap sebelum kemudian mendongak kearahmu, ke pertanyaan dalam benakmu.

"Musim mekar sudah berlalu, namun dia mekar beberapa jam yang lalu. Semua bukan berarti tanpa penyebab, (name). Bila pohon itu berkehendak untuk mekar, maka dia akan mekar. Begitu juga sebaliknya."

Tepat saat dia menjelaskan hal itu, sosok wanita yang menyerupai penampilan sang master muncul memberikanmu senampan sarapan.

Wanita itu berpotongan pendek, sedikit bergelombang. Senyumnya simpul tapi menghangatkan. Kau percaya dia bisa tersenyum lebih merekah daripada itu, namun dia pergi setelah memberikan sarapan.

Sekali lagi kau mengingat kembali. Kemarin sekali kau tak merasakan siapapun kecuali sang master dan kumpulan Kappa yang muncul kemarin. Lalu siapa wanita itu barusan? Kenapa dia bertingkah seperti pelayan lama?

"Namanya Anri," sebut sang master memalingkan pandangmu. "Dia yang memekarkan pohon yang kau bingungkan ini. Dia Shikigami milikku."

Shikigami? batinmu. Kau bertanya kepada master mu, apa itu Shikigami sebenarnya. Apa bedanya mereka dengan Ayakashi.

Dia meletakkan gelasnya kembali keatas meja, ditatapnya lama. "Shikigami adalah sebutan untuk roh atau Ayakashi yang sudah menjalin kontrak dengan Onmyoji. Dia bertugas melayani dan melindungi tuannya sampai kapanpun. Dan kontrak itu tertulis dalam jiwa dan raga mereka."

"Keterbalikan dengan Ayakashi. Ayakashi tak bertuan juga tak ber-rumah. mereka tak terarah, beberapa tak punya tujuan. Namun, beberapa yang lainnya memiliki kutukan begitu kuat. Sebab itulah, Ayakashi sering membuat masalah di dunia manusia."

Satu helai sakura jatuh diatas gelasmu. Disana kau melihat bagaimana riak nya terbentuk, hingga tanpa sadar kau tenggelam dalam ilusi yang dibuat oleh master mu untuk menjelaskan pelajaran pertama mu.

Master mu dan Anri berhadapan.
Anri terduduk di depannya.

"Sebutkan namamu," kata sang Master.

Dibawah pohon sakura yang sedang lebat-lebatnya... angin menghembus dan menggoyangnya perlahan, membuat pohon itu tampak mengangguk-angguk.

"Aku, Anri. Sehidup semati akan setia melayani tuanku. Dan tak akan berkhianat sedikit pun."

Dari jari sang master, sebuah bola cahaya terbentuk. Berpolakan bintang sebagai intinya. Yang kemudian merasuk di kening sang Ayakashi... membentuk lambang ikatan dalam bentuk ikatan rambut di surainya--mekar seperti musim semi.

Itu adalah kontrak, yang berguna untuk mengikat hubungan antara Onmyoji dan Ayakashi.

"Itu bukanlah mantra biasa. Bukan juga mantra awalan yang bisa digunakan untuk Onmyoji pemula." Suatu suara muncul disampingmu. Bayangan master mu yang kedua berdiri sambil menjelaskan.

"Mantra yang harus kau pelajari terlebih awal adalah Mantra Pelindung. Tapi dari yang kau katakan, kau belum mengetahuinya--alih-alih langsung melompat dan menguasai mantra tingkat yang lebih diatasnya. Bakat Onmyodo mu tak bisa dipungkiri berpotensi."

Sang master tak ambil hati, dia justru tersenyum saat melirik padamu.

"Mungkin, mantra pelindung dan mantra dasar lainnya tak menjadi masalah untuk kau kuasai."

Dia meletakkan rasa percayanya kepadamu, entah menurutmu bisa kau banggakan ataupun kau khawatirkan. Bangga karena kau melewati ekspektasi. Khawatir apakah itu pertanda sesuatu yang lain.

Lantas ilusi dari master berputar lagi ke suatu momen dimana dirinya menggoreskan tinta hitam diatas meja kayu, menulis diatas kertas panjang dengan kaligrafi.

"Anri", nama itu tertulis diatasnya.

Dibagian atas nama itu, terlukis simbol bintang yang mirip dengan mantra pelindung tadi.

"Itu adalah simbol sihir Onmyodo," jawab Chigiri mengisi tanda tanya mu. "Bintang yang berarti ilmu perbintangan--salah satu ilmu yang harus dipahami juga oleh kita, Onmyoji."

Dari sakunya, master mengeluarkan kertas sihir miliknya yang sudah dia tuliskan itu. "Peganglah," katanya.

Kau menerima pemberiannya. Tepat saat tanganmu menyentuh kertas itu, kau bisa merasakan itu bukanlah kertas biasa. Sesuatu tersimpan di dalamnya. Suatu jiwa? Nama?

Master tersenyum pada raut wajahmu. Menurutnya, itu tampak menarik. Melihat bagaimana dirimu menemukan hal baru, kembali dibingungkan tanda tanya, dan keingintahuanmu akan hal itu.

"Nama adalah bentuk kutukan tersimpel di dunia ini. Dia kutukan yang melekat sampai kapanpun dan terbenam dalam jiwa siapapun. Ituah kenapa dia digunakan sebagai kontrak," jelasnya.

Kau menoleh pada master. Baru soal kertas saja, kau sudah menerima banyak hal untuk kau pelajari.

Ruang ilusi berputar lagi, namun kali ini kau berada di suatu ruang gudang, tempat kertas-kertas gulungan berada. Di sebelah lemari kayu, kau bisa melihat kertas yin yang dan rasi bintang menggantung disana.

"Ini sudah bukan ilusi," ujarnya. Satu gulungan kertas diambilnya, diberikannya padamu. Mimik mu langsung berubah menjadi suram saat melihat satu gulungan penuh berisi tulisan tanpa jeda sedikit pun.

"Ruang ini adalah ruang penyimpanan sutra(tulisan-tulisan kitab) dan berbagai benda yang dibutuhkan untuk Onmyodo maupun Onmyoji."

"Selain sutra yang digunakan sebagai mantra, juga ilmu perbintangan... kau juga akan mempelajari yin yang yang menjadi inti dari Onmyoji. Semua itu ada di dalam gulungan-gulungan kertas ini."

Air liur kau telan. Kau tak menduga akan sebanyak itu beban pembelajaranmu untuk menjadi Onmyoji.
Tak bisa kau pungkiri juga hela nafas berat keluar dari mulutmu.

"Jangan lesu dulu. Menjadi Onmyoji memang bukan hal mudah--butuh ketekunan. Untuk mempelajarinya juga perlu proses, tidak harus sehari selesai." Master berjongkok dan mengambil sesuatu dari sebuah kotak.

"Ini." Sebuah kipas diberikan olehnya padamu. Kau sekali lagi bingung apa yang kipas lakukan disini. Itu bukan kipas biasa jelasnya. Terdapat tanda Onmyodo yang terlukis diatas sayap putihnya.

"Senjata Onmyoji selain kertas sihir. Bukan hanya mempelajari hal tertulis, kau juga akan belajar bela diri dan berbagai elemen yang bisa kau pakai. Coba hempaskan kesana."

Master menunjuk tanah yang berserakan dengan potongan bunga sakura. Kau menurutinya dengan menghempaskan kipas itu kearah sana. Seketika hempasan angin kuat menebarkan semua yang ada diatas tanah sampai kemana-mana. Kebetulan juga Anri yang datang dari lorong sebelah ikut merespon dengan memegang rambutnya agar tidak berantakan.

"Kipasan yang bagus. Kekuatannya akan mengikuti kekuatanmu, begitu juga pengendalianmu. Onmyoji bisa menjadi sekuat atau sehebat apapun. Tak bisa dipungkiri hal itu juga bisa membahayakan naywamu setiap saat. Satu kesalahan saja dan nyawamu bisa hilang. Jadinjangan menyepelekannya. Kau mengerti, (name)?"

Kau mengangguk kaku dan kembali melihat kipas itu. Sepertinya suatu pikiran melintas di benakmu.

Apa kau bisa menjadi Onmyoji sungguhan?

+ + + +

Matahari sudah terbenam dan tubuhmu kau rebahkan diatas meja di gudang itu. Setelah setengah hari mempelajari berbagai gulungan, pikiranmu penat juga.

Anri muncul setelahnya, menyampaikan pesan dari master yang mengatakan bahwa sudah waktunya untukmu beristirahat.
Wanita pohon sakura itu juga sudah menyiapkan air hangat untukmu, ucapnya sebelum mengambil alih gudang untuk dia rapikan.

"Melelahkan juga, ya?" gumammu lesu. Anri tertawa kecil. "Walau begitu, aku percaya (name)-sama akan segera menjadi seorang Onmyoji seperti master. Semua butuh waktu, tak perlu terburu-buru."

"Tetap saja.." Kau bangkit dengan alis mengerut.

Sekali lagi Anri menjawab setelah sebuah ide muncul di benaknya. "Bagaimana kalau malam ini kubuatkan kudapan untuk (name)-sama? Untuk hasil kerja keras hari ini. Katakan saja apa yang kau suka, nanti akan kubuatkan!"

Hatimu seketika berbinar-binar. Kau suka sekali dengan kudapan, apalagi salah satunya yang menjadi favoritmu sudah lama sekali tak kau rasakan berkat perjalanan yang jauh.

Setelah memberitahukan Anri kudapan favoritmu, dia mengangguk, dan menerima permintaanmu. Barulah kau beralih dari gudang itu menuju onsen berada, dimana kau menyelamkan tubuh dan pikiran penatmu yang hanyut dalam hangatnya air itu.

+ + + +

"Selamat makan!~"

Lahap sekali kau menyantap hidangan malam ini. Jelas, kau sudah mengerahkan pikiran, jiwa, dan raga mu untuk belajar setengah harian ini.

Master terkekeh melihatmu. Anri meletakkan kudapan disampingmu sebelum beralih memberikan bagian juga pada para Kappa.

"Bagaimana hari ini? Penat jelasnya?" tanya master.

Tak bisa kau pungkiri itulah yang terjadi. Meski, ya, kau mempelajari banyak hal yang tak kau ketahui sebelumnya.
Walau begitu, firasat dalam dirimu mengatakan kau akan segera melaluinya dengan baik cepat atau lambat. Menjadi Onmyoji sudah ada jelas di depanmu sekarang.

Master tampak senang mendengarkanmu. Dia pun yakin kau akan segera mengimbanginya.

"Oh ya, (name). Ada hal penting yang bisa kau lakukan setelah ini," katanya, mengalihkanmu dari kudapan yang sedang kau santap itu.

"Aku sudah menemukan satu yang cocok untukmu."

+ + + +

To be continued..

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro