Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Action 4

Flashback Start

Sraakkk!!

Inspektur Huang  You Ming setengah melempar satu berkas file ke meja kapten Zhang. Dari dalam map berwarna biru itu tampak menyembul beberapa lembar kertas.

Kapten Zhang ternganga. Sebelum dia sempat membuka mulut untuk bertanya, Inspektur Huang sudah lebih dulu menjelaskan.

"Itu file berisi catatan organisasi pembunuh bayaran terselubung yang dibentuk oleh beberapa anggota klub elit para pengusaha di kota."

Kapten Zhang mengambil map itu, membolak balik berkas, membaca sejumlah informasi detail.

Dia mengangkat alis, organisasi tersebut melibatkan beberapa nama yang dikenal memiliki reputasi tidak tercela di kalangan masyarakat. Bahkan diantaranya ada yang menjadi donatur tetap sebuah yayasan sosial. Dalam berkas itu terlampir beberapa helai foto yang memuat para tokoh penting dalam organisasi.

"Terkejut bukan?" Inspektur Huang menghempaskan diri di kursi.

"Aku juga tidak menduga, di bawah helai dasi dan pakaian mahal mereka, ada rahasia-rahasia kotor yang tak terjangkau."

Sang inspektur berusia sekitar empat puluhan dan berwajah keras itu mendecakkan lidah beberapa kali.

"Tapi -- apa motif mereka membentuk organisasi pembunuh bayaran?" gumam kapten Zhang, pertanyaan yang terdengar tidak relevan dengan statusnya sebagai detektif handal yang sudah wara wiri di dunia kriminal selama lima tahun.

"Pertanyaan tolol," Inspektur Huang menggerutu. Tidak mengharapkan kenaifan itu datang dari salah satu detektif handal dalam timnya.

"Tentu saja mereka ingin melindungi bisnis mereka sendiri dari ancaman musuh terselubung. Aksi mereka sangat halus dan nyaris tidak pernah terdeteksi."

"Berapa lama mereka beroperasi?"

"Belum diketahui pasti sejak kapan mereka terbentuk. Tetapi rumor telah beredar sejak dua tahun lalu. Mereka orang-orang besar dan memiliki koneksi ke pimpinan polisi dan juga kejaksaan. Sebenarnya sulit menyentuh mereka tanpa dukungan kuat dari atasan tetapi sekarang kita harus benar-benar bergerak menangkap basah aksi para pembunuh bayaran itu, mengumpulkan bukti dan menangkap pimpinannya."

Kapten Zhang mengangguk-angguk, otaknya tak berhenti memikirkan banyak pertanyaan dan juga kemungkinan.

"Jadi foto-foto dalam berkas ini adalah para pengusaha yang terlibat?" ia menoleh pada inspektur.

"Ya. Ada lima orang. Empat orang hanya berperan sebagai anggota pasif, hanya mengalirkan dana besar untuk merekrut beberapa orang pembunuh handal dan sniper hebat. Yang paling meresahkan adalah pimpinan aktif yang kabarnya sering berperan serta dalam melaksanakan rencana-rencana jahat mereka."

"Jadi target utama kita adalah sang pimpinan?" Kapten Zhang memastikan.

Sang inspektur mengangguk, memutar-mutar ballpoint diantara jemarinya.

"Akan lebih mudah jika pimpinan tertinggi mereka ada dalam genggaman kita. Sisanya bisa ditangani dengan lebih cepat."

Kapten Zhang mengamati lembar demi lembar foto para pengusaha berpenampilan menipu. Dia menautkan alis.

"Siapa diantara orang-orang ini yang merupakan pimpinan?" Ia bertanya bingung.

Inspektur melirik galak.

"Namanya Gong Jun. Dia pemilik sebuah klub malam dan kasino terbesar di Newyork. Fotonya ada dalam berkas. Jangan tertipu dengan penampilannya. Dia memang masih muda, dan sialnya -- sangat tampan. Jadi, sangat mudah baginya mengelabui orang dengan wajah malaikat yang ia miliki."

Nada suara inspektur Huang terdengar sebal dan penuh kedengkian saat mengatakan detail tentang Gong Jun. Kapten Zhang menyeringai, dia kembali membolak-balik file.

"Tidak ada satu pun foto pemuda tampan di dalam berkas ini. Hanya ada empat lembar foto, itu pun foto kakek-kakek semua.." kapten Zhang mendengus tidak puas.

Inspektur Huang mengernyit dalam-dalam. Tangannya bergerak mencari-cari sesuatu dalam tumpukan berkas di meja, dia bahkan membuka laci.

"Aku yakin sudah melampirkannya dalam map biru barusan."

Kapten Zhang mengangkat keempat foto sehingga sang inspektur bisa melihat bahwa ucapannya benar.

"Mungkin terselip di suatu tempat."

Inspektur Huang terus mencari hingga berjongkok di antara tumpukan kertas dalam kardus-kardus putih.

"Nah ini dia!" Ia berseru, menjatuhkan bahu hingga menyentuh lantai dan tangannya terulur menjangkau sesuatu di dekat kaki meja.

"Foto yang malang. Mungkin ada tikus menggigit dan menyeretnya hingga jatuh ke bawah meja, tikus mungkin mengira itu foto makanan."

Inspektur Huang tertawa puas dengan lelucon garingnya. Dia berdiri, meniup-niup lembar foto yang dilapisi debu tipis.

Dia berjalan ke arah meja kapten Zhang, melempar foto itu sembarangan.

Hmmm... Setampan apa sampai tikus pun jatuh cinta? batin kapten Zhang penasaran.

Kapten Zhang meraih lembar foto itu, seorang pemuda berwajah aristokrat dengan penampilan rapi berkelas. Bahkan dalam foto, sepasang mata cemerlang itu seakan penuh ancaman.

Wowww...

Kapten Zhang menelan ludah.

Sayang sekali, pemuda sekeren ini jadi penjahat.

"Ehm -- ehmmm!" Inspektur Huang terbatuk-batuk. Menyeret kapten Zhang dari dunia pesona kembali ke kenyataan.

"Kenapa matamu nampak berbinar-binar terpesona melihat foto Gong Jun? Ingat! Dia bukan pemuda idaman, dia sangat berbahaya dan tugasmu adalah menangkapnya, bukan mengaguminya."

Kapten Zhang dilanda rasa malu dan canggung mendengar sindiran keras sang atasan.

Dia melempar foto itu dengan kasar.

"Siapa bilang aku terpesona?" Ia mengungkapkan bantahan.

"Aku pasti akan menangkapnya."

"Itu bagus! Jangan berpikir yang bukan-bukan. Sudah banyak yang terkecoh dengan penampilannya."

"Kau pikir aku anak ingusan yang tidak bisa membedakan mana iblis mana malaikat?" Kapten Zhang merengut. Diam-diam melirik lagi foto luar biasa itu, mengerahkan seluruh kebencian yang ia punya pada sosok dalam foto agar dia sanggup menangkapnya jika saatnya tiba.

Inspektur Huang terbahak.

"Kau memang detektif handal kebanggaanku. Jangan hancurkan reputasi kita dengan berbelas kasihan pada penjahat hanya karena dia tampan. Dan ya -- kudengar dia sudah memiliki pacar."

Sepasang kaki panjang dan ramping kapten Zhang lemas seketika.

Inspektur Huang melirik cepat, mengamati reaksi anak buah andalannya.

"Siapa?" Dia tidak tahan untuk tidak bertanya.

Inspektur Huang melirik terheran-heran. Ada ekspresi sinis yang menusuk di wajahnya.

"Aku tidak jelas soal informasi itu. Lagipula apa hubungannya status si Gong Jun itu dengan pekerjaan kita. Apa kau berminat menjebak Gong Jun lewat pacarnya? Jangan mempersulit keadaan. Fokus saja pada aksi para pembunuh bayaran itu!"

Kapten Zhang menggaruk-garuk tengkuknya.

"Sudah ada dua kasus pembunuhan misterius, di tangan korban selalu ada kertas kecil bergambar burung gagak. Pembunuh itu mengolok-olok kita dengan meninggalkan ciri khas mereka," Inspektur Huang melanjutkan. Dia kini duduk bertumpang kaki. Wajahnya sangat serius sementara mulutnya komat kamit bawel.

"Karena itulah mereka disebut The Crow."

"The Crow?" ulang sang kapten. Dia mengatupkan rahang kuat-kuat.

Nama itu terdengar berbahaya.

"Para pembunuh bayaran dalam organisasi The Crow mulai melebarkan aksinya dengan menerima job dari luar. Siapapun yang berani membayar mahal, mereka akan membunuh target yang diinginkan klien."

"Hmmm-- cukup berbahaya dan menantang. Aku jadi tidak sabar..." Desis Kapten Zhang, semangat tiba-tiba membanjiri dirinya.

Ketika itu ponselnya yang tergeletak di atas meja berdering. Ju Jingyi, tunangannya, menelepon.

Sebelum ia menjawab panggilan tersebut, sang kapten melirik foto Gong Jun sang pimpinan The Crow, sekali lagi.

"Ya Hallo Jingyi?"

"Zhehan, aku hanya ingin memberitahumu nanti malam aku tidak jadi tampil di teater. Aku akan pergi ke rumah nenek. Kudengar dia jatuh sakit."

"Hmm.. jadi bagaimana dengan pertunjukanmu?"

Yang dimaksud kapten Zhang adalah pertunjukan balet yang diadakan di teater yang digadang-gadang sebagai pertunjukan balet terbesar tahun ini.

Ju Jingyi adalah salah seorang balerina terbaik, tercantik dan terpopuler.

"Rebecca akan menggantikan posisiku."

"Begitu rupanya. Tapi kenapa mendadak sekali?"

"Ya. Aku juga tidak memiliki persiapan. Asalkan pertunjukan lancar dan tim ku sukses. Tidak masalah siapa yang tampil bukan?"

"Kau benar."

Kapten Zhang memikirkan sesuatu sejenak, lantas berbasa-basi.

"Apa aku harus mengantarmu ke rumah nenek?"

Hening sesaat. Ju Jingyi nampaknya tengah memilah jawaban untuk pertanyaan sederhana itu.

"Jika kau ada waktu luang. Akan sangat menyenangkan pergi bersama denganmu."

Kapten Zhang menghela nafas. Sekali lagi tatapannya jatuh di atas foto Gong Jun.

"Aku akan mengabarimu lagi nanti."

"Baiklah, Zhehan. Aku tutup teleponnya. Sampai nanti."

"Ya. Sampai ketemu lagi."

"Apa kau merindukanku?" Ju Jingyi melontarkan satu pertanyaan manis terakhir.

Kapten Zhang tersenyum tipis.

"Ya.."

Percakapan pun berakhir.

Dia menaruh ponsel, menyadari tatapan curiga dari inspektur Huang. Dia menoleh dan tersenyum.

"Apa kau berniat pergi kencan nanti malam?" tanya inspektur.

Kapten Zhang mengangkat bahu.

"Aku belum tahu."

Sang Inspektur melempar ballpoint ke tumpukan berkas, dan berkata setengah mengomel.

"Utamakan pekerjaan! Sore nanti ada rapat bersama pimpinan di markas pusat. Kau harus hadir di sana!"

Inspektur berdiri, melongok ke sisi lain dari ruangan luas itu.

"Aku ingin kopi! Pesankan aku Black currant Americano!" ia berteriak pada seorang opsir jaga.

"Baik inspektur!"

Kapten Zhang diam-diam menghembuskan nafas lega.

Jadi aku tidak perlu mengantar Jingyi pergi. Aku akan hadir dalam rapat khusus penyergapan organisasi The Crow.

Rasanya tidak sabar ingin melihat langsung penjahat berwajah malaikat itu. Seperti apa dia sebenarnya. Apakah ia sekeren dan setampan dalam foto?

Gong Jun!

Flashback End.

To be continued

Please vote and comment buat kapten dan penjahat keren 😉

Salam Langlangding 💙

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro