Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

CHAPTER 2

Pintu terdengar dibanting dengan kesal saat seorang dengan jas putih panjang keluar dari ruangan. Pria itu menyurai rambut coklatnya ke belakang dan membuang napas berat. Ia berjalan pelan, menunjukkan wibawa yang tak pernah luntur sebelumnya. Langkah tegas dan tatapan tajam, ia Daniel.

Salah satu ilmuwan yang bekerja di Organisasi SCP dari ratusan bahkan ribuan ilmuwan lain. Ia ditugaskan untuk memimpin penelitian entitas baru, dan ia menemukan kejanggalan besar dalam makhluk berkode SCP-096 tersebut. Entitas itu akan membunuh siapa saja yang melihat wajahnya, langsung maupun perantara. Ia humanoid jangkung dengan mulut terbuka tiga kali lebar mulut manusia. Putih pucat agak abu-abu, telanjang, dan kerempeng seperti tulang dibalut kulit. Terlihat rapuh namun sangat mematikan dalam satu waktu.

Daniel kembali ke ruangannya. Mendekati meja kerja besar yang hampir tak terlihat karena berbagai benda di atasnya. Dengan geram ia menghempaskan setumpuk kertas tebal yang tertata rapi ke tempat sampah. Duduk di bangku kerja beludrunya dan menghempas tubuhnya pada punggung kursi dengan lelah.

Mengusap wajahnya kasar, dan menatap langit-langit ruangan yang hanya memiliki satu lampu besar penerangan. Semuanya hanya sia-sia. Usahanya untuk mendapat persetujuan demi memusnahkan SCP-096 selalu ditolak. Daniel tahu seberapa berbahayanya entitas itu, sangat mungkin makhluk itu adalah bom waktu. Yang bisa meledak tanpa bisa diprediksi.

Daniel mengerjap pelan. Ia bahkan masih bertanya-tanya, untuk apa ia diutus untuk memimpin penelitian SCP-096 jika setiap tindakannya ditolak dan ditentang? Daniel secara sadar ingin menolong, ingin semua hal berjalan baik-baik saja. Dengan memusnahkan SCP-096. SCP itu terlalu berbahaya.

Dewan O5 bahkan mengklasifikasikan SCP itu di kelas euclid*. Dan menjadi tanggung jawab besar pada Daniel untuk selalu mengamankan bahkan menetralisir SCP-096 dari amukan luar biasanya. Mengingat kembali saat tim Zulu 9-A tidak menyisakan satupun anggota karena serangan SCP tersebut, Daniel berusaha meneliti entitas itu dan menemukan akar masalahnya.

Hingga ia memutuskan untuk memusnahkannya. Semua telah diperhitungkan selama bertahun-tahun. Daniel yakin itu adalah keputusan paling benar.

"Ditolak lagi, Dan?" suara itu membuyarkan ketenangan Daniel. Ia meluruskan pandangan, menata ulang ekspresi dan memutar kursinya 90 derajat dengan sempurna. Menatap langsung pada Oleksei yang menjabat sebagai asistennya.

Pria itu masih berdiri di ambang pintu, sedikit bersandar dan menyilangkan kedua tangan di depan. Sepertinya ia telah memperhatikan kegusaran Daniel sejak tadi. Memaklumi perasaan frustasi yang didapat Daniel karena kegagalan telak atas penolakan para dewan.

"Lanjutkan. Aku mau semua berjalan lancar," balas Daniel tanpa ingin menyinggung ketidaklancaran kerja sesaat lalu. Ia tidak senang atas kegagalannya sendiri. "Dan pastikan tidak ada kejadian aneh, laporkan statistik aktivitas 'Shy Guy' itu secepatnya. Apa ia akan tetap mondar-mandir, atau melakukan hal lain. Aku ingin ada observasi segera untuk lanjutan penelitian kemarin, tidak ada liburan sebelum aku benar-benar mendapat informasi pasti dari entitas itu. Mengerti?"

Dokter Oleksei menegakkan tubuhnya, berbalik dan meninggalkan ruangan. Ia sangat lelah menghadapi sikap arogan Daniel. Pria itu hanya ingin kesempurnaan, tidak boleh ada kecacatan dalam penelitian. Atau Daniel akan mendepak salah satu dari mereka atas atau tanpa dasar kekeliruan.

Ilmuwan lain bahkan sering berbisik dan mengatai Daniel sebagai 'strict scientist' atau 'Mr. Perfect' dan lain sebagainya untuk balas dendam. Daniel tahu itu. Namun bukan sebuah sikap yang baik untuk menegur mereka hanya karena hal tersebut, mereka memiliki hak untuk itu.

Daniel membuka buku cacatan usangnya. Ia ingat, dulu ia pernah mencatat koordinat titik letak SCP-096 ditemukan untuk pertama kali dari wawancara terakhir. Setelah beberapa waktu mencari, Daniel menemukannya. Di sela-sela buku catatan data SCPs dua tahun lalu. Suatu saat, ia akan menyerahkan tugasnya pada Oleksei.

Daniel telah bertekad untuk mencari tahu cara terbaik untuk memusnahkan SCP-096, dan tanpa penolakan dewan. Ia harus segera berkemas, dan pergi ke tempat tersebut sebelum fajar. Daniel ingin segera menetralisir SCP itu, agar semuanya aman. Termasuk dirinya sendiri.

🍁🍁🍁

Hampir satu bulan Daniel meninggalkan site, dan para pekerja cukup bekerja keras di bawah tekanan Oleksei. Beberapa dari mereka bahkan merasa lebih baik saat Daniel memimpin daripada pria keras sok tahu yang menjabat sebagai asisten.

Siang itu seharusnya menjadi hari di mana ketenangan berlangsung. Menikmati jam istirahat dengan minum kopi, makan donat kentang, bagelen, atau semacamnya sambil menonton video YouTube. Kedengaran tenang dan menyenangkan di antara pekerjaan berat yang setiap hari mereka pikul. Namun, tidak untuk jam istirahat saat ini. Mereka sibuk, sangat sibuk hingga tak ada wajah tenang di antara para ilmuwan yang bekerja. Mereka tegang, kadang menyeka keringat, dan bergantian mengerjakan sesuatu.

"Tunggu. Ada apa dengan makhluk aneh itu? Dia bergerak tidak beraturan kali ini. Dia kelihatan berlari-lari di dalam sana," ucap salah seorang ilmuwan yang mengawasi status pergerakan Entitas.

Hingga hal mengerikan terjadi. Aktivitas pasif SCP-096 meningkat, titik merah dalam kotak yang terpatri dalam layar monitor bergerak cepat secara acak. Terlihat panik dan ketakutan. Titik merah adalah entitas, dan kotaknya berarti kubus baja kedap udara tebal yang menahan SCP-096.

"Sialan! Apa yang terjadi? Dia mendobrak keluar? Tidak bisa. Dia akan membunuh kita jika itu terjadi."

Mereka semakin panik saat entitas menghantam kubus baja hingga muncul beberapa penyok. Kaca anti-peluru transparan yang membiarkan mereka melihat kubus baja secara langsung, menambah kengerian. Penyok baja mencuat dan timbul lubang seukuran kepala manusia.

"Aktifkan perlindungan perangkat dua!" bentak salah satu ilmuwan yang lebih panik. Ia tidak lagi bisa berpikir jernih.

Kubus baja yang lebih besar dan lebih tebal turun dari langit-langit, mengurung kubus baja lain yang masih menampung amukan SCP-096. Tidak bertahan lama, setelah kubus baja lebih besar terkunci sempurna kubus di dalam telah sobek seperti kertas tisu.

Makhluk itu menjadi-jadi, terus membenturkan diri memunculkan penyok lain di kubus baja perlindungan ke dua. Ilmuwan yang bertambah panik, akhirnya memutuskan untuk memanggil tim Echo Romeo-tim khusus yang menangani SPC-096 saat terjadi hal tidak diinginkan-untuk setidaknya memperlambat amukan. Sehingga, beberapa dari para ilmuwan bisa selamat.

Setelah tim masuk, pintu utama untuk keluar dari ruang observasi terkunci. Tak ada satupun orang yang bisa membukanya, finger print, eye scanning, key card, atau apapun tak membuahkan hasil. Mereka terjebak, dengan sebuah entitas mengerikan yang bahkan bisa memakan mereka tanpa sisa-menurut penelitian lanjutan informasi bahwa tak ada jasad yang utuh saat amukan SCP tersebut mencapai puncaknya.

Mereka sadar mereka tidak akan selamat. Jadi, mereka memilih untuk berusaha memperlambat SCP-096 dari amukan. Atau bahkan menenangkan. Mereka rela mati untuk itu saat ini. Ketakutan tercetak jelas dari wajah-wajah para ilmuwan yang terkunci, juga para tim yang berusaha menembaki SCP-096 yang berhasil keluar.

"Ini tidak akan berhasil! Kita akan mati! Benar-benar mati!"

"Kau bekerja untuk ini, bodoh! Lakukan tugasmu untuk melindungi orang lain!"

Mereka mengambil senjata yang ditinggal oleh pemiliknya karena telah dimakan. "Bahaya! Aktivasi keamanan kode lima! Kami akan menghalangi jalannya!"

"Aku mohon tidak!! Jangan lakukan itu! Siapapun! Tolong aku! Aku ingin hidup!!"

"Jangan dengarkan omong kosongnya! Cepat!!"

Salah satu dari mereka menarik kerah jas ilmuwan lain. Dengan marah ia menghantam wajahnya hingga tersungkur, melemparkan senjata laras panjang yang sebelumnya ia gunakan untuk menyerang entitas. "Apa kau bilang, sialan!? Mati untuk dirimu sendiri! Aku masih ingin hidup, dasar bodoh!!"

"Serang entitas itu! Atau aku yang akan menyerangmu, orang gila!" Ilmuwan lain menodongkan senjata yang kurang lebih sama.

"Kau pikir aku tidak bisa menyerangmu juga!" Pria itu mengambil senjata dan menembak langsung orang yang berteriak padanya tepat di kepala.

"Dasar idiot bodoh!! Sialan apa yang kau lakukan!! Mati sana!" Seorang lagi meninjunya. Dan lagi menembak menembak SCP yang mengamuk dengan beruntun.

"Kau saja yang mati, orang tua sialan! Jangan aktivasi kode lima! Kumohon! Tidak!!"

Mereka dimakan bulat-bulat oleh makhluk itu, mereka yang tercabik pun dimakan. Tak ada yang benar-benar bisa menghalangi niat SCP-096 untuk membunuh. Beberapa ilmuwan yang masih bertahan akhirnya menyerah juga, mereka telah pasrah akan dimakan atau mati karena gas saraf* sebagai tindak pencegahan terakhir.

Benar saja, satu persatu dari para ilmuwan tumbang saat bernapas dengan panik. Selama SPC-096 memakan orang-orang yang melihat wajahnya, ia juga menghirup gas tersebut. Sempat tumbang untuk benerapa waktu, namun ia berhasil keluar saat pintu utama rusak akibat dobrakan besarnya dan memulihkan diri.

Entitas itu berlarian, menerobos apa saya yang menghalangi jalannya. Tembok, orang-orang, bahkan tim militer yang mencoba menghentikannya namun gagal. Makhluk itu telah membantai hampir seluruh penghuni site yang bertugas. Ia terus berlari dengan panik, hingga tembok yang kali ini ia terobos adalah tembok akhir bangunan.

SPC-096 benar-benar lepas, ia keluar dari tempat itu dengan amarah luar biasa. Berlari melebihi apapun, menyeberang lautan, hingga panasnya gurun. Tak ada yang bisa menghentikan kemarahan makhluk itu.

Sebelumnya di ruang keamanan utama site, Oleksei menatap nahas pada monitor yang menunjukkan orang-orang yang terjebak di dalam ruang observasi. Ia telah berhasil mengunci mereka di dalam, dan dengan beberapa tombol, angka sandi, nomor kartu kerja.

Oleksei bisa melepaskan gas saraf di dalam ruang observasi. Menembak dua ilmuwan pengawas sebelum mereka menyalakan alarm tanda bahaya. Beberapa orang menatap mengais perhatian pada kamera pengawas di ruang itu. Namun Oleksei tidak akan memberikan simpatinya begitu saja.

Dengan senyum miris di bibir, ia menyaksikan orang-orang itu tercabik, tertembak, dimakan tanpa ampun. Dan dengan langkah ringan juga senyum lebar, ia berjalan di koridor yang telah dipenuhi cetak darah tanpa ada mayat. Mereka telah dimakan oleh SCP-096 yang lepas.

____

Euclid*: Tingkat bahaya suatu entitas. Euclid adalah tingkatan ke dua, yang berarti sangat berbahaya. Dikategorikan sebagai euclid karena belum sepenuhnya dipahami, namun dapat dijinakkan dan ditahan.

Gas saraf*: Venomous agent X (VX), disebut juga gas saraf. Gas beracun mematikan yang dapat bereaksi bahkan beberapa detik setelah terpapar. Digunakan untuk senjata perang, pembunuhan masal, dll. Yang akhirnya dilarang pada Konvensi Senjata Kimia PBB 1997.

a/n: Jangan tanya Organisasi SCP bisa diijinkan penggunaan bahkan dapet bahannya dari mana:) Dewan-O5 terlalu dalam buat kamu selami.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro