Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

0 1 - pt II

Zavrlina merasakan guncangan di sekitarnya dan sesuatu menggelitiki kakinya, Zavrlina mengerang dan menutup wajahnya dengan selimut, sesuatu itu serus menggelitikinya dan mengguncangkan sekitar kasurnya, ia mendendang apapun itu dan mendengarkan suara bedebum dan erangan.

"Ugh kak! Sakit tau!" Erang Tobias. huh? Tobi? Batin Zavrlina. Zavrlina membuka matanya dan melihat Tobias yang sedang mengusap bokongnya, Zavrlina mendengus geli dan merebahkan dirinya lagi.

"Kak ayo! Kau harus latihan sebelum pergi dan itu seminggu dari sekarang." kata Tobias dengan semangat, Tobias menarik narik tangan Zavrlina, Zavrlina mengerang dan segera bangkit.

"Oke oke, aku akan siap siap dulu." kata Zavrlina dan Tobias tersenyum senang, segera Tobias keluar dari kamar Zavrlina tanpa menutup pintu kamarnya, ia mengerang dan menutup pintu itu kasar, Zavrlina segera mengambil sport brany, celana yoga dan jaket jogging, ia berjalan ke kamar mandi, dan bersiap siap. 10 menit kemudian Zavrlina turun dan mendapati Tobias dan Zade tengah menonton acara pagi di televisi, Zavrlina mengangkat satu alisnya dan menyilangkan tangannya, Zade menatap kearah Zavrlina dan tersenyum, Zade berjalan kearah Zavrlina dan memgecup kening gadis itu.

"Pagi princess." katanya dan aku terkekeh. "Pagi Zadyy" balas Zavrlina dan ia mengecup pipi Zade, Zavrlina harus berjinjit, karena Zade tinggi menjulang sedangkan Zavrlina hanya sebatas dadanya.

"Well, sepertinya semuanya sudah kumpul, aku rasa kita bisa mulai." kata Tobias bersemangat,Zavrlina memutarkan bola matanya, Zade mengacak acak rambut Zavrlina dan mulai ber jogging menyusul Tobias, Zavrlina pun langsung menyusul mereka.1 jam kemudian mereka berhenti, mereka berjogging mengelilingi sekitar komplek dan memutarinya selama 1 jam, itu mampu membuat Zavrlina pusing dan lapar.

"Ayo kita lari lagi!" kata Tobias dan Zavrlina memandangnya kesal. "Hei! Aku bahkan belum sarapan, aku lapar," kata Zavrlina dan Zade terkekeh. "Yasudah, kita sarapan dulu di kedai di ujung jalan sana" kata Zade, Tobias berlari terlebih dahulu. Anak ini sangat bersemangat, batin Zavrlina dan ia menggelengkan kepala. Zade menggandeng tangan Zavrlina dan mereka berjalan ke kedai itu.

Sebenarnya kalau Zade bukan sahabat satu popok Zavrlina, gadis itu sudah mengencaninya, tetapi Zavrlina terlalu nyaman sehingga takut jika mereka berkencan akan merenggangkan persahabatan mereka saat mereka sudah tidak berkencan lagi, Zade mengatakan ia menyayangi Zavrlina sebagai adik kecilnya, awalnya Zavrlina sangat tidak terima dan sedih, tetapi ia beradaptasi dengan itu.

Zaderin korta, anak tunggal dari pasangan Lily korta dan Jon korta, tingginya 6'3 rambut coklatnya, mata abu abunya dan rahang yang tegas, badan yang terlatih. Ah aku bahkan tidak tahu harus mengatakan apa lagi, ia sangat tampan batin Zavrlina.

Mereka memasuki kedai dan menemukan Tobias yang sudah duduk dan menatap daftar menu di depanya, Zavrlina dan Zade menghampiri Tobias dan duduk di depanya. "Hei, kalian lambat sekali jalanya" kata Tobias dan Zavrlina mendengus kesal, Zavrlina merebut buku menu dari Tobias dan Tobias terlihat kesal, Zade memanggil pelayan dan mereka mulai memesan makanan.

"Jadi apa yang akan kami lakukan saat di sana?" Tanya Zavrlina dan Tobias menatap Zavrlina serius. Duh, anak ini banyak gaya, batin Zavrlina, Tobias mengelus dagunya. "Hmm, kita akan memasak," kata Tobias membuat Zavrlina menatapnya kesal.

"Tentu saja kita mendaki," kata Tobias sebal, Zade tertawa sedangkan Zavrlina menatapnya kesal, makanan mereka sudah datang dan mereka mulai memakan makanannya. "Ah kak, nanti aku akan membantu mu mengepak barang mu di tas mu, dan ingat, kita mendaki jadi kita menggunakan tas gunung, bukan koper." kata Tobias dan Zvrlina menjitak jidatnya.

"Aku tidak sebodoh itu," gerutu Zavrlina kesal, Tobias hanya tersenyum geli sedangkan Zade terkekeh. "Ugh kalian menyebalkan," gerutu Zvrlina dan melanjutkan makanannya. "Ah Zade, bagaiman tempat kerja mu?" Tanya Zavrlina, Zade akan segera menggantikan ayahnya yang seorang CEO, karena ia anak tunggal, ia tidak memiliki pilihan lain, karena ia ingin membangun perusahaannya sendiri, bukan meneruskan.

"Seperti biasa, membosankan," kata Zade dengan nada bosan dan Zavrlina terkekeh, gadis itu mencubit perut Zade dan membuatnya meringis. "Hei, jangan seperti itu, banyak orang yang ingin berada di posisi mu, kalau kau terus seperti ini, orang lain akan mengambil posisi mu." kata Zavrlina, Zade pun mengacak acak rambut gadis itu.

"Terkadang kau bisa menjadi dewasa." kata Zade dan Zavrlina memanyunkan bibirnya, Zavrlina meletakan garpunya dan menyenderkan tubuhnya. Aku tidak bisa makan terlalu banyak, memang aku lapar, tapi saat aku makan, aku hanya bisa menampung sedikit, ada yang seperti ku? batinnya.

Setelah Tobias dan Zade menghabiskan makanan mereka, mereka membayar makanan mereka dan mulai berjalan ke rumah Zavrlina, Zade pun begitu, karena dulu saat kuliah, ia sering menginap di rumah Zavrlina, jadi Zade memiliki lemarinya bahkan kamarnya sendiri di rumah gadis itu, Ayah dan Ibu Zavrlina tidak keberatan dengan itu, maka dari itu ia terkadang suka lupa diri dan menginap berminggu minggu.

Saat mereka sampai di rumah, Zavrlina bergegas ke kamarnya dan mandi dengan air dingin, surga dunia. Setelah selesai membersihkan tubuh, Zavrlina kembali kepada hidupnya, ya, sebagai penulis, tentu saja banyak deadline yang harus ia kejar, ia masih harus membuat 100 halaman lagi dan gadis itu baru setengah jalan, karena terlalu sering di depan layar komputer, Zavrlina memakai kacamata jika membaca dan membawa kendaraan, tetapi min yang ia miliki tidak terlalu tinggi.

Tiba tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya dan Zade muncul dari balik pintu, ia langsung masuk, menutup pintu dan merebahkan tubuhnya di atas kasur Zavrlina, ia biasa seperti itu, dan yang Zavrlina tahu, jika seperti itu, Zade sedang ada masalah, Zavrlina menghentikan kegiatannya dan berjalan kearah Zade, gadis itu merasa ngantuk dan pegal pegal, Zavrlina merebahkan tubuhnya di samping Zade dan memeluk pria itu, Zade melingkarkan tanganya di bahu Zavrlina dan memainkan rambut Zavrlina, aneh bukan? Mereka hanya sahabat tetapi berperilaku seperti pasangan, Zavrlina terkadang berharap Zade lah pendamping hidupnya, tetapi jauh di lubuk hati gadis itu ia tahu kalau itu tidak akan terjadi.

"Ada apa?" Tanya Zavrlina."Hanya beberapa investor yang mulai meraguka ke unggulan perusahaan ku," kata Zade datar dan Zavrlina mengangguk, ia merasakan kelopak matanya semakin memberat. "Jika seperti itu, kau harus menjalankan kewajiban mu sepenuh hati, maka kau akan di mudahkan." kata Zavrlina dengan suara kantuknya, Zade terkekeh dan mengecup puncak kepala Zavrlina dan gadis itu pun tertidur di pelukanya.

Zavrlina terbangun karena perutnya berbunyi, ia merenggangkan tubuhnya dan tidak menemukan kehadiran Zade di sekitarnya, Zavrlina hanya mengedikan bahu dan berjalan ke kamar mandi dan membersihka tubuhnya, ia melihat kearah jam dinding kamarnya dan menunjukan ini waktunya makan siang.

Wow aku tidur sangat lama, batin Zavrlina

Setelah selesai membersihkan tubuhnya, Zavrlina memakai kaos polos, legging, ia menguncir kuda rambutnya dan berjalan kearah bawah, Zavrlina mendapati Tobias sedang bermain dengan Xbox nya, kalian pasti bingung kenapa ia tidak

sekolah, itu karena ia sedang liburan semester, maka dari itu ia mengajak Zavrlina mendaki, Zavrlina memcium aroma yang harum dari arah dapur, ia berjalan kearah dapur dan mendapati Zade yang tengah memasak. "Hei" sapa Zavrlina dan Zade nampaknya sedikit terkejut, Zade menoleh kearah Zavrlina dan menatap gadis itu kesal, Zavrlina terkekeh dan berdiri di sampingnya.

"Ada yang bisa ku bantu?" Tawar Zavrlina "Karena sebentar lagi akan jadi, bagaimana kalau kau menyiapkan alat makanya?" Tanya Zade dan Zavrlina mengangguk, ia mempersiapkan 3 piring dan 3 pasamg sendok garpu, hari ini Ibu membantu Ayah di kantor dan meninggalkan mereka berdua di rumah, untung saja ada Zade, jadi rumah ini tidak begitu sepi.

"Tobi, matikan dulu gamenya, kita makan siang." teriak Zavrlina dan beberapa saat kemudian Tobias sudah duduk manis di salah satu kursi meja makan, Zavrlina terkekeh dan memberikan piringnya, Zade membuat crispy chikcpea pita buatanya adalah yang terbaik, mereka mulai memakan makanan mereka, Tobias sangat antusias dengan makanannya hingga hanya dalam 3 menit makanannya telah habis.

"Tobi, kau makan tidak di kunyah?" Tanya Zavrlina dan Tobias hanya menunjukkam cengiranya, Zavrlina dan Zade hanya menggeleng, bocah itu segera membawa piringnya ke tempat cuci piring dan kembali memainkan Xbox nya, tidak lama setelah Tobias selesai, aku selesai dan segera mencuci peralatan dapur yang kosong, Zade pun menaruh pirig kotornya.

"Maafkan aku tidak bis membantu mu, Ayah kubutuhkan ku" kata Zade, Zavrlina tersenyum dan mengangguk. "Tidak apa, terimakasih telah membuat kami makan siang" Kata Zavrlina dan mengecup pipi Zade, Zade terkekeh dan mengecup puncak kepala Zavrlina.

"Aku akan kesini setelah selesai dengan ayah ku" Kata Zade dan memgecup pipi gadis itu, Zavrlina mengangguk dan melembaikan tangannya, Zade berpamitan dengan Tobias dan keluar dari rumah ini. "Jadi kak, kita akan bermain apa?" Tanya Tobias dan Zavrlina terkekeh geli, tahu apa yang akan mereka lakukan.

Zavrlina mengeluarkan minuman bervitamin rasa lemon, ia melubangi tutup botol itu dan tersenyum geli kearah Tobias. "Oh kak, aku tahu apa yang akan kau lakukan." Kata Tobias. Mereka keluar rumah dengan membawa botol di masing masing tangan, Zavrlina mengendap endap ke belakang mobil, sedangkan Tobias berdiri di depan mobil dan menaruh botol vitamin itu di antara pahanya. Menunggu sang empunya mobil keluar, di saat itulah Tobias beraksi. Ia memencet botol itu sehingga air minuman itu keluar dari lubang. "Hei! Bocah badung! Apa yang kau lakukan disana?!" Teriak sang empunya. "Tobias! Lari!" Bisik Zavrlina. Tobias tertawa dan berlari bersama kakaknya. Mereka melakukan hal itu berulang ulang. Tak jarang orang yang mereka usili mengejar mereka, tetapi mereka terlalu cepat.

Mereka terengap-engap saat berhenti di halaman depan rumah mereka. Mereka saling menatap lalu tertawa. Sudah lama sejak terakhir kali mereka bermain seperti ini. Mereka selalu di sibukan dengan ke sibukan sendiri. Tiba tiba Zavrlina memeluk Tobias, dengan senang hati Tobias membalas pelukan kakak satu satunya itu. "Hei kak, mereka mengatakan pada ku kalau mereka memajukan jadwal mendaki kita menjadi lusa nanti" kata Tobias, Zavrlina melepas pelukannya dan menatap adiknya.

"Ugh! Kau pasti bercanda." Kata Zavrlina, tetapi Tobias menggeleng kepalanya. "Mereka mengatakan kalau jalur pendakian akan segera di tutup, jadi mereka memajukan hari pendakian kita menjadi lusa." Kata Tobias. Zavrlina hanya mengusap wajahnya. "Baiklah, aku rasa aku harus bersiap siap." Kata Zavrlina dan Tobias mengangguk setuju. "Ya, aku rasa aku juga, dan jangan lupa kau memberitahu Zade." Kata Tobias dan Zavrlina mengangguk. Mereka memasuki rumah dan menuju ke kamar masing masing. Zavrlina mencabut handphon yang sedang ia charge dan segera menelfon Zade.

"Hallo." kata Zavrlina. "Ah princess, ada apa?" Tanya Zade. "Um, Tobias bilang kalau pendakiannya di majukan, jadi lusa nanti kita akan mendaki." Kata Zavrlina, terdengar suara hembusan nafas disana. "Maafkan aku Princess, jika lusa, aku tidak bisa." Kata Zade. Perasaan kecewa meliputinya, tetapi ia mengesampingkan rasa egoisnya. Pasti ini karena pekerjaannya kata Zavrlina. "Uh, baiklah." Kata Zavrlina. "Maaf princess, kau tidak marahkan?" Tanya Zade dan Zavrlina terkekeh. "Tentu tidak, ini pasti karena pekerjaan mu, maaf aku mengangganggu, dahh Zade." Kata Zavrlina dan segera menutup telfon setelah mendapatkan balasan dari Zade.

Zavrlina memandang kearah kamarnya. Sangat berantakan gumam Zavrlina. Ia merenggangkan tubuh dan mulai membereskan kamarnya. Tidak jarang ia menemukan barang barang lama yang tidak ia perdulikan. Ia menata kembali kamarnya, ia seorang penimbun. Sehingga ia bingung dengan barang yang terkumpul di dalam plastik. Mau aku apakan barang ini batin Zavrlina. Ia membawa bungkusan plastik itu keluar dari kamarnya. Saat ia turun, ia mendapatkan Ibunya tengah memasukan stok makanan kedalam kulkas.

"Zavy, tumben kamu merapihkan kamarmu" kata Nyonya Sue. Zavrlina hanya menyengir dan membawa plastik itu keluar kamar. Sekelebat, Zavrlina melihat sepasang mata amber itu. Mata yang selalu menjadi pemandangan terakhir disaat ia terlelap. Zavrlina menggedikan bahunya dan berjalan masuk kedalam rumahnya. Ia membantu Ibunya untuk membereskan rumah.

"Kau tidak ada novel yang perlu kau ketik?" Tanya Nyonya Sue dan Zavrlina menggeleng. "Aku sudah menyelesaikanya, bahkan lebih." Kata Zavrlina dan Nyonya Sue hanya mengangguk.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro